Jatuh Bangun Merintis Usaha Obat Herbal, Akhirnya Bisa Kelilingi Ka’bah

H Yandi Abu Raihan/Pengusaha Obat-obatan Herbal

Tak ada satu pun keberhasilan di dunia ini yang diraih dengan cara instan. Semuanya perlu proses. Ini bukan soal cepat atau lamanya waktu yang dibutuhkan. Ini soal komitmen. Karena seorang pemenang biasanya adalah mereka yang mampu bertahan lama di atas ring.

H Yandi Abu Raihan, pengusaha obat-obatan herbal dengan brand mark Raihan Herbal mengalami proses yang dijalaninya. Bahkan, berkali-kali dia gagal.

Sebelum merintis bisnis Raihan Herbal yang saat ini berlokasi Jalan M Isya, nomor 2 di samping Gedung Auditorium Komplek Kopma Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, alumnus D3 Teknik Elekto Polnep Pontianak ini dulunya merupakan seorang pedagang kaki lima.

Dari masjid ke masjid, dari bazar ke bazar, dia menjajakkan produk herbalnya. Kendati sempat beberapa kali gagal dalam bisnis, Yandi tak patah arang. Pria kelahiran 2 Februari 1980 ini bangkit, hingga saat ini dirinya berhasil membuka lapangan kerja bagi dua orang pegawainya.

Berkat kerja keras, kesabaran serta keuletannya, membuat bisnisnya stabil dan telah membuka cabang baru. Dari hasil kerja kerasnya itu pula, dia berhasil meraih impiannya untuk berkeliling Ka’bah atau naik haji bersama istri tercinta Oktavianti Ike Kasmini 2010 silam. Berikut wawancara selengkapnya;

+Sejak kapan Anda mulai berbisnis obat herbal. Dan bagaimana proses awal Anda merintisnya?

-Usaha Raihan Herbal berdiri sejak tahun 2004. Sudah berdiri 12 tahun. Sebelum punya toko, dulu saya jualannya di kaki lima. Saya kesana kemari, keliling dari masjid ke masjid maupun dari bazar ke bazar untuk menawarkan produk herbal.

+Apa jenis produk yang Anda tawarkan?

-Produk unggulan adalah kapsul Habbat Propolis dan madu hitam raja. Harganya pun terjangkau bagi semua kalangan.

+Menurut cerita, Anda juga pernah gagal dalam merintis bisnis?

-Saya pernah buka cabang di Kota Baru (Pontianak), kemudian di Sepakat II di Jalan Jenderal Ahmad Yani serta cabang di Jalan Parit H Husein II. Tapi cabangnya tutup, karena belum berhasil.

+Bagaimana Anda melihat prospek usaha obat-obatan herbal di Kalbar dan apa kendala yang biasa dihadapi?

-Untuk prospek, menurut saya masih banyak peminatnya. Untuk kendala, kalau produk herbal sudah kadaluarsa harus dibuang, karena tidak bisa ditukar ke pabriknya. Kendala yang lain ada beberapa pemain herbal lainnya yang main banting harga untuk mencari pelanggan dan menjatuhkan harga pasaran herbal.

+Apa yang menjadi motivasi Anda hingga bisa bertahan selama kurang lebih 12 tahun?

-Menurut saya, setiap bisnis perlu proses untuk mencapai kesuksesan dan kita harus sabar dan komitmen terhadap bisnis yang kita jalani. Untuk memulai bisnis, minimal tahun ketiga kita bisa mendapatkan keuntungan. Kalau tahun pertama dan kedua, kita harus usaha keras untuk mencari pelanggan dan biaya promosi produk yang baru kita jual.

+Sampai saat ini berapa omzet yang berhasil Anda hasilkan?

-Kalau untuk hasil, cukup untuk menggaji dua karyawan saya, membayar sewa toko dan untuk biaya keperluan hidup sehari hari. Dari hasil ini, Alhamdulillah saya sampai bisa naik haji bersama istri.

+Selain obat-obatan herbal, apa usaha Anda lainnya?

-Baru enam bulan terakhir, saya membuka cabang baru namanya Berkah Aqiqah. Saya juga usaha travel umroh bermitra dengan PT Jabbal Rahmah. Saya juga jual baju-baju muslim dan parfum isi ulang. Kalau untuk obat-obatan herbal, saya juga jual di cabang yang baru. Untuk obat herbal yang jadi best seller-nya Habbat Popolis Zaitun.

Reporter: Fikri Akbar

Redaktur: Andry Soe