eQuator – Pemerintah dinilai kurang percaya diri terhadap ekonomi dalam negeri pada 2016.
Hal ini terlihat dari penetapan kurs rupiah dalam asumsi makro tahun depan yang nilainya Rp13.900 per dollar AS.
“Tahun depan rupiah 13.250 per dollar AS masih mungkin, karena kisarannya Rp13.600. Kenapa dinaikan Rp13.900? Saya melihat pemerintah ini tidak pede,” tegas Wakil Ketua Kadin, Suryani S.F. Motik saat diskusi “Akhirnya Jokowi Pakai APBN Sendiri” di Menteng, Jakarta, Sabtu (31/10) pekan lalu.
Suryani juga mengkritisi target pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3 persen.
Menurut dia, angka itu bisa tumbuh lebih tinggi, mengingat Indonesia sudah masuk ke G20.
Angka inflasi sebesar 4,7 persen juga tak luput dari kritikannya. Kata dia, angka tersebut bisa ditekan. “Untuk menekan inflasi, diperlukan keseriusan pemerintah,” ulasnya. (jpnn)