Jangan Kaitkan Jihad dengan Radikalisme

Ustadz Abdul Somad: Bangun Ekonomi Umat Hapuskan Kebodohan

LUAR BIASA PADAT. Ribuan umat muslim padati seluruh sisi Masjid Raya Mujahidin Pontianak untuk Subuh berjamaah dan tabliq akbar bersama Ustaz Abdul Somad (UAS), Ahad (6/10). Abdul Halikurrahman-RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sudah diperkirakan. Salat Subuh berjamaah dan tabliq akbar Ustadz Abdul Somad (UAS) di Masjid Raya Mujahidin, Pontianak dipadati ribuan umat muslim. Yang tumpah ruah hingga ke halaman masjid, Ahad (6/10).

Dalam masjid penuh sesak, namun jamaah yang meluber ke halaman pun tetap khidmat mendengarkan ceramah UAS. Termasuk Gubernur Sutarmidji dan Wakil Gubernur Ria Norsan. Yang terlihat di saf depan bersama sejumlah ulama dan tokoh masyarakat.

Istimewa! Tak hanya kalangan orang tua yang biasanya rajin salat subuh berjamaah. Kalangan muda-mudi pun antusias berbondong-bondong mendengarkan ceramah ustadz kondang asal Riau itu.

Ceramah UAS tetap (baca: selalu) sangat menarik. Tak ada jamaah yang beranjak selama kurang lebih dua jam ia bertausyiah. Banyak masalah sosial yang terungkap dalam keimanan Islam. Salah satu yang disyiarkannya adalah soal membangun ekonomi umat.

“Di Malaysia itu, sekarang sudah kampanye agar belanja ke orang-orang kita,” tutur UAS dalam salah satu bagian ceramahnya.

Artinya, untuk membangun ekonomi umat muslim, dasarnya adalah kekompakan harus diperkuat. Mesti bersatu. Muslim yang berniaga harus memprioritaskan sesama.

“Bangkitkan ekonomi umat. Yang remeh temeh jangan sepelekan,” pesannya.

UAS menyebut, membangun ekonomi umat juga merupakan jihad. Orang yang berjihad di jalan Allah akan dilipatgandakan amalnya.

“Penting untuk berjihad ekonomi, jihad politik dan jihad melawan kebodohan. Saat ini kita berjihad ukhuwah,” serunya dengan suara khas, lantang.

Orang-orang yang berjihad, sebut UAS, saat meninggal dihitung mati syahid. Golongan-golongan itu matinya tidak merasakan sakaratul maut dan tidak dihisab.

“Orang mati syahid tidak mungkin didapat kalau tidak berjihad. Orang mujahidlah mati syahid. Oleh karena itu, jihad itu berat saudaraku. Hidup ini pilihannya ada dua. Kalau hidup mulia, matinya syahid,” paparnya.

Berjihad, ia mengingatkan, bukan berarti lalu ditafsirkan dengan perang. Apalagi dikaitkan dengan radikalisme.

“UAS tidak mengajak perang, perang untuk apa?” ucapnya dengan intonasi memikat.

“Kalau perang, ke Palestina. Tapi kalau orang Pontianak ke Palestina belum tentu menyelesaikan masalah. Maka, kalau kita yang punya uang, kita bantu Palestina,” timpalnya.

Selain menyerukan berjihad membangun ekonomi umat dan berjihad memerangi kebodohan, UAS juga mengajak masyarakat muslim Kalbar menjaga persatuan dan kesatuan. “Kita harus bersatu dan menjaga NKRI,” pesan mubaligh yang kedatangannya di beberapa daerah kerap dihadang oleh kelompok radikal dan arogan itu.

Di masa sekarang, lanjut UAS, bangsa yang besar ini tidak boleh lagi dijajah oleh siapa pun. Pengalaman masa penjajahan kolonialisme tiga setengah abad cukup menjadi renungan. Kisah kelam itu tak boleh terulang.

“Tabligh akbar ini adalah cara menyatukan kita dalam kalimah lailahaiilallah. Dengan itu kita hidup. Dengan itu kita mati. Dengan itu kita dibangkitkan di padang masyar,” serunya mengingatkan umat.

Di akhir ceramah, UAS mendoakan Kalbar agar terus diberikan rahmat dan mendapat naungan dari Allah. Sehingga kehidupan umatnya selalu diberikan kedamaian dan keamanan.

“Mudah-mudahan kita terus istiqomah dalam kebaikan,” pungkasnya.

Gubernur Sutarmidji, dalam sambutan membuka rangkaian tabliqh akbar, menyatakan UAS merupakan ulama pemersatu umat. Karena itu, ia mengajak umat, khususnya umat muslim Kalbar, agar selalu menjaga UAS. Selalu mendoakan langkahnya dalam setiap berdakwah.

“Kita semua mencintai dan mengikuti instruksi Beliau,” sebutnya.

 

Laporan: Abdul Halikurrahman

Editor: Mohamad iQbaL