Kain Gelombang Muare Terlahir Kembali

Bupati: Motif Khas Sekaligus Menjadi Identitas Daerah

Gelombang Muare Reborn. Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan didampingi Ketua Dekranasda Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan mengenalkan motif Gelombang Muare Reborn yang diluncurkan secara resmi pada Malam Grand Final Pemilihan Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya di Gardenia Resort and Spa Kubu Raya, akhir pekan lalu. Humas for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kubu Raya mengenalkan motif khas Kubu Raya terbaru. Motif yang bernama Gelombang Muare Reborn ini diluncurkan secara resmi pada Malam Grand Final Pemilihan Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya di Gardenia Resort and Spa Kubu Raya, akhir pekan lalu.

Ketua Dekranasda Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan menuturkan, motif terbaru ini merupakan modifikasi dari motif Gelombang Muare yang pernah diluncurkan pada 2012 silam.

“Karena itu diberi tambahan ‘reborn’ yang berarti terlahir kembali. Semangat lahir kembali inilah yang akan memberi motivasi dan semangat baru untuk menuju Kubu Raya yang lebih baik lagi,” ujar Rosalina Muda Mahendrawan, Sabtu (2/3).

Dalam kesempatan itu, Rosalina mengungkapkan, pihaknya telah meluncurkan beberapa motif khas Kubu Raya. Di antaranya, motif Layar Meretas, Gelombang Muare, Kelambu Raje dan Harmoni Serampai. Oleh karena itu, dirinya berharap seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi lainnya di Kubu Raya tetap komit menggunakan motif-motif khas Kubu Raya tersebut. Di antaranya sebagai seragam kantor.

“OPD yang menganggarkan belanja baju batik agar dapat membeli motif-motif khas Kubu Raya,” harapnya.

Rosalina menerangkan, motif Gelombang Muare mengacu pada fakta di mana Kubu Raya merupakan wilayah perairan dan beberapa muara sungai, sehingga hal itu direpresentasikan pada bagian motif dasar yang berbentuk gelombang dan saling mengisi satu sama lain. Termasuk gambaran bunga candelia candel SP dan motif ragam ukir Melayu yang terinspirasi dari akar mangrove.

“Sedangkan pada bagian kaki terdapat motif kapal layar, benteng, padi dan jagung serta ukiran Melayu. Yang bermakna semangat kita untuk terus maju dan berlari lebih kencang serta berproses lebih cepat menuju Kubu Raya yang terdepan dan berkualitas,” terang Rosalina seraya tersenyum.

Rencananya, sambung Rosalina, jenis produksi akan meliputi, tenun, batik tulis dan printing dengan kualitas dan harga yang berbeda-beda. Sedangkan Gelombang Muare Reborn tidak disebut sebagai motif batik Kubu Raya.

“Kita menyebutnya motif khas Kubu Raya. Karena motif-motif khas ini bisa diaplikasikan dalam bentuk kain batik dan bentuk-bentuk lainnya. Seperti kerajinan, ornamen gedung dan lain sebagainya,” tuturnya.

Rosalina berpendapat, kehadiran motif khas Gelombang Muare Reborn menambah lagi khazanah seni budaya Kabupaten Kubu Raya, sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas.

“Sehingga motif Kubu Raya bisa dikenal tidak hanya di Kabupaten Kubu Raya, tapi juga di luar wilayah Kubu Raya,” ulasnya.

Sementara itu, Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan menyatakan, motif khas Gelombang Muare Reborn adalah kebanggaan daerah. Motif khas tersebut sekaligus menjadi identitas daerah.

“Ada filosofinya di situ dan jati diri yang mana kita warga dan masyarakat Kubu Raya tetap harus membawa akar budaya daerah yang kita banggakan,” tegasnya.

Menurut Muda, berbagai karya seni hasil produk budaya yang ada merupakan aktualisasi seni budaya yang terambil dari akar budaya keberagaman di Kubu Raya. Aset tersebut menjadi masif dan membumi di masyarakat, sehingga muncul kebanggaan dan rasa memiliki terhadap daerah sendiri.

“Ini positif untuk menggelindingkan promosi Kubu Raya. Termasuk motif khas terbaru. Ini adalah sebuah ide dan kreativitas dari anak-anak Kubu Raya. Mudah-mudahan bisa menjadi motif khas yang menjadi kebanggaan dan disosialisasikan ke masyarakat. Mulai dari aparatur sipil negara sampai masyarakat bisa mengakses dan nantinya menggunakan sebagai motif khas yang dibawa kemana-mana,” ucap Bupati Kubu Raya.

Reporter: Syamsul Arifin

Redaktur: Andry Soe