eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Tak ingin kawasan Pasar Tengah tampak semerawut dengan adanya lapak-lapak liar yang tertelak di depan toko maupun pada bagian jalan, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meminta dinas terkait untuk melakukan pengawasan. “Saya sudah memerintahkan untuk menertibkan,” tegas Edi, Rabu (15/5).
Kawasan Pasar Tengah yang terletak di Jalan Asahan, Pontianak Selatan tersebut merupakan pusat perbelanjaan yang banyak dikunjungi warga saat menjelang hari raya. Tak hanya dari Kota Pontianak, dari luar kota pun juga berbondong-bondong berbelanja mencari apa yang mereka perlukan.
Dari itu, Edi meminta jangan ada yang mengambil kesempatan di bulan Ramadan dan Idulfitri. Terlebih untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.
“Kalau tertib dan rapi juga masih akan kita toleransi. Termasuk yang di Pasar Sudirman juga seperti itu. Tapi setelah momen Ramadan dan Idulfitri sudah tidak boleh lagi dan akan kita bongkar. Harus rapi,” tegasnya.
Lanjut dia menekankan, kepada para pedagang jika diberi peluang, maka jangan seenaknya untuk membuat tempat permanen kemudian mengganggu ketertiban umum.
“Saya sudah memerintahkan untuk menata ulang karena sekarang yang dirugikan selain pedagang juga pengunjung,” ucap Edi.
Menurutnya, kalau pedagang Pasar Tengah yang berada bagian luar diizinkan maka pedagang yang bagian dalam juga akan keluar. Edi menilai karena setiap pedagang akan mengejar pembeli. “Pedagang kaki lima juga akan menyebabkan kemacetan,” pungkasnya.
Sementara Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak Haryadi S Triwibowo mengaku pihaknya selaku yang melakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan semua pasar yang ada di Kota Pontianak. Termasuk Pasar Tengah.
“Kita memiliki tim penertiban pasar yang bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait. Jangan sampai dengan kondisi yang ramai semakin diperparah dengan ramainya PKL. Kemudian untuk lantai dua juga akan dimanfaatkan,” sebutnya.
Haryadi pun mengakui menghadapi bulan puasa tentu ramai pembeli di kawasan Pasar Tengah. Bahkan dalam tiga tahun terakhir terjadi pembeludakan karena konsumen tidak hanya berasal dari Kota Pontianak melainkan dari daerah lain.
“Bahkan dulu pembeli yang di Pasar Sudirman juga pindah ke Pasar Tengah karena di tempat tersebut selain ada eceren juga tersedia grosir,” ujarnya.
Hal ini kata dia tentu menarik perhatian bagi PKL yang akan bermunculan. Dan dia pun memastikan PKL tambahan yang bermunculan juga tetap dilakukan pengawasan. “Dinas Koperasi dan Perdagangan akan memastikan akses jalan tidak tertutup,” ucap dia.
Untuk mengantisipasinya, sosialisasi akan terus dilakukan. Namun yang menjadi masalah, menurut dia, adalah PKL pendatang yang berasal dari luar pedagang tetap yang ada di Pasar Tengah. Tapi Haryadi meyakini para pedagang di Pasar Tengah juga kompak. “Jika ada PKL luar mereka tidak akan menerima hadirnya pedagang dari luar,” pungkasnya. (lid)