Karhutla di Sungai Pinyu Terus Meluas

Upaya Pemadaman Terkendala Medan

ASAP. Asap dari kebakaran hutan dan lahan di Desa Sungai Rasau, Kecamatan Sungai Pinyuh, terlihat dari kejauhan. (ARI SANDY/RK)

eQuator.co.id – MEMPAWAH-RK. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di kawasan gambut Desa Sungai Rasau, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, terus meluas. Petugas kesulitan memadamkan api karena minimnya sumber air dan sulitnya akses ke lokasi titik api.

Hingga Kamis (18/7), sudah puluhan hektar lahan yang terbakar. Kepulan asap hitam dan putih membumbung tinggi ke udara dan dapat terlihat dari jarak belasan kilometer.

Karhutla yang terjadi di arah selatan Ibu Kota Kabupaten Mempawah ini juga menyebabkan kabut asap dan pencemaran udara.

“Kebakaran besar terjadi sekitar ‪Selasa siang. Diperkirakan sudah puluhan hekter lahan yang terbakar. Saya tidak tahu pasti penyebab kebakaran lahan tersebut,” kata Kepala Desa Sungai Rasau, Edwar.

Edwar mengakui terus melakukan pemantauan. Bahkan pada ‪Kamis (18/7), dia bersama stafnya langsung terjun meninjau ke lokasi kebakaran.

Menurutnya, api sulit dipadamkan karena minimnya sumber air. Selain itu, medan yang berat membuat mobil pemadam kebakaran sulit mendekati titik api.

“Tim Manggala Agni juga sudah ada di lokasi. Tapi mereka mengalami kesulitan karena minimnya sumber air dan medan yang berat. Kemungkinan hanya hujan yang dapat memadamkan apinya. Dari pihak desa, kita akan terus melakukan pemantauan dan meminta masyarakat untuk membantu melakukan upaya pemadaman sehingga kebakaran tidak terus meluas,” katanya.

Edwar meminta masyarakat tidak membakar hutan dan lahan di musim kemarau seperti saat ini. Pembakaran hutan dan lahan dapat menyebabkan kabut asap sehingga menganggu transportasi dan kesehatan.

“Saya berharap pihak polisi akan bersikap tegas, jika ada masyarakat yang masih nekat membakar hutan dan lahan. Karena pembakaran hutan dan lahan merupakan tindak pidana dan itu ada sanksi hukumnya,” pungkasnya.

Sejak terjadinya karhutla di wilayah tersebut pada Selasa (16/7), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama pemadam kebakaran yang ada di Kabupaten Mempawah terjun ke lokasi. Selain itu, pihak kepolisian serta relawan juga turun ke lokasi memadamkan api.

Satu unit helikopter dari BPBD Provinsi Kalbar juga diterjunkan dalam upaya pemadaman.

Kapolsek Sui Pinyuh AKP Shandy mengatakan, pihaknya belum tahu penyebab kebakaran, namun cuaca panas dan tiupan angin kencang diperkirakan membuat lahan yang terbakar meluas.

Proses pemadaman juga sempat terkendala karena akses lokasi menuju titik api sulit dijangkau.

“Jalan menuju titik api cukup sulit, kita tidak bisa menggunakan mobil pemada dan hanya bisa menggunakan damkar mini, itupun tidak sampai ke titik utama,” ungkapnya.

Kepala BPBD Mempawah Hermansyah mengatakan, kebakaran ini diperkirakan menghanguskan lebih dari 50 hektar lahan yang ada. Sebagian besar adalah semak belukar dan perkebunan sawit.

Kebakaran tidak mengakibatkan korban jiwa karena jauh dari pemukiman warga. Hanya saja, polusi dari asap yang cukup tebal bisa berimbas terhadap kesehatan masyarakat.

“Angin cukup kencang, membuat api cepat menyebar. Kita berharap, kabut asap tidak menyebar dan dapat dinetralkan dengan cuaca saat ini,” ujar Hermansyah.

Mantan Camat Mempawah Timur ini menyebut, selain kebakaran di Desa Rasau, sebelumnya kebakaran juga terjadi di beberapa titik Kecamatan Mempawah Timur. Yakni di Desa Antibar Moton dan wilayah Kecamatan Anjongan. Namun, skalanya kecil. (sky)