eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Rencana pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto belum menunjukkan kejelasan. Sempat ditargetkan pekan ini, pertemuan dua elite utama itu diperkirakan baru terealisasi setelah Lebaran.
Kepala Staf Kepresidenan yang juga menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Jenderal (pur) Moeldoko mengatakan, situasi dalam waktu dekat belum memungkinkan. ”Melihat waktunya seperti ini, saya rasa setelah Lebaran,” ujar dia di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (31/5).
Menurut dia, komunikasi antara kedua pihak terus berjalan. Mantan panglima TNI itu menyebut sinyalnya sudah sangat positif. ”Saya kira, sepertinya sih indikasi-indikasinya enggak terlalu lama,” imbuh dia.
Moeldoko menyebutkan, komunikasi untuk pendalaman akan terus dilakukan agar pertemuan kedua tokoh nanti bisa dilaksanakan secara efektif. ”Kami sudah mengirim second track. Lakukan pendalaman, nanti pertemuan itu sudah semakin mulus,” terangnya.
Soal sosok yang saat ini berkomunikasi dengan kubu Prabowo, dia menyebut bukan hanya Wapres Jusuf Kalla (JK). Ada beberapa orang yang dikerahkan. Salah satunya adalah Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengaku telah beberapa kali berkomunikasi dengan Prabowo melalui sambungan telepon.
Dia menuturkan, pertemuan Jokowi dengan Prabowo menempati prioritas pertama dalam upaya menyelesaikan persoalan politik pascapemilu. Masyarakat yang terpolarisasi gara-gara pemilu harus bisa segera disatukan lagi. ”Nanti presiden yang akan datang, bukan 01, bukan 02, dan seterusnya. Tapi, presiden Republik Indonesia,” terang dia.
Sementara itu, upaya konsolidasi terus dilakukan oleh Jokowi dengan sejumlah kalangan. Terbaru, dia berkomunikasi dengan sejumlah purnawirawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin (31/5). Di antaranya, Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) Kiki Syahnakri, Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL) Ade Supandi, dan Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Udara (PPAU) Djoko Suyanto. Selanjutnya, ada mantan KSAD Jenderal (pur) Wismoyo Arismunandar, mantan Danjen Kopassus Letjen (pur) Sintong Hamonangan Panjaitan, dan Ketua Legiun Veteran RI (LVRI) Letjen TNI (pur) Rais Abin.
Menko Polhukam Wiranto mengatakan, pertemuan itu dilaksanakan untuk silaturahmi sekaligus menyerap aspirasi yang terkait dengan kondisi politik saat ini. ”Dari purnawirawan, tentu banyak masukan yang telah diberikan,” papar dia.
Namun, Wiranto enggan membeberkan detailnya.
Dia menambahkan, dalam kesempatan tersebut, pemerintah juga menyampaikan kondisi politik. Wiranto menuturkan, dalam situasi seperti sekarang, prajurit harus berpegang pada doktrin saptamarga dan sumpah prajurit yang mengisyaratkan bahwa politik tentara adalah politik negara, politik kenegaraan, dan politik kebangsaan. ”Kalau sekarang purnawirawan ada perbedaan persepsi tentang masalah politik, dengan modal dasar kita pegang teguh saptamarga dan sumpah prajurit, saya kira tidak sulit kita satukan,” pungkasnya. (Jawapos/JPG)