eQuator.co.id-PONTIANAK. Kabar ditangkapnya sejumlah tokoh KAMMI Pusat saat berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/5), dikecam Ormas itu di Kota Pontianak.
“Sebelumnya pada Aksi Harkitnas oleh Aliansi BEM Seluruh Indonesia yang juga berakhir dengan tindakan represif aparat,” ungkap Muhammad Suriansyah, tim Ahli Bidang Kebijakan Publik KAMMI Pontianak.
“Aksi pemukulan dan penahanan terhadap mahasiswa yang dilakukan oleh aparat ini tentu telah menodai semangat dari reformasi kebebasan berpendapat di muka umum,” tegas Suriansyah.
“Mereka hadir dengan kedamaian, mengkritisi kinerja pemerintah yang sampai saat ini belum mampu menjawab kepercayaan yang telah diberikan oleh rakyat Indonesi,” tandasnya.
Pemuda yang juga koordinator Aliansi BEM Seluruh Indonesia untuk wilayah Kalbar dan Kalteng ini menyebut bahwa para mahasiswa tersebut tergerak karena supremasi hukum yang lemah sehingga banyak kasus yang merugikan rakyat tak juga selesai.
Karenanya Suriansyah meminta DPR RI untuk mengevaluasi kinerja Polri. “Mengapa mereka selalu represif terhadap penyampaian aspirasi oleh mahasiswa dan masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menuntut pemerintah bertanggung jawab dan mengusut aksi kekerasan yang dilakukan aparat ini dalam aksi mahasiswa. “Ini demi menjaga kebebasan berpendapat di muka umum yang dijamin oleh konstitusi,” pungkasnya.
Sebelumnya beredar kabar tujuh kader PP KAMMI sempat diamankan oleh pihak kepolisian saat menggelar demonstrasi di depan Istana Negara, (25/5).
Aksi unjuk rasa tersebut dikabarkan ricuh dan sejumlah peserta aksi juga mengalami luka dan sempat dilarikan ke rumah sakit. (isa)