Kalbar Sabet Miss Earth Indonesia 2019

Diguyur Hujan, Titik Api di Ketapang Menurun

PENYERAHAN MAHKOTA. Dari Miss Earth sebelumnya Ratu Vashti Annisa kepada Cinthia Kusuma Rani, Sabtu (24/8). repro

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Tentu saja bukan karena Kalbar termasuk 3 besar Karhutla hingga Cinthia Kusuma Rani dinobatkan sebagai Miss Earth Indonesia 2019. Yang pasti, Cinthia memahami masalah lingkungan dan bencana alam Karhutla di daerah asalnya.

Wajah sumingrah pun terpancar di wajahnya ketika panitia menyebut namanya. Setengah tak percaya, gadis cantik itu pun maju ketika MC memanggil namanya. Sambil melambai-lambaikan tangan ke pendukungnya, Cinthia tersenyum lebar ketika di kepalanya dimahkotai Miss Earth Indonesia 2019.

Luar biasa. Ia mampu mengalahkan 29 finalis di malam puncak yang dihelat di Grand Ballroom Sun City, LTC Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (24/8) malam lalu.

Di babak 10 besar, Cinthia ditantang untuk menjawab pertanyaan yang tentunya di ajang ini memfokuskan pesertanya untuk sadar akan pentingnya lingkungan hidup. Sebelumnya, kepada Rakyat Kalbar, dia bilang Karhutla penting dikemukakan dalam pemaparan kepada dewan juri. Dewan juri menanyakan bagaimana jika ia menjadi seorang agen produksi Coca Cola.

“Hal yang saya lakukan adalah mengganti packaging produk tersebut menjadi kemasan tanpa plastik,” ujar gadis 22 tahun itu dalam bahasa Inggris yang fasih.

Lantas, Cinthia mengatakan pentingnya penggunaan plastik dikurangi secara signiikan. Dibutuhkan tempat makan atau minuman yang menjadi wadah produk bisa didaur ulang. Sehingga menjadi ramah lingkungan.

“Because our earth is own home and our home is responsibility (Karena bumi kita adalah rumah sendiri dan rumah kita adalah tanggung jawab,red),” jawabnya yang disambut riuh penonton.

Penilaian dari para dewan juri dimulai sejak para finalis ini mengikuti masa karantina. Pendiri komunitas @greenispioneer ini juga sudah sering menyuarakan tentang kepeduliannya terhadap alam dan lingkungan. Di Kalbar, Cinthia memang sering kampanye kegiatan anti Kahutla.

Runner up ditempati oleh Anindita Pradana Suteja yang mendapat gelar Miss Earth Indonesia Air 2019. Di urutan ketiga dengan gelar Miss Earth Indonesia Water 2019 diraih oleh Beivy Marcella Sumampou. Untuk kategori Miss Earth Indonesia Fire 2019 diraih oleh Clarissa Valerie Muliaman. Dan Miss Earth Indonesia Eco Tourism 2019 diraih oleh Hillary Tasya Medina.

Pemilihan Miss Earth ini dipersembahkan oleh Yayasan El John Indonesia, El John Pageants dan Jims Honey. Didukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Global Compact.

Perwakilan Yayasan El Jhon Indonesia mengatakan kontes yang berfokus pada kepedulian terhadap masalah lingkungan dan kelestarian lingkungan hidup ini, merupakan kontes yang ke tujuh. “Para anak muda Indonesia dapat menunjukan bakatnya kepada masyarakat internasional,” katanya.

Ia berharap agar ajang ini bukan sekedar mengejar penghargaan, tapi terdapat nilai lebih di dalamnya. “Bagaimana upaya mewujudkan mimpi anak-anak muda Indonesia untuk tampil di panggung dunia. Saya yakin, anak Indonesia tidak kalah hebat dengan bangsa lain,” tutup Johnie.

DARI 44 KE ENAM

Sementara itu, hujan mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Ketapang beberapa hari terakhir. Dampak dari guyuran hujan ini membuat jumlah titik api di Kabupaten Ketapang menurun.

Melalui data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kelas III (BMKG) Rahadi Oesman Ketapang  per 25 Agustus 2018, jumlah hotspot  hanya 6 titik di wilayah Ketapang. Penurunan cukup drastis, sebab sehari sebelumnya BMKG telah merilis ada 44 titik hotspot di wilayah Ketapang, dan mengakibatkan kondisi cuaca yang tidak bersahabat di sejumlah wilayah yang terpantau stasiun BMKG.

Selain itu, saat ini tim penanggulangan Karhutlah di Ketapang sendiri masih berupaya dan terus melakukan pemadaman. Di beberapa wilayah Kecamatan Ketapang, salah satunya di Kecamatan Matan Hilir Selatan (MHS) Matan Hilir Utara (MHU), Kendawangan, Sungai Melayu Rayak dan Tumbang Titi.

Kepala Kantor Stasiun Kelas III BMKG Rahadi Oesman Ketapang, Aqil Ihsan, menjelaskan saat ini kondisi cuaca di sebagian Ketapang seperti kondisi angin dari  arah Tenggara (130°), 7.0 knot (3.6 m/s). Sedangkan untuk jarak pandang masih terpantau stabil di 10 Km.

“Sejauh ini aktivitas penerbangan di bandara Rahadi Osman ketapang masih terpantau lancar dan normal, untuk jadwal keberangkatan masing-masing maskapai tepat pada waktunya dan tidak ada mengalami keterlambatan (delay),” terang Aqil.

Selain itu, cuaca jalur penerbangan dua hari kedepan diperkirakan masih aman. Untuk penerbangan jarak dekat, seperti rute Ketapang-Pontianak dan sebaliknya.

 

Laporan: Suci Nurdini Setiowati, M. Fauzi

Editor: Mohamad iQbaL