Kaca Mobil Taksi Online Dipecahkan, Sopirnya Diintimidasi

Ambil Penumpang di Jalan Keluar dari Bandara

SOLIDARITAS. Sebelum melakukan mediasi di Polsek Kawasan Bandara, puluhan driver taksi online berkumpul di depan Graha Pramuka Kubu Raya--Polisi for RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Polemik zona trayek antara transportasi online dan konvensional di Kota Pontianak masih saja terjadi. Polemik tersebut sempat berujung dengan pencegatan, bahkan pengrusakan.

Seperti Rabu (12/12) kemarin, seorang driver taksi online bernama Teddi Sukmajaya, mendapat perlakuan tak menyenangkan. Kaca mobilnya dipecahkan oleh oknum yang mengaku sebagai ojek bandara.

Kejadian itu saat Teddi mengambil orderan penumpang di jalan keluar dari Bandara Supadio Internasional Pontianak di Kubu Raya. Tak hanya itu, pemuda 24 tahun ini juga mendapat intimidasi.

“Ada tiga orang yang mendatanginya. Saat kejadian, dia hanya bisa merekam aksi pelaku. Setelah itu, kejadian tersebut dilaporkan ke Polresta Pontianak,” kata Koordinator Driver Transportasi Online Pontianak, Abah Siswono, Kamis (13/12).

Perlakukan tak menyenangkan yang dialami Teddi, diduga merupakan buntut dari aturan zona operasi driver transportasi online di wilayah bandara. Sebab, kejadian itu terjadi saat Teddi usai mengantar penumpang dan kembali mendapat orderan dalam aplikasinya di area bandara. “Namun orderan itu, dia jemput di luar area bandara. Tepatnya tak jauh dari Kantor Polsek KP3U (Polsek Kawasan Bandara Supadio, red),” ucapnya.

Sementara itu, Teddi saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Namun sayangnya, ia belum dapat menceritakan detil kronologis peristiwa yang dialaminya. “Iya, kejadian itu benar,” katanya singkat melalui pesan WhatsApp.

Saat diminta untuk diwawancarai secara langsung, Teddi mengaku belum siap. Alasannya karena ia masih sedang sibuk. Namun, dalam berkas laporan polisi, warga asli Singkawang ini menjelaskan bahwa dirinya dicegat dan disuruh turun oleh orang tak dikenal tersebut. Karena tak mau, kaca mobil Teddi dipecahkan. Dipukul dengan tangan kosong sebanyak dua kali.

Peristiwa pengrusakan kaca mobil dan intimidasi yang dialami Teddi ini lantas menuai reaksi simpatik dari sesama driver transportasi online Pontianak lainnya.

Kamis (13/12) siang, lebih dari sepuluh orang perwakilan driver yang masih dikomandoi Abah Siswono, mendatangi Polresta Pontianak.  Mereka menggelar audiensi dan mempertanyakan batasan zona yang legal untuk menjemput penumpang di bandara.

Selain itu, mereka juga mempertanyakan penanganan laporan kekerasan yang telah disampaikan oleh rekannya itu.

Proses mediasi dipimpin oleh Waka Polresta Pontianak dan tak berlangsung lama. Sebab, mereka diarahkan agar ke Polsek Kawasan Bandara Supadio, supaya bisa medapat informasi jelas soal aturan transportasi di wilayah bandara.

“Hasil audiensi di bandara, kita tidak boleh menjemput penumpang menggunakan aplikasi di titik jemput bandara,” sambung Abah.

Sebagai kordinaror driver online Pontianak, pria 50 tahun ini menyatakan menerima aturan-aturan tersebut. “Aturan itu sudah kita sepakati,” tegasnya.

Kendati demikian, ia berharap intimidasi yang bersifat kekerasan terhadap driver transportasi online apapun alasannya tidak boleh terjadi lagi. Maka dari itu, dia meminta kepolisian menangkap pelaku yang sudah memecahkan kaca mobil Teddi. “Kami akan mengawal laporan ini,” katanya.

Selain itu, ia berharap pemerintah daerah merespon polemik zona operasi bagi pekerja driver transportasi online di Pontianak agar di-clear-kan.

“Harapan besar kami, pemerintah membuatkan payung hukum dan regulasi yang mengatur tentang transportasi online. Supaya, kita tenang dalam bekerja. Dan, tidak ada lagi polemik antara taksi konvensional, taksi hotel dan taksi lainya,” harap dia.

Menurutnya, driver transportasi online sejatinya sudah mendapat izin operasional dari pihak penyedia aplikasi. Tetapi, sampai saat ini, masih ada tempat-tempat tertentu yang membatasi gerak mereka.

“Selain di bandara, di Pontianak ini ada dua hotel yang melarang kita menjemput. Yaitu, Mercure dan Ibis. Tapi, kita nanti akan datangi manejemen, mempertanyakan apa alasan dan dasarnya melarang kita,” katanya.

Ia menegaskan, pembatasan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu tersebut, sebenarnya tidak berdampak besar terhadap pendatapan driver transportasi online.

“Justru yang dirugikan adalah masyarakat. Karena diakui dengan jujur, taksi online ini sangat dibutuhkan masyarakat. Karena, dari sisi kemudahan, kecepatan dan harga, sangat membantu,” pungkasnya.

Di tempat terpisah, Pengawas Taksi Bandara yang dikoordinir Koperasi Primkopau (Primer Koperasi Angkatan Udara), Satria mengatakan, pihaknya sudah melakukan proses mediasi dengan para driver taksi online berjalan dengan baik. “Mereka melakukan aksi damai, baik sekali dan rasa kekeluargaan,” tutur dia.

Terkait dengan adanya oknum yang melakukan intimidasi, kata dia, sudah ditindaklanjuti pihak Polresta Pontianak. Sebagaimana keinginan pihak taksi online. Menurut dia, driver taksi online juga memahami bahwa di bandara sudah mempunyai taksi resmi, sehingga harus sama-sama saling menghargai.

“Intinya semua bersaudara, juga mencari makan. Namun kita semua ini saling toleransi dan kedepan kita tingkatkan hubungan lebih baik lagi,” jelas dia.

Ia mengakui tidak mengetahui secara pasti peristiwa dan kelanjutan dari kekerasan itu, karena sambung dia, penanganannya sudah ada pada Polresta Pontianak. Namun dia memastikan bahwa pelaku bukan dari pihak bandara. “Lebih jelas lagi bisa dikonfirmasi kepada Polresta,” tuturnya.

Kedepan, kata dia, pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan taksi online terkait kenyamanan bersama.

Kapolsek Kawasan Bandara Supadio Polresta, AKP Andi Tenriangka menambahkan, bahwa selama proses mediasi semua dapat berjalan dengan baik. Dimana dalam kesempatan itu juga terjadi kesepakatan yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. “Kita selesaikan secara kekeluargaan tanpa ada masalah,” tutur dia.

Menurut dia, semua sudah sepakat bahwa hal-hal yang saling merugikan itu sudah diberikan solusi. Dimana kalau memang ada mengarahkan pada proses tindak pidana, maka tindak lanjutnya adalah secara hukum. Pada intinya untuk hal lain-lain antara kedua pihak tidak ada persoalan lagi pasca dimediasi tadi.

“Kalau perjanjian tertulis belum, tapi kita sudah tahap awal. Kita saling memahami dan menghargai,” pungkasnya.

Di tempat terpisah, Wakasat Reskrim Polresta Pontianak, Iptu Muhammad Resky Rizal mengatakan, korban sudah membuat laporan resmi ke kepolisian. Saat ini, kata dia, laporan tersebut sedang ditindaklanjuti. “Saat ini, masih kita selidiki,” ujarnya.

Sebab itu, Rizal pun menyatakan belum dapat menjelaskan secara rinci motif pelaku melakukan pengrusakan kaca mobil korban tersebut. “Tuggu saja, kita masih dalami dulu,” tegasnya.

Sekadar informasi, jauh sebelumnya perbuatan yang tak mengenakan juga dialami seorang warga di bandara itu. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, ada seorang ibu-ibu mengamuk di Bandara Supadio.

Video itu pertama kali diunggah akun facebook (FB) Ariief Budiiman. Diberi caption ‘Singe dilawan !! Lokasi bandara supadio pontianak’. Postingan itu diunggah pada 9 November 2018. Hingga Kamis (13/12) malam, video itu sudah dibagikan 2.359 kali.

Dalam video berdurasi 2 menit 44 detik itu menceritakan bahwa seorang ibu-ibu protes kepada petugas bandara yang mengatur dan mengurus taksi. Ibu ini protes ketika dia mengemudi mobil dan dicegat oleh seseorang yang mengaku bernama Udin, di kawasan bandara.

Setelah mencegat, Udin disebut menanyakan apakah seorang ibu tersebut adalah seorang driver online atau bukan.

“Ini organisasi apa Pak. Tolong jelaskan sama saya. Ini apa masalahnya kalau begini. Siapa, ini organisasi apa? Jelasin. Ini taksi atau bandara? Jelasin, ayo. Bapak ngomong baik-baik aku rekam,” tanya ibu tersebut kepada sejumlah petugas di bandara, seperti dalam video yang viral ini.

Lalu, seorang pria yang mengenakan kemeja putih berompi hitam dan bertulisan petugas Supadio Internasional Airport mengaku bahwa dirinya sebagai petugas yang mengurus taksi di bawah naungan Koperasi Primkopau.

“Saya petugas taksi Primkopau. Mungkin disini kan ada ojek. Disini kita mengatasi untuk (transportasi) online,” ujarnya.

Sebelum panjang lebar penjelasan petugas tersebut, seorang ibu dalam video itu kemudian memotong omongan. Ibu tersebut kemudian justru mempertanyakan perihalnya dicegat oleh sesorang yang mengaku bernama Udin.

“Saya tidak mau memperpanjang itu (aturan transportasi online). Ini saya siaran langsung (live FB). Terus yang ingin saya tanyakan, apakah setiap mobil yang mau menjemput, dicegat? Ini perlu penjelasan,” tanya ibu tersebut.

Lalu dijawab oleh petugas tadi. “Tidak juga Bu,”. Belum panjang penjelasannya, ibu tersebut kembali menanyakan terkait kenapa dirinya yang ingin menjemput anaknya tapi malah dicegat dan dikira merupakan driver transportasi online. “Terus kenapa saya dicegat. Ada tadi. Siapa Udin. Siapa namanya,” tegasnya.

Petugas berompi itu, dengan dibantu rekannya menegaskan bahwa yang mencegat bukan taksi di bawah naungan Koperasi Primkopau. “Saya tidak tahu. Pasti itu orang sini (taksi bandara). Masa’ saya dicegat ditanya ‘Ibu online kah jemput penumpang?’. Aku jemput anak ku kok disebut sopir online. Kalian lihat dong mobil aku,” tuturnya.

Mendengar protes itu, petugas menyarankan ibu tersebut untuk menunjukkan siapa orang yang mencegatnya. Untuk segera dilaporkan ke petugas bandara.

“Mana aku tahu orangnya, aku bukan preman sini. Kan kalian tadi di sini yang ramai-ramai. Kalau dia bukan pihak taksi bandara, pasti orang tadi tidak bakal cegat. Ini pasti komplotan ini,” kata ibu tersebut.

Petugas bersikeras bahwa tidak ada sopir ataupun petugas taksi bandara yang bernama Udin. “Aku nggak tahu. Sekarang begini, kalau dia bukan dari pihak taksi bandara, dia tidak mungkin cegat. Apa unsurnya? Apakah mobil saya curian? Terus kan dia berlari sekitar sini tadi,” sambung ibu tersebut.

Dalam video ini, tampak petugas taksi bandara kehabisan kata-kata. Suasana di sekitar pun menjadi hening seakan tak ada yang berani beradu argumen dengan ibu tersebut.

Seorang anggota TNI berseragam loreng yang tadinya hanya diam mendengar kemudian memberikan saran kepada petugas berompi itu untuk menjelaskan.

“Ini cara mencegatnya tak sopan. Saya dicegat, kenapa. Saya pikir saya ban saya kempes. Rupanya saya ditanya ‘Ibu online?’,” kesal ibu tersebut

Hingga saat ini, video tersebut terus dibagikan netizen. Tak sedikit dari mereka yang berkomentar mendukung aksi ibu tersebut. (abd/sul/oxa)