Jangan Ragu, Bandarnya Ditembak di Tempat Saja

Menyikapi Murahnya Narkotika di Pontianak

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Perintah Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sudah jelas. Seluruh polisi disuruh menembakkan senjatanya ketika berhadapan dengan bandar dan pengedar narkotika.

“Memang iya, instruksi. Jadi saya tidak ragu untuk mengambil tindakan tegas (tembak di tempat,red),” tegas Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Iwan Imam Susilo, Rabu (18/1).

Apalagi, Kalbar merupakan daerah favorit untuk transit barang haram tersebut dari Malaysia ke seluruh Indonesia. Dan, setakat ini, pengungkapan penyelundupan narkotika di Kota Pontianak dan sekitarnya cukup dominan.

Tak sedikit kasus yang sudah diungkap Polresta Pontianak, mulai dari puluhan kg sabu, ribuan butir pil happy five, dan ekstasi. Hampir rata narkotika tersebut masuk dari Malaysia.

“Narkoba ini lebih bahaya dari korupsi, karena meracuni generasi bangsa, selain itu juga pemicu kejahatan. Sangat tepat untuk diambil tindakan tegas,” tukas Iwan.

Maraknya narkotika dari jiran yang masuk ke Pontianak, lanjut dia, diduga disebabkan banyaknya permintaan dari provinsi lain. Plus rendahnya harga jual barang Malaysia tersebut. Satu gram sabu hanya Rp180 ribu saja, ketika sampai di Pontianak dijual cuma Rp600 ribu.

“Harga narkoba di sini begitu murah. Kalau di luar Kalbar itu harganya bisa mencapai Rp1,5/Rp1,6 juta. Jakarta misalnya. Ini kita ketahui setelah melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait kasus-kasus yang ada,” paparnya.

Kapolresta juga sempat menyinggung kasus penyelundupan narkotika terbaru di Bandara Supadio Kubu Raya. DJ, warga Kota Pontianak yang jadi kurir narkoba tersebut terancam hukuman seumur hidup sesuai UU No. 35/2009 tentang Narkotika.

“Dia kurir, dia didatangi seseorang (sudah masuk DPO) di rumahnya dan diminta membawa sabu 1 Kg dengan tujuan Ujung Pandang, Sulawesi Selatan,” terang Iwan.

Berdasarkan interogasi awal, DJ mengakui baru satu kali mengantar barang haram itu. Ia dijanjikan Rp10 juta jika berhasil mengantarkan barang haram itu ke tempat tujuan.

“Diduga kuat asal Malaysia, saat ini terus kita kembangkan,” bebernya. (zrn)