eQuator.co.id – PUTUSSIBAU – RK. Sejumlah institusi yang tergabung dalam tim peneliti gizi ibu dan balita menggelar Diseminasi Hasil Penelitian di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kapuas Hulu, Jumat (22/2). Hadir dalam kegiatan tersebut pihak Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, perusahaan perkebunan sawit Sinar Mas serta tamu undangan lainnya.
Diseminasi hasil penelitian dengan judul ‘Pendorong Pemilihan Makanan dalam Konteks Perubahan dari Produksi Tanaman Pangan Menjadi Tanaman Keras di Indonesia” serta edukasi kepada ibu balita dan kader diwilayah penelitian (Kalimantan Barat dan Papua) itu telah dilaksanakan sejak tahun 2017 di Kapuas Hulu. Daerah sampel di lima kecamatan. Yaitu Kecamatan Kalis, Batang Lupar, Semitau, Puring Kencana dan Empanang, dengan total 24 desa.
“Penelitian ini ada tiga kali survei, kami mengikuti pola makan ibu di tiga musim, pertama dua Minggu sebelum panen, kemudian saat panen pada bulan April – Mei, dan sesaat sebelum panen di Oktober – November,” terang Nia Novita selaku tim peneliti dari Jurusan Gizi Fakultas Brawijaya Malang.
Dijelaskannya, hasil temuan di lapangan, bahan-bahan makanan lokal masih digunakan nasyarakat. Tetapi masih ada yang tidak menyadari bahwa potensi makanan lokal, keberagaman hayati yang ada di sekitar hutan-hutan mereka itu mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Oleh karena itu, pihaknya merekomendasi bagaimana makanan atau kearifan lokal yang sudah ada di sekitar masyarakat ini dijaga. Kemudian masyarakat diberikan pemahaman bahwa sumber-sumber makanan tersebut sangat kaya jenis dan jumlah gizinya dikonsumsi dengan baik oleh masyarakat. “Justru ini yang menjadi kearifan lokal yang hanya ada di Kapuas Hulu, dan mungkin tidak ada di daerah lain,” kata Nia.
Dari hasil penelitian kata dia, Kapuas Hulu memiliki berbagai jenis sayur yang kaya akan vitamin A dan C, serta buah-buahan hutan. Begitu juga dengan beragam jenis ikan air tawar yang hidup di perairan dan danau di wilayah Kapaus Hulu.
“Contoh sayur-sayuran pakis itu banyak sekali. Kemudian ikan-ikan, itu kaya akan omega tiga dan protein hewani. Kami lihat jenis ikan sungainya sangat beragam dan itu sangat baik untuk memecahkan masalah gizi yang ada di sini,” paparnya. Nia mencontohkan ikan-ikan kecil bisa diolah dengan cara sederhana sangat baik diberikan kepada balita maupun ibu.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kapuas Hulu Harisson mengatakan, masalah gizi di Bumi Uncak Kapuas harus dipahami secara baik oleh masyarakat. Ibu-ibu kadang masih belum memahami tentang pentingnya pemberian asupan gizi yang baik kepada balita. Nantinya secara bersama-sama lintas sektor akan melakukan pemberdayaan wanita dengan baik, salah satunya dengan mengintensifkan penyuluhan. “Lakukan penyuluhan ke ibu-ibu rumah tangga, bagaimana cara memasaknya, bahan-bahan apa saja yang sebenarnya mempunyai nilai gizi tinggi untuk balita,” jelasnya.
Seperti diketahui hasil penelitian bahwa Kapuas Hulu kaya sekali terhadap bahan-bahan makanan yang mempunyai gizi tinggi. Hanya saja selama ini kurang dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga untuk diberikan kepada balitanya.
Selain itu, pihaknya terus berupaya meningkatkan kompetensi pengetahuan kader-kader kesehatan masyarakat di Kapuas Hulu. “Karena kader ini merupakan ujung tombak, kalau mereka paham dalam mengajarkan ibu-ibu tentang pemenuhan gizi tersebut di wilayahnya itu sangat kita harapkan,” demikian Harisson.
Laporan: Andreas
Editor: Arman Hairiadi