Jodoh merupakan rahasia Ilahi. Tidak satu pun manusia yang bisa tahu, siapa yang bakal menjadi pendamping hidupnya.
Abdu Syukri, Sekadau
eQuator.co.id – Sekilas tidak ada yang berbeda di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sekadau Hilir, Jalan Abdurrahman, Desa Sungai Ringin, Kabupaten Sekadau, Kalbar, Senin siang (25/6) lalu. Seperti hari kerja biasanya, petugas di kantor tersebut memberikan pelayanan kepada warga yang datang, umumnya mengurus pernikahan.
Namun, kondisi normal tersebut sedikit berbeda sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, kantor yang dominan bercat putih itu kedatangan sepasang kekasih. Keduanya tiba mengendarai sepeda motor jenis matic.
Pasangan ini tampak sudah cukup umur, namun belum memasuki usia tua. Sekilas wajah mereka tidak tampak berbeda, seperti orang Indonesia kebanyakan. Namun, setelah keduanya menjelaskan maksud dan tujuan serta memperkenalkan diri, baru diketahui jika satu diantara kedua orang tersebut bukan warga Indonesia. “Saya warga Malaysia,” kata sang lelaki yang diketahui bernama Osman bin Bujang, 45, saat memperkenalkan dirinya.
Osman yang mengenakan baju kaos berwarna paduan hitam dan putih serta celana jeans biru tua itu, datang ke KUA ditemani seorang wanita yang diketahui bernama Masnah, 35. Wanita kelahiran Nanga Dakan, Kabupaten Sekadau itu datang mengenakan baju gamis bermotif bunga dipadu hijab berwarna pink. Keduanya langsung dilayani Muhammad Ali SHI, Penghulu KUA Sekadau Hilir.
Kepada peghulu KUA Sekadau Hilir, keduanya menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke tempat tersebut. Keduanya pun menyerahkan berkas-berkas yang dipersyaratkan untuk melangsungkan pernikahan, termasuk pernikahan beda negara.
Kepada Rakyat Kalbar, keduanya mengaku sudah mantap untuk melangkah ke pelaminan. Bagi Osman yang merupakan warga Serian, Serawak, pernikahan yang saat ini sedang diurus merupakan pernikahan kedua. “Istri yang dulu sudah tidak ada lah. Sudah pisah (cerai, Red),” beber Osman.
Pesara Tentera (pensiunan tentara) itu mengaku tak menyangka bisa menikah dengan warga Indonesia. Namun bagi dirinya, perbedaan negara bukan lah sebuah halangan. “Sama saja lah. Sama suku,” ujarnya. “Saya suka sama dia sejak pandangan pertama. Dia perhatian,” sambung Osman sembari tersenyum.
Sama halnya dengan Osman. Masnah juga mengaku tak menyangka warga Malaysia lah yang akan menjadi suami pertamanya. Namun ia sempat bercerita soal perjalanan hidupnya, hingga bisa bertemu dengan sang pujaan hati.
Wanita yang di Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el)-nya tercatat beralamat di Gang Amal, Jalan Merdeka Timur, Desa Mungguk, Sekadau Hilir itu mengaku sudah lebih sepuluh tahun bekerja di Malaysia. Ia bekerja di kedai makan yang ada di Malaysia. “Bertemu di kedai makan. Mungkin jodoh lah,” ujarnya sembari tersipu.
Penghulu KUA Sekadau Hilir, Muhammad Ali SHI membenarkan rencana pernikahan dua sejoli beda kewarganegararan tersebut. Rencananya, mereka akan melakukan proses ijab kabul di KUA tanggal 11 Juli 2019 mendatang. “Untuk pernikahan beda kewarganegaraan, merupakan hal yang langka. Bahkan, sejak saya pindah tugas ke KUA Sekadau Hilir, baru kali ini saya memproses pengajuan pernikahan warga beda kewarganegaraan,” ujar Ali.
Untuk Kabupaten Sekadau, pernikahan beda kewarganeraan merupakan hal yang asing. Sebab, kabupaten tersebut tidak berbatasan langsung dengan negara lain. Namun seiring makin banyaknya warga Sekadau yang merantau keluar daerah, bahkan ke luar negeri, tidak menutup kemungkinan ada pernikahan beda kewarganegeraan.
Editor: Yuni Kurniyanto