Kabut Asap Dikeluhkan Pelaku Usaha

LAYANI PELANGGAN. Juliana, owner Alpha 2000 melayani pelanggan di konter miliknya, Senin (20/8). Nova Sari-RK

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kabut asap yang menyelimuti Kota Pontianak, berdampak buruk bagi sejumlah pelaku usaha. Bahkan tak sedikit pula yang mengalami penurunan omzet.

Owner Alpha Counter, Juliana mengatakan, sejak kabut asap, tokonya mengalami penurunan konsumen.

“Kemarin pada awal kabut kemarin parah banget, sepi pelanggan, orang yang datang pun selain membeli handphone juga sepi, lantaran kabut jadi membuat orang malas keluar rumah,” terangnya kepada Rakyat Kalbar, Senin (20/8).

Juliana menyebutkan, kabut asap bukan hanya baru kali ini saja terjadi. Karena sudah sejak beberapa tahun terkahir. Bukan hanya dirinya, beberapa pemilik toko lain juga merasakan hal sama.

“Belum lagi soal pengiriman barang via jalur udara, pastinya akan berdampak pula. Namun sejauh ini karena memiliki stok HP serta perangkat lain yang dijual, masih belum nampak dampaknya, artinya pengiriman masih belum terganggu, namun kita tidak tahu kedepannya lagi,” paparnya.

Selain dampak kabut, penurunan omzet juga dikarenakan persaingan bisnis. Karena saat ini konter-konter banyak muncul.

“Sudah kaya jamur, tidak seperti dulu, konter hadir hanya satu-satu saja, sekarang disepanjang jalan sudah banyak, sehingga ini juga menambah penurunan omzet kita,” tutup Juliana.

Dampak kabut asap juga dirasakan Maya, penjual produk pakaian yang dibelinya secara online. Ibu dua anak ini mengatakan, beberapa hari ini terjadi penundaan pengiriman barang.

“Saya pikir salah satunya dikarenakan kabut asap, sehingga pengiriman kita terkendala,” ungkapnya.

Atas kejadian ini, dirinya khawatir pelanggannya akan lari. Maka dia berharap, persoalan asap ini segera diselesaikan pemerintah. Pelaku pembakaran lahan harus ditindak tegas.

“Pemerintah harus segera mengatasi persoalan ini, sebab kita juga tidak ingin Kalbar dari tahun ke tahun kabut asap terus. Selain persoalan ekonomi tentu kita khawatir anak-anak mengalami penyakit. Semoga saja kedepan tidak terjadi lagi,” lugas Maya.

Kemudian Yudi, instruktur kursus mobil, menuturkan, kabut asap merupakan persoalan bagi masyarakat. Terlebih bagi para pelaku ekonomi yang usahanya berada di kawasan terbuka.

“Karena kita bekerja melatih orang menggunakan mobil, tentu kabut ini pengaruh bagi kita. Sedikit sulit, karena jalan tidak tampak. Tentu ini juga berbahaya bagi pelanggan kami ketika berlatih, jadi kami harus pandai-pandai juga melihat situasi seperti ini,” sebutnya.

Yudi khawatir dalam beberapa hari kedepan kabut asap menjadi semakin tebal. Sehingga menjadi kendala bukan bagi dirinya saja, namun bagi instruktur kursus mobil lainnya.

“Kalau dalam beberapa hari tidak hujan, dan kabut semakin tebal, tentu ini akan berdampak parah juga, sebab tadi pagi saja, ketika mengendarai mobil jarak pandang sudah agak sulit, apalagi kalau nanti tidak ada hujan asap semakin bertambah,” demikian Yudi. (ova)