eQuator.co.id – Putussibau-RK. Tingginya intensitas hujan mengguyur Kapuas Hulu, membuat beberapa kecamatan dilanda banjir, Sabtu (18/6) malam. Bahkan di daerah Hulu Kapuas, Desa Tanjung Lokang, Putussibau Selatan, terjadi banjir bandang dan longsor yang menghanyutkan sedikitnya tujuh rumah, sebuah gereja, serta menewaskan seorang anak.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Polsek Putussibau Selatan, bencana longsor mengakibatkan banjir bandang melanda Desa Tanjung Lokang pada Sabtu malam. Empat warga menjadi korban, salah seorang diantaranya balita berusia delapan bulan meninggal. Bocah laki-laki berusia tujuh tahun menderita luka parah dan patah kaki. Begitu juga dua wanita berusia 56 dan 33 tahun menderita luka parah.
Longsor dan banjir bandang menghanyutkan 12 rumah warga, gereja dan dua perumahan guru. Kemudian empat rumah warga lainnya rusak parah.
Camat Putussibau Selatan, Iwan Setiawan M.Si mengatakan, informasi dari Kepala Desa (Kades) Tanjung Lokang, ini banjir terbesar melanda wilayahnya. “Secara rinci kita belum tahu persis kerusakan lainnya. Yang terendam katanya banyak, namun belum kita inventarisir semua,” ujar Iwan di kantornya, Senin (20/6).
Menanggapi informasi yang disampaikan masyarakat dan Kades Tanjung Lokang, Pemkab Kapuas Hulu melalui instansi akan meninjau langsung ke lokasi. Pemkab sudah membentuk tim termasuk dari BPBD, Dinkes, Dinsosnakertrans, P2 dan unsur Muspika Putussibau Selatan. “Hari ini berangkat ke lokasi, Dinkes ada tujuh petugas termasuk dua dokter spesialis. Mereka menggunakan satu speedboat, rombongan yang lain menggunakan dua speed, jadi ada tiga speed,” papar Iwan.
Dikatakan Iwan, delapan bangunan yang terseret banjir, satu diantaranya adalah gereja. Kemudian dua rumah guru di Desa Tanjung Lokang. Sedangkan korban banjir dan longsor sudah dievakuasi ke rumah keluarga. “Satu meninggal dan empat luka-luka,” ungkap mantan Camat Hulu Gurung ini.
Rombongan Pemkab akan memberikan bantuan kepada warga, seperti selimut, kelambu, tikar dan sejumlah makanan ringan. “Sambil kita inventarisasi dulu, seperti apa kondisinya yang terpapar karena banjir. Karena disana memang terdapat Sungai Bungan yang bermuara ke Sungai Kapuas,” ungkap Iwan.
Iwan mengimbau masyarakat Desa Tanjung Lokang agar bersabar, sambil menunggu penanganan dari pemerintah daerah. “Karena tadi malam kita langsung melakukan pertemuan di pendopo bupati, beliau sangat merespon. Jadi kita minta supaya warga bersabar,” tutup Iwan.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu, Kasianus Kintoi akan menyerahkan bantuan langsung ke warga korban banjir dan longsor di Desa Tanjung Lokang. “Kepala BPBD langsung yang turun bersama pihak kepolisian. Dari BPBD ada menyerahkan bantuan, selimut, makanan kaleng siap saji, kelambu, tikar,” papar Kintoi.
Hingga saat ini BPBD belum menerima laporan adanya bencana banjir terparah dari daerah lain, selain Tanjung Lokang. Mengingat hujan deras dan banjir terjadi diperkirakan dua hari belakangan ini.
“Kalau di sana (Tanjung Lokang) informasinya memang banjir bandang dan longsor. Kalau di wilayahPutussibau ini kan baru satu malam hujannya,” kata Kintoi.
Hujan yang berpotensi mengguyur Kapuas Hulu beberapa hari kedepan perlu diwaspadai masyarakat. Terutama yang berdomisili di daerah pesisir. “Kita sudah beri informasi ke masyarakat melalui radio dan imbauan langsung ke semua kecamatan. Kita mengimbau masyarakat agar antisipasi, karena intensitas hujan masih tinggi, bisa menyebabkan bencana banjir,” ucap Kintoi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada warga setempat maupun perangkat desa yang bisa dihubungi.
Hantui Ketapang
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketapang, Nur Alim menegaskan, prakiraan kondisi cuaca ekstrim, hujan disertai angin kencang terjadi di wilayah Ketapang hingga Sabtu (25/6) mendatang.
Masyarakat, khususnya nelayan serta penyedia dan pengguna jasa transportasi laut dan sungai harus waspada dan berhati-hati. “Hujan disertai angin kencang dapat terjadi akibat dari penguapan air laut yang lari ke perairan Ketapang,” jelas Nur Alim, Senin (20/6).
Meskipun cuaca di Ketapang tidak separah di Pulau Jawa, hingga menelan korban jiwa, namun warga harus waspada. Terlebih nelayan dan pengguna jasa transportasi sungai dan laut, terutama pada sore dan malam hari. Meskipun hujan tidak deras, namun kewaspadaan masyarakat khususnya pengguna jasa angkutan sungai dan laut harus siaga. Kondisi cuaca seperti ini, kekuatan hembuasan angin dapat menimbulkan gelombang mencapai 2,5 hingga tiga meter.
Imbauan ini disampaikan berdasarkan prakiraan BMKG. Masih banyak awan konventif yang memungkinkan hujan akan sering terjadi. Yang mana diawal terjadinya hujan akan disertai angin kencang. “Warning atau peringatan ini akan berlaku hingga Sabtu mendatang. Jadi semua pihak diminta untuk waspada,” tegas Nur Alim.
Nur Alim juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan handphone selular di lokasi terbuka pada saat cuaca ekstrim. Terutama para petani yang sedang berada di sawah. Sinyal selular dapat memancing gelombang elektromagnetik yang dapat memicu terjadinya sambaran petir. “Kita juga minta pihak terkait untuk dapat menebang atau memangkas pohon-pohon besar yang rawan tumbang. Mengingat pada cuaca ekstrim seperti ini, pohon-pohon tua rawan tumbang akibat diterjang angin kencang,” ulasnya.
Reporter: Andreas, Jaidi Chandra
Redaktur: Andry Soe