-ads-
Home Rakyat Kalbar Jarot: Kita Beri Mereka Hidup Lebih Baik

Jarot: Kita Beri Mereka Hidup Lebih Baik

Operasi Bibir Sumbing Gratis

TINJAU OPERASI. Bupati Sintang, Jarot Winarno saat meninjau proses operasi gratis bibir sumbing, di Rumah Sakit Ade M Djoen Sintang, Kamis (11/7) Siang. (Humas Sintang for RK)

eQuator.co.id – SINTANG-RK. Sebanyak 15 orang dari 4 Kabupaten wilayah Timur Kalbar, diantaranya Sintang, Kapuas Hulu, Sekadau dan Melawi, mengikuti operasi gratis bibir sumbing, di Rumah Sakit Ade M Djoen Sintang, Kamis (11/7) Siang.

Operasi yang digelar RSUD Ade M Djoen itu disambut baik oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno saat melakukan peninjauan didampingi Direktur Rumah Sakit Ade M Djoen, Rosa Trifina dan Kepala Dinas Kesehatan Sintang Harysinto Linoh.

“Ini merupakan program pemerintah. Tentu ini sanggat membantu bagi masyarakat yang ingin melakukan operasi, mengginggat tanpa dipungut biaya sepeser pun,” ujar Jarot.

-ads-

Menurut Jarot, bibir sumbing adalah salah satu masalah kesehatan yang umum, banyak dialami oleh bayi dan anak-anak yang ada di Kabupaten Sintang. Terutama yang ada di pelosok-pelosok  desa.

“Dengan operasi gratis ini, kita dapat mambantu bagi masyarakat yang kurang mampu. Kebanyakan kasus bibir sumbing dapat diketahui setelah bayi dilahirkan, bahkan bisa dideteksi sejak usia kelahiran 13 minggu dengan cara USG,” terangnya.

Pengobatan bibir sumbing ini, yang paling utama adalah operasi menyatukan kembali celah bibir yang terbentuk pada mulut bayi. Ini sangat membantu karena bukan hanya menormalkan kondisi fisik saja, tapi juga bertujuan untuk memudahkan anak saat makan, berbicara, dan mendengar.

“Kita beri mereka hidup yang lebih baik dan sama dengan anak-anak yang normal lainnya, supaya mereka semanggat untuk menjalankan kehidupan mereka kelak,” tegasnya.

Jarot juga  mengajak, agar jangan membiarkan anak-anak dengan bibir sumbing sampai menginjak usia dewasa, karena memiliki beberapa  resiko yang dapat dialami oleh bayi penderita bibir sumbing, yakni bisa mengalami penumpukan cairan pada telinga bagian tengah.

“Sehingga hal ini bisa menyebabkan infeksi telinga, bahkan gangguan pendengaran terhadap bayi,” jelasnya.

Pasca operasi, anak juga akan diberikan perawatan lanjutan lainnya berupa terapi bicara dan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini bertujuan supaya anak-anak dapat bericara dengan lanjar dan beradaptasi dengan fisik yang jauh lebih normal.

“Tahapan operasi bibir sumbing akan berbeda penangganannya, sebab melihat dari usia anak dan seberapa parah kondisi bibir sumbing yang di alami,” terangnya.

Dalam beberapa kasus anak yang mengalami bibir sumbing, membutuhkan operasi tambahan. Hal ini tergantung dari kebutuhan masing masing pasien dan seberapa parah efek bibir sumbing yang di alami oleh pasien.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Di RSUD Ade M Djoen Sintang yang juga Ketua Panitia Pelaksana, Kristina menyampaikan, bahwa operasi ini hasil kerja sama dengan Yayasan Karya Hati Insani dari Semarang, Jawa Tengah yang membawa delapan dokter ahli bedah, dipimpin lansung Oleh drg Franciskus Prabo.

“Kegiatan operasi ini dilaksanakan selama dua hari, dari tanggal 11 dan 12 Juli 2019,” terangnya.

Sebenarnya, kata Kristina, ada 33 orang dari 4 kabupaten tersebut yang terdaftar untuk ikut operasi ini, namun setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, hanya 15 orang yang bisa menjalani operasi, mengginggat resiko yang akan terjadi terhadap pasien.

Kristina juga menambahkan, sesuai dengan pelayanan yang berfokus pada peduli kesehatan masyarakat dalam pelayanan kegiatan operasi ini, bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan perawatan bedah mulut berkelanjutan  pada usia dini.

“Tentu untuk mengurangi jumlah pasien bibir sumbing yang cenderung meningkat setiap tahunnya, serta menghadirkan kembali senyum di wajah yang merupakan hasil usaha dan aspek fisik dan psiko-sosial,” pungkasnya.

 

Laporan : Saiful Fuat

Editor : Andriadi Perdana Putra

Exit mobile version