Jangan Kalah dengan Bandar Narkoba

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Kepolisian dan pemerintah setempat tak boleh kalah dengan bandar Narkotika yang terus meluaskan jaringannya di Kota Pontianak. Khususnya, memanfaatkan tertinggalnya pembangunan sejumlah kawasan di Pontianak Timur dan Utara untuk mengedarkan barang haram tersebut.

“Di Kampung Beting (Pontianak Timur), kepedulian bandar Narkoba lebih besar ketimbang kepedulian pemerintah. Sehingga, masyarakat di sana benar-benar dimanfaatkan oleh jaringan untuk mengedarkan Narkoba,” ungkap H.M. Fauzi, tokoh masyarakat Pontianak, Senin (6/6).

Tentu, lanjut dia, hal tersebut tak boleh terus menerus terjadi. “Pemerintah dan polisi harus lebih unggul dalam menangani permasalahan Beting, baik infrastruktur, sosial, dan lainnya,” tuturnya.

Beting seperti itu, menurut dia, karena masyarakatnya terkucilkan oleh warga dari kawasan Kota Pontianak yang lain. “Rata-rata aktivitas mereka di-blacklist. Kemudian, stigma yang ada dibiarkan begitu saja. Ketika mereka ini pasrah, yang datang bukan pemerintah. Malah bandar Narkoba memberikan bisnis haram yang berpenghasilan besar. Itu yang terjadi,” papar Fauzi.

Meskipun demikian, ia yakin tidak semua warga di Kampung Beting terlibat Narkoba, hanya segelintir saja. “Maka dari itu, masih ada kesempatan kita semua membenahi Beting,” tegasnya.

AKBP Iwan Imam Susilo yang baru menjabat Kapolresta Pontianak turut prihatin atas apa yang terjadi di Kampung Beting. “Ini bukan hanya tugas polisi sendiri. Ini tugas semua pihak, baik itu pemerintah, maupun tokoh masyarakat dan tokoh agama,” tuturnya.

Dikatakan Iwan, pengalaman pertama masuk ke Kampung Beting membuatnya geleng-geleng kepala seharian. “Bayangkan, di samping masjid, di sebuah rumah, ada yang pesta sabu. Saya benar-benar terkejut melihat itu,” ungkapnya.

Walhasil, Beting menjadi perhatian besar baginya dalam melakukan penegakan, sosialisasi, dan penyuluhan hukum. “Tenggelamkan stigma Narkoba, timbulkan stigma sejarah dan budaya di sana,” jelas Iwan.

Ketua DPD Front Pembela Islam (FPI) Kalbar, Habib Iskandar mengaku siap bersama-sama kepolisian dan pemerintah menangani Beting. “Memang tidak bisa sendiri-sendiri, perlu sinergisitas,” tukasnya.

Laporan: Achmad Mundzirin

Editor: Hamka Saptono