eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Serupa dengan kegiatan Pesparawi di Kota Pontianak, beberapa waktu lalu, Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional XXV menjadi perbincangan. Sebab, harga sewa kamar per malamnya mencapai jutaan rupiah. Mahalnya tariff dapat dilihat melalui pemesanan via online.
Salah satunya Grand Mahkota Hotel. Pantauan Rakyat Kalbar, Jumat (28/6), hotel yang cukup ternama di Kota Pontianak ini di situs onlinenya mencantumkan biaya sewa menginap di hotel ini mencapai puluhan juta rupiah. “Memang benar untuk harga menginap yang kita tampilkan di situs online seharga Rp10 juta. Ini kita lakukan, yang memang sudah kontrak dengan Online Travel Agent (OTA) jadi tidak mungkin pemesanan kamar ditutup. Harga kita naikkan, agar konsumen tidak mem-booking kamar,” ujar General Manager Grand Mahkota Hotel Pontianak, M Rizal Razikan.
Dikatakan Rizal, pihaknya menaikkan harga sewa kamar, karena untuk pemesanan sudah tutup. Artinya, jumlah kamar yang tersedia sudah full terisi, khususnya tamu-tamu even STQ Nasional yang dipusatkan di Kota Pontianak. “Kita sudah full 100 persen hingga tanggal 5 Juli nanti usai STQ,” ucapnya
Sebelumnya, Pontianak juga menjadi tuan rumah even Lion Dance Kompetensi Tingkat Asia. Selang berapa hari dilanjutkan dengan STQ Nasional XXV. Sehingga berdampak pada hunian hotel di provinsi ini. “Kalau event Lion Dance kemarin, kita tidak full terisi, masih di dalam kondisi normal. Mulai penuh sejak persiapan STQ berlangsung hingga usai nanti. Kedepan, informasinya akan ada even besar lagi, Dragon Boat. Kita perkiraan hunian di Pontianak akan kembali terisi,” sebutnya
Digelarnya event skala nasional dan Kalbar menjadi tuan rumah, kata Rizal, tentu sepenuhnya didukung oleh industri usaha di provinsi ini. Terlebih, GM Hotel, kata Rizal tentu mendapatkan keuntungan dari tamu-tamu yang menginap di hotel yang dinaunginya. “Harapannya pemerintah bisa membuat event-even dengan skala nasional dan internasional di Pontianak, agar hunian hotel dan kuliner juga meningkat. Belum lagi usaha kecil lainnya yang juga ikut merasakan dampak positifnya,” tukasnya.
Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kalbar, Yuliardi Qamal mengatakan, pihaknya membenarkan bahwa adanya tarif sewa hotel yang menjulang tinggi pada even STQ kali ini. Dia mengatakan, kejadian tersebut serupa dengan event Pesparawi Nasional, dimana Kalbar terpilih menjadi tuan rumah penyelenggara. “Even STQ ini sama dengan Pesparawi, dimana hotel-hotel penuh diisi oleh tamu. Bahkan seperti Pesparawi, ada yang menginap di rumah warga, karena tidak mencukupi. Sehingga pada waktu itu, hotel menampilkan harga di situs online dengan harga tinggi yang tidak mungkin orang beli. Sebab, kamarnya memang sudah tidak ada, tapi pihak hotel harus tetap mengisi daftar harga di situs tersebut,” kata Yuliardi Qamal.
Namun kata Yuliardi, untuk kegiatan STQ kali ini, dia memandang tidak semua hotel melakukan hal serupa. Bahkan, dia melihat masih ada beberapa hunian yang tidak mendapatkan tamu dari kontingen STQ. Artinya, masih ada peluang untuk di pesan dengan harga yang normal. “Jadi di online ini harga hotel yang tinggi memang sudah penuh, tapi saya rasa tidak semua hotel penuh, ada beberapa yang masih bisa dipesan, tapi untuk hotel-hotel di bawah payung PHRI dalam even ini semua full,” pungkasnya.
Laporan: Nova Sari
Editor: Yuni Kurniyanto