Jembatan Sungai Bakah Hanyut Terseret Arus

Masyarakat Menyeberang Gunakan Rakit

JEMBATAN PUTUS. Bagian jembatan Sungai Bakah pascaputus karena terseret arus sungai sekitar pukul 23.30 WIB, Senin (1/10) lalu. Lutih for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Melawi-RK. Lagi-lagi warga Desa Sungai Bakah, Nyanggai dan Desa Bina Jaya, Kecamatan Pinoh Selatan, Kabupaten Melawi terpaksa harus menyeberang sungai menggunakan rakit. Pasalnya jembatan Sungai Bakah terputus, karena terseret arus sungai sekitar pukul 23.30 WIB, Senin (1/10).

Jembatan tersebut putus ketika cuaca sedang hujan, sehingga membuat air sungai meluap dan kayu-kayu yang hanyut menghantam tiang pondasi jembatan hingga terputus.

“Jadi pada malam itu hujan tidak begitu deras dan suasana kampung pun sudah sepi karena hampir tengah malam. Belum lama hujan turun, suara jembatan roboh terdengar serta mengejutkan warga sekitar. Ketika dilihat badan jembatan tersebut sudah putus dan hanyut terbawa arus sungai,” ungkap Kepala Desa (Kades) Sungai Bakah, Lutih Kadok, Rabu (10/3).

Lebih lanjut, Lutih menjelaskan, sebelumnya jembatan tersebut sudah pernah nyaris putus. Namun pada 2017 mendapat perehaban dari pemerintah dengan anggaran Rp190 jutaan. “Dan sekarang putus dan roboh,” terangnya.

Menurutnya, saat ini masyarakat terpaksa menyeberang menggunakan rakit. Sementara kendaraan roda empat milik warga yang sudah masuk kampung terpaksa tidak bisa menyeberang sampai menunggu adanya jembatan.

“Jembatan itu akses utama dan tidak ada alternatif lain selain melalui jembatan tersebut. Jadi, kita berharap pemerintah bisa segera membangun jembatan lagi dengan rangka baja serta dengan perencanaan yang lebih matang,” harapnya.

Sementara itu, seorang warga Desa Sungai Bakah, Markus Bariang mengatakan, jembatan ini merupakan akses satu-satunya yang mengubungkan tiga desa. Yakni, Desa Sungai Bakah, Desa Nyanggai serta Desa Bina Jaya. Saat ini ribuan warga setempat sangat membutuhkan perhatian dari Pemerintah Melawi agar segera membangun kembali jembatan ini, sehingga aktivitas warga tidak terganggu, bahkan lumpuh.

Akibat jembatan yang terbuat dari rangka kayu dan lantai cor sepanjang 60 meter dan lebar 5 meter ini roboh, Markus menambahkan, saat ini warga setempat menyiapkan sarana penyeberangan alternatif berupa rakit seadanya.

“Kami minta Bupati dan Wakil Bupati Melawi beserta DPRD Melawi agar secepatnya bisa merealisasikan pembangunan, sehingga aktivitas ekonomi masyarakat berjalan lancar,” harapnya.

Secara terpisah, anggota DPRD Kabupaten Melawi, Kimroni mengatakan, Pemerintah Melawi harus bisa memberikan tindakan cepat. Anggaran tanggap darurat bisa dipergunakan untuk melakukan tindakan cepat yang disediakan untuk bencana alam.

“Jembatan ini merupakan infrastuktur vital dan sebagai akses perekonomian warga sejumlah desa. Jadi, wajar kini masyarakat merasa kesulitan. Terutama transportasi setelah jembatan penghubung ini roboh,” ungkapnya.

 

Laporan: Dedi Irawan

Editor: Andry Soe