eQuator.co.id – PONTIANAK–RK. Padatnya arus lalu lintas di ruas Tol Kapuas I dan Tol Landak, membuat pemerintah hendak membangun Tol III sebagai solusi mengurai kemacetan. Mengenai bentuknya, semula berencana menyerupai kedua tol tersebut, namun belakangan muncul wacana terowongan bawah air.
“Ini baru pada tahap usulan,” ungkap Prabasa Anantatur, Anggota Komisi IV DPRD Kalbar, Jumat (30/11).
Anggota DPRD yang berlatarbelakang teknik ini menyebut, jika dirinya ingin Tol III itu tidaklah sama dengan jembatan saat ini. Setidaknya, menurut Prabasa ada perbedaan versi sehingga ia mengusulkan melewati bawah Sungai Kapuas.
Namun untuk mewujudkan keinginannya itu tentu harus melewati banyak tahapan soal kelayakan. “Ini tentu harus ada FS nya (Feasibility Study, red),” tuturnya.
Ia menyatakan, bahwa informasi terakhir yang diterima pihaknya bahwa studi kelayakan untuk pembangunan Jembatan Tol III telah dilakukan, namun hasil lanjutnya belum diketahui. “Saya sangat sependapat dengan wacana ini,” tukas Politisi Gerindra ini.
Menurut Prabasa, selain membuat hal yang baru, fungsi lain dari Jembatan Tol III ini bisa dilakukan seperti menjadi objek wisata yang ke depannya bisa mendongkrak PAD daerah baik kota maupun Provinsi yang mengolahnya.
“Karena selain teknologinya luar biasa, juga bisa dijadikan salah satu objek wisata. Ini diharapkan lebih memajukan Kota Pontianak ke depannya,” katanya.
Prabasa menyatakan, bahwa dirinya bersama Komisi IV DPRD Kalbar sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat yang membahas Jembatan Tol melewati terowongan bawah air tersebut.
“Memang sengaja tidak kami sampaikan ke media, karena kami belum mengetahuinya secara detail hingga teknisnya di lapangan,” aku Prabasa.
Ia hanya memastikan bahwa FS Jembatan Kapuas III terowongan bawah air, dari daerah Sungai Rengas ke kawasan Wajok itu, sudah selesai dilakukan. “Kita tentu merasa bangga,” pungkasnya.
Barangkali, lanjut dia, langkah berikutnya yang perlu dipikirkan, bagaimana tentang ringroot jalan dari terowongan bawah Sungai Kapuas itu.
Namun di sisi lain ia menyoroti soal anggaran. Di mana untuk membangun Jembatan Tol III ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika menggunakan APBD provinsi, maka tidak akan pernah cukup. Sehingga perlu bantuan dari pemerintah pusat dana bantuan lainnya. “Kita mengusulkan pembiayaannya melalui APBN atau dana bantuan,” harapnya.
Prabasa menyebut dana bantuan itu bukan sesuatu yang mustahil. Pasalnya, jalan negara yang membentang dari Kota Singkawang ke Aruk Kabupaten Sambas juga menggunakan bantuan dari Asian Government Bank (AGB) yang nilainya hampir Rp1 Triliun. Demikian pula dengan jalan Tayan sampai ke Sanggau.
“Saya rasa pembangunan Jembatan Tol III terowongan bawah air ini lebih murah. Tetapi ini kan belum ada hitung-hitungannya,” tutupnya. (agn)