eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Peluang ekspor pisang Pontianak ke Malaysia terbuka lebar. Hal ini lantaran permintaan komoditas tersebut di negeri Jiran cukup besar. Dengan begitu Kalimantan Barat (Kalbar) dapat memanfaatkan peluang tersebut. Tapi sayang Kalbar dianggap belum mampu mencukupi pasokan ekspor.
“Permintaan pisang Kalbar dari negara luar seperti Malaysia cukup tinggi. Setiap pekan, mereka bahkan minta sebanyak 300 ton,” ungkap Pimpinan CV Royal Mehar, Enggi Nazilla, belum lama ini.
Enggi Nazilla merupakan eksportir pertama yang mengekspor pisang kepok ke luar negeri. Malaysia adalah tujuannya. Dari permintaan sebanyak 300 ton per pekan dari negara tersebut, perusahaannya baru mampu memenuhi 50 ton saja. Pisang-pisang tersebut, dikatakan dia, berasal dari Kubu Raya dan Mempawah.
“Saat ini kita tengah mencari pemasok pisang lainnya, guna memenuhi permintaan yang masih kurang. Selanjutnya kami berharap dapat menggenjot produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Kami juga berencana untuk mengekspor pisang dalam bentuk olahan atau setengah jadi,” paparnya.
Kepala Balai Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyebut, tahun lalu kontribusi buah pisang Kalbar sebesar 44.462 ton, atau 0,64 persen dari total produksi nasional. Selama tahun 2018 tersebut pula, kata dia, provinsi ini telah mengirimkan buah pisang sebanyak 1.594 ton ke daerah lain di tanah air.
“Akan tetapi untuk pasokan dari buah ini, kita memandang masih belum cukup mampu memasok hingga keluar negeri,” katanya.
Dia juga mengatakan, Kementerian Pertanian saat ini mendorong ekspor pertanian dengan menggagas sejumlah terobosan kebijakan strategis, mulai dari peningkatan volume, frekuensi, tumbuhnya produk pertanian, negara ekspor baru, serta meningkatkan jumlah pelaku usaha baru. Salah satu program untuk mewujudkan hal ini adalah program Agro Gemilang.
Kepala Karantina Pertanian Pontianak, Dwi Susilo menuturkan, melalui program Agro Gemilang pihaknya bersama dengan instansi terkait, serta eksportir pertanian, akan mengupayakan peningkatan kualitas buah pisang sehingga dapat memenuhi pasar global.
“Karantina Pertanian sendiri, juga menjadi penjamin kesehatan dan keamanan buah pisang yang ditandai dengan terbitnya Sertifikat Kesehatan Tumbuhan, sesuai dengan persyaratan negara tujuan,” terangnya.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Heronimus Hero mengungkapkan, ada beberapa kawasan yang tercatat memiliki produksi buah pisang yang paling banyak di Kalbar. Di antaranya Mempawah, Kubu Raya, Singkawang dan Bengkayang.
“Kita Melihat adanya potensi ekspor yang cukup besar terhadap buah pisang khususnya di negeri Jiran, dengan begitu kita juga berupaya untuk lebih meningkatkan budidaya dan pengembangan buah tersebut. Salah satunya dengan menerapkan metode kultur jaringan untuk mendukung perbanyakan buah pisang ini,” pungkasnya.
Laporan: Nova Sari
Editor: Andriadi Perdana Putra