eQuator – TANJUNG SELOR-TARAKAN-RK. Ratusan massa pendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) nomor urut 1 kembali melakukan aksi demo menuntut agar laporan mereka terkait dugaan pelanggaran Pilkada segera diumumkan hasilnya.
Namun, tidak seperti sebelumnya, aksi demonstrasi kali ini berujung tindakan pengerusakan fasilitas pemerintah dan beberapa kendaraan dinas yang berada di Kantor Gubernur Kaltara, Sabtu (19/12).
Kerumunan massa terlihat mendatangi Kantor Gubernur Kaltara di Jalan Kolonel Soetadi, Tanjung Selor, sekira Pukul 11.30 WITA. Polisi yang membarikade pintu masuk di Jalan Agatish kewalahan menahan massa yang terus mendesak masuk halaman kantor gubernur.
Pasukan Brimob pun diterjunkan membantu menahan desakan massa yang kian beringas. Semprotan air dari mobil water cannon juga tak mampu menghalau massa. Termasuk tembakan gas air mata yang diarahkan ke kerumunan massa.
Massa akhirnya bisa menembus masuk ke lingkungan Kantor Gubernur. Saat terdengar kegaduhan di halaman kantor gubernur, rapat pleno KPU yang berlangsung di dalam ruangan juga baru selesai. Tampak Wakapolda Kaltim bergegas keluar dari ruangan ketika mendengar suara gaduh. Sementara Pj Gubernur, Komisioner KPU dan Komisioner Bawaslu serta tamu undangan lainnya diamankan di dalam ruangan tersebut.
Kapolres yang mencoba menenangkan massa melalui alat pengeras suara (mikrofon) seakan tak digubris. Sejumlah massa mengamuk memecahkan kaca mobil Fortuner yang membawa Wakapolda. Bukan hanya itu, mobil dinas Pj Gubernur yang terparkir di depan pendopo kantor gubernur tak luput dari amukan massa. Kaca mobil bagian depan pun dipecahkan serta beberapa kaca kantor ikut dipecah.
Beberapa saat kemudian, Ketua Bawaslu Kaltara Siti Nuhriyati, menemui massa. Dia menyampaikan jawaban dari apa yang diinginkan masyarakat. Yaitu soal keputusan dari laporan yang telah disampaikan Tim Pejuang.
Siti mengatakan bahwa hingga kemarin komisioner Bawaslu masih melakukan pleno untuk mengambil keputusan tersebut. Bawaslu juga telah meminta konfirmasi para saksi dan memeriksa bukti-bukti yang diajukan. Ia mengatakan sesuai dengan batasan waktu yang diberikan, keputusan soal laporan tim sukses paslon nomor urut 1 akan diumumkan malam ini (malam tadi,red) sekitar Pukul 21.00 WITA.
Massa sempat mereda. Entah kenapa, beberapa jam kemudian ketegangan kembali terjadi. Massa yang sebelumnya sempat keluar pagar Kantor Gubernur, kembali mendesak masuk. Aksi dorong dan saling baku hantam dengan petugas pun tak terelakkan.
Kericuhan kembali terjadi. Di lingkungan perkantoran, massa yang tak terkendali kembali merusak fasilitas pemerintah. Mereka kembali memecah kaca dan merusak peralatan kantor gubernur.
Bahkan, saat menjelang sore hari, massa yang kian tersulut emosinya semakin tak bisa dikendalikan. Mereka membakar gedung serbaguna Kantor Gubernur, serta beberapa mobil yang ada di lingkungan kantor. Beruntung, petugas sigap memadamkan api, sehingga kantor gubernur tak terbakar habis.
Kepala Biro Pemerintahan Pemprov Kaltara Datu Iqro’ Ramadhan, mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan aksi massa yang secara brutal dengan melakukan aksi pembakaran. “Kalau seperti ini, siapa yang akan bertanggung jawab?” tanya Datu Iqro saat dijumpai Berau Post (Jawa Pos Group), kemarin.
Dia mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Sekprov dan Pj Gubernur Kaltara untuk mengamankan berkas-berkas penting yang masih ada di dalam ruangan tersebut. “Tadi saya juga sudah berkoordinasi dan meminta pegawai untuk segera mengamankan arsip-arsip penting,” ungkapnya.
Diakuinya, pihaknya telah mengamankan arsip-arsip penting yang berkaitan dengan pengangkatan PJ Gubernur, berkas tentang laporan keuangan dan SP3D serta berkas kaitan dengan pemekaran Kaltara, dan kependudukan. Begitu pula berkas yang ada di kantor kepegawaian.
“Semuanya kami selamatkan agar tidak terbakar,” katanya.
Dia menyebutkan ada enam mobil dinas yang dibakar dan sudah tidak berbentuk di antaranya, tiga unit mobil dinas, dan tiga unit mobil yang dirusak. “Sementara untuk sepeda motor, saya belum hitung. Yang jelas gedung serbaguna dan gedung BKD nyaris hangus terbakar,” pungkasnya.
Dari pantauan, awalnya para pendemo hanya membakar ban mobil di Jalan Agathis sambil menyampaikan orasinya dengan meminta Ketua Bawaslu hadir di tengah mereka untuk menyampaikan hasil laporan mereka. Tapi hingga Pukul 15.30 WITA, Ketua Bawaslu pun tak kunjung ada.
Tak ayal, pendemo pun mulai anarkis dengan melakukan pelemparan batu dan menerobos barisan tameng Brimob Polda Kaltim. Sehingga, beberapa fasilitas pemerintah di Kantor Gubernur Kaltara pun dirusak dan dibakar.
“Semua armada kita turunkan untuk memadamkan api,” ungkap salah seorang petugas PMK. Api baru bisa dipadamkan sekira Pukul 17.30 Wita.
Meski sempat terjadi kegaduhan di kantor Gubernur Kaltara, namun aktivitas masyarakat di sejumlah tempat lainnya tetap berjalan lancar dan kondusif.
Sementara itu, calon gubernur Kaltara nomor urut 1 Jusuf SK, mengatakan aksi pembakaran di Tanjung Selor, Bulungan, yang merupakan buntut demo pilkada Kaltara telah didengarnya. Namun, mantan Walikota Tarakan ini enggan menanggapi lebih jauh.
“Saya no comment, karena saya tidak di situ. Dan ini gerakan masyarakat, bukan dari pasangan calon, bukan dari timses,” cetus Jusuf saat dihubungi melalui telepon selularnya malam tadi (19/12).
Berdasarkan pantauan Radar Tarakan (Jawa Pos Group), gedung pertemuan serbaguna Pemprov Kaltara, 3 mobil pelat merah, dan 2 mobil pelat hitam dibakar massa yang anarkis. Puluhan kaca berbagai kantor turut pecah karena batu lemparan massa.
Dari berbagai sumber menyebutkan, aksi massa dimulai sekitar pukul 11.00 Wita dan baru bisa dibubarkan sekitar pukul 18.30 Wita melalui negosiasi yang di lakukan oleh Kapolda Kaltim-Kaltara, Irjen Pol Safaruddin. Sempat disebut kalah jumlah dan tidak siap hingga massa lolos masuk dan mersuak kantor gubernur, Safaruddin menampik dan berkilah dengan alasan lebih sabar.
“Kami tidak kalah jumlah. Hanya saja memang kami lebih bersabar dulu. Kami lebih persuasif, nego. Kami soft power dulu. Kan ada langkah-langkahnya,” ujar Safaruddin.
Bantuan keamanan kemarin dapat dibilang berlapis. Kekuatan datang dari seluruh kabupaten/kota di kaltara. Demi menjaga rahasia kekuatan, Safaruddin menolak meyebutkan jumlah personel yang turun mengamankan unjuk rasa.
“Tidak usah disebutkan, karena itu menyangkut kekuatan kami,” kata Safaruddin seraya menyebut, dalam proses pengamanan ada personelnya yang terluka.
“Yah, nanti akan kami rawat, kami obati,” ucapnya. Sempat terjadi tiga kali penyerangan, polisi dan brimob yang berada di lapangan tidak melakukan aksi pukul mundur. Terkait hal ini, Safaruddin mengaku sedang mengusahakan negosiasi.
“Kami usahakan negosiasi. Tapi, mereka memang agak-agak agresif. Tapi, terakhir kami nego dan mereka akhirnya bersedia untuk bubar,” tutur Safaruddin.
Mengapa dalam strategi pengamanan kantor gubernur polisi tidak memasang brikade dan kawat berduri? Safaruddin hanya mengatakan, besok (hari ini) akan lebih siap dan memasang kawat berduri. Terkait ancaman jumlah massa lebih banyak pada hari ini (20/12), ia pun menjawab santai.
“Tidak apa-apa. Kami hadapi. Pokoknya Negara tidak boleh kalah dengan siapapun yang akan mengganggu keamanan Negara,” tegas Safaruddin.
“Di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara saya yang bertanggung jawab terhadap keamanannya. Apapun risikonya akan saya hadapi,” sambung dia.
Apakah tidak menambah personel? Safaruddin mengaku tidak akan menambah personel lagi. Ia mengaku akan stay dan berkantor di Tanjung Selor hingga suasana kondusif dan aman.
“Sampai aman saya akan berada di Kalimantan Utara ini,” ucapnya. (Berau Post/Radar Tarakan/JPG)