Kado Manis Terakhir Lorenzo Untuk Yamaha

Lorenzo

eQuator.co.id – Jorge Lorenzo sukses mempersembahkan kado terakhir sangat manis untuk Yamaha di seri terakhir MotoGP 2016 di Valencia kemarin (13/11). Kemenangan sempurna dengan dominasi sejak dari start hingga finis menjadi balapan pamungkas juara dunia kelas premium tiga kali tersebut sebelum mengucapkan sayonara kepada tim lamanya itu dan membela Ducati musim depan.

”Aku benar-benar merasa lega. Kini aku bisa tidur dengan nyenyak setelah berpesta besar malam ini,” ucapnya saat wawancara usai balapan. Itu menjadi kemenangan keempat bagi rider 31 tahun tersebut musim ini dan yang pertama setelah tak pernah lagi berdiri di podium teratas sejak GP Italia 22 Mei lalu.

Kemenangan Lorenzo sudah diprediksi sebelumnya. Dominasinya sejak dari sesi latihan bebas hari pertama menunjukkan bahwa race pace-nya memang sulit ditandingi siapapun. Fakta tersebut semakin sulit dibantah setelah juara dunia kelas 250 cc dua kali tersebut merebut pole position dengan memecahkan rekor sampai tiga kali.

Saat balapan dimulai, dari tiga pembalap yang menghuni baris terdepan, hanya Lorenzo yang mampu melakukan start sempurna. Juara dunia 2016 Marc Marquez mengalami masalah pada kopling yang berakibat pada terangkatnya roda depannya (wheelie) cukup tinggi. Akibatnya dia kehilangan posisi kedua karena tercecer di posisi kelima.

Begitu pula Valentino Rossi yang memulai balapan di urutan ketiga. Start yang tak mulus membuat posisinya direbut rider Suzuki Ecstar Maverick Vinales. Sedangkan bintang Ducati Andrea Iannone yang memulai lomba dari posisi ketujuh mendapatkan ruang kosong untuk melesat di posisi kedua.

Melakukan start sempurna Lorenzo langsung melarikan diri. Sejak dari lap pertama posisinya nyaris tak tersentuh pembalap lain. Pilihan kombinasi ban Medium-Soft untuk depan dan belakang membantunya mendapatkan kecepatan maksimal di lap-lap awal. Saat rival lainnya bertarung berebut posisi kedua Lorenzo justru mempertahankan momentumnya untuk membangun jarak selebar-lebarnya.

Praktis setelah Lorenzo kabur sebagai pemimpin lomba, duel sengit hanya terjadi dalam perebutan dua posisi tersisa di podium. Harapan untuk lahirnya juara kesepuluh sudah mustahil terwujud sejak awal. Enam pembalap terdepan adalah rider yang sudah berstatus juara musim ini. Lorenzo, Iannone, Rossi, Marquez, Vinales, dan Andrea Dovizioso (Ducati).

Duel paling sengit terjadi antara Marquez, Rossi, dan Iannone. Ketiganya bergantian bertarung berebut posisi kedua. Hingga pada Lap 19 dari 30 putaran yang dilombakan, Marquez berhasil mengamankan posisi runner up setelah menyalip Rossi di Tikungan 2. Kemudian melibas Iannone di tikungan terakhir di lap yang sama.

Namun saat itu jarak Marquez dengan Lorenzo sudah terbentang 4,8 detik. Rupanya pilihan ban Marquez tepat. Dengan kombinasi Hard-Soft untuk depan -belakang dia secara bertahap mendekat dengan ke Lorenzo. Pada dua lap terakhir jarak yang sebelumnya empat detik sudah tinggal dua detik saja. Lorenzo yang menggunakan ban depan medium sudah kehilangan banyak grip. Tapi Marquez yang terlalu lama bergelut dalam perebutan posisi kedua kehabisan waktu di bagian akhir lomba.

”Aku rasa start buruk yang membuatku kehilangan peluang bertarung dengan Jorge,” sebut Marquez. ”Aku tidak tahu koplingku mengalami spin dan aku tidak bisa melakukan apa-apa,” tambahnya.

Praktis setelah Marquez melaju di posisi kedua situasinya di depan menjadi lebih stabil. Pertarungan sengit terjadi dalam perebut posisi ketiga antara Iannone, Rossi, dan Vinales. Namun Vinales hanya bertahan beberapa lap. Masalah klasik Suzuki GSX-RR yang selalu kesulitan mempertahankan grip ban belakang di lap-lap terakhir kembali menimpa Vinales.

Setelah bertarung habis-habisan, Rossi memiliki kesempatan terakhir untuk attack di Lap 29 atau satu lap jelang balapan usai. Di Tikungan 12 momen itu tiba. Rossi mencoba melakukan late braking untuk mengejar ketertinggalannya di trek lurus panjang. Namun motornya justru melebar. Insiden tersebut memberikan ruang bagi Iannone untuk masuk dan memastikan posisi ketiga sampai akhir lomba.

”Balapan yang sulit karena aku merasakan rasa sakit (pada cedera tulang belakangnya) saat balapan baru separo jalan,” ucap Iannone dilansir Motorsport. ”Saat aku melihat pit board di sana tertulis masih 16 lap lagi. Aku berpikir: “Ah tidak mungkin karena aku merasakan sakit yang cukup parah,” kenangnya. Namun dia berhasil mempertahankan fokus saat berduel dengan Rossi.

Tak hanya Lorenzo, GP Valencia adalah balapan terakhir bagi Iannone untuk Ducati, Musim depan dia akan membela Suzuki Ecstar menggantikan Vinales yang pergi ke Yamaha. ”Aku berjanji kepada Ducati aku akan melakukan yang terbaik di dua balapan terakhir (setelah kembali dari cedera). Terima kasih Ducati atas kesempatan yang hebat selama ini. Aku rasa aku akan mengingat momen itu sepanjang hidupku,” tandasnya. (cak)