eQuator.co.id – Kaget serentak, satu hari, lalu melongo serentak. Melongonya bisa berhari-hari. Sambil berdecak-decak. Heran. Kagum. Marah. Pasrah.
Spekulasi itu mulai terbukti bukan spekulasi. Mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatan ketua umum Golkar kian jelas apa penyebabnya.
Rapim Golkar benar-benar terjadi tanggal 13 Agustus, tadi malam, tiga hari setelah pengunduran diri. Itu sesuai dengan spekulasi pertama.
Dalam rapim itu yang terpilih sebagai pelaksana tugas (Plt) ketua umum adalah Agus Gumiwang Kartasasmita. Juga sesuai dengan spekulasi yang beredar.
Rapim juga memutuskan: Munaslub Golkar akan diselenggarakan dalam waktu sangat dekat. Yakni tanggal 20 Agustus 2024. Itu juga sesuai dengan urutan dalam spekulasi.
Maka kita tinggal membuktikan tiga spekulasi berikutnya: apakah ketua munaslubnya (penanggung jawab) Bambang Susatyo dan Adies Kadir.
Bambang Susatyo adalah wakil ketua umum Partai Golkar yang juga ketua MPR.
Adies Kadir adalah tokoh Golkar Jatim yang juga ketua DPP Partai Golkar.
Terakhir kita akan menunggu kebenaran spekulasi terpenting: Ketua Umum Golkar akan dijabat Bahlil Lahadalia, dengan wakil ketua umumnya Agus Gumiwang Kartasasmita.
Lalu ada jabatan baru: ketua harian. Akan dijabat Bambang Susatyo.
Dan spekulasi mahapenting yang harus dibuktikan adalah: Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka menjadi ketua dewan pembina yang kekuasaannya dimutlakkan kembali.
Tiga spekulasi pertama sudah terbukti benar adanya. Berarti spekulasi itu bukan spekulasi. Itu ternyata keputusan di bawah meja –mejanya dari kaca sehingga bisa dilihat dari atasnya.
Kalau kemarin orang terkaget oleh mundurnya Airlangga, hari ini orang geleng-geleng kepala. Kok bisa: pohon beringin yang begitu rindang tumbang begitu saja.
Itu jadi humor yang sangat viral. Saya memilihnya sebagai humor politik terbaik tahun ini: sebesar-besar pohon bisa ditumbangkan oleh tukang kayu.
Tukang kayunya pasti sakti. Lebih sakti dari pohon beringin yang berhantu sekali pun.
Maka kesucian sebuah AD/ART partai ikut tumbang.
Spekulasi di bawah kaca pun mengatakan AD/ART Golkar akan diubah di dalam Munaslub minggu depan: ketua dewan pembina bisa dijabat oleh anggota yang masih baru.
Lalu, wewenang ketua dewan pembina diperbesar. Seperti Golkar di zaman Pak Harto.
Bahwa Munaslub begitu terburu-buru Anda sudah tahu: pendaftaran calon kepala daerah harus dilakukan tanggal 27 Agustus.
Tapi dengan Munaslub diselenggarakan 20 Agustus, ketua umum yang baru punya waktu menandatangani berkas pencalonan kepala daerah.
Juga punya waktu untuk menunjuk calon selain yang sudah telanjur dijanjikan ketua umum sebelumnya.
Banyak yang bertanya sambil geleng-geleng kepala: kok bisa?
Kepala banteng tidak ikut geleng-geleng karena tidak lagi punya leher.(Dahlan Iskan)