eQuator.co.id – Putussibau – RK. Memiliki rumah produksi madu hutan, menghantarkan Desa Ujung Said dan Penepian Raya, Kecamatan Jongkong menyabet juara nasional lomba hutan desa yang diselenggarakan pemerintah pusat. Bahkan juara nasional ini diraih selama dua tahun berturut-turut.
Atas prestasi tersebut, pemerintah pusat mengundang Kepala Desa Ujung Said dan Penepian Raya ke Istana Negara. Selebihnya mendapat bantuan dana untuk mendukung program di desa yang bersangkutan.
Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kapuas Hulu Drs H Hasan M MSi mengungkapkan, secara keseluruhan Kapuas Hulu memiliki delapan hutan desa. Untuk mengikuti lomba hutan desa, desa-desa tersebut harus menjalani seleksi terlebih dahulu.
“Jadi tidak semua hutan desa kita ikut sertakan dalam perlombaan. Kami sebelumnya sudah membentuk tim untuk melakukan penyeleksian dan hanya yang dianggap layak saja yang kami lombakan,” ujarnya, Selasa (29/11).
Kedelapan hutan desa tersebut terletak di tiga kecamatan. Di Kecamatan Mentebah hutan desa terletak di Desa Tanjung. Potensinya karet bokar (karet yang diolah murni tanpa campuran). Kemudian di Kecamatan Boyan Tanjung ada tiga desa. Yakni Desa Betung potensinya karet dan tengkawang, Desa Nanga Jemah dan Serai Wangi memiliki potensi karet.
Sementara untuk jalur Sungai Kapuas yakni Kecamatan Jongkong Desa Penepian Raya dan Ujung Said memiliki potensi madu dan karet. Kemudian jalur lintas utara yakni Desa Sadap Kecamatan Putussibau Utara memiliki potensi desa wisata. “Kunci penilaian dalam hutan desa ini berdasarkan pada potensi desa yang ada dan maanfaatnya bagi masyarakat,” ujarnya.
Hasan menambahkan, perlombaan tersebut dilaksanakan satu tahun sekali. Desa juara maka kepala desanya diundang oleh Presiden ke Istana Negara setiap 17 Agustus, bertepatan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI.
Adapun kontribusi pemerintah pusat terhadap masyarakat di kawasan hutan desa yang telah menyabet juara nasional yakni diberikan bantuan dana dalam upaya mendukung program yang telah disusun dalam pengelolaan hutan desa tersebut melalui NGO.
Reporter: Andreas
Redaktur: Arman Hairiadi