
eQuator.co.id – Pontianak-RK. Wasit sepak takraw internasional asal Kalimantan Barat, Ahmad jamalong, akan kembali memimpin jalannya pertandingan di perhelatan sekelas Asian Games. Pada 18 Agustus sampai 2 September 2018 ini.
Pria berdarah Bugis itu mengaku beryukur kembali dipercaya dalam ajang Internasional tersebut. “Alhamdulillah, suatu kebanggaan buat saya bisa kembali memimpin pertandingan sepak takraw di Asian Games tahun ini,” tuturnya, Sabtu (18/8).
Penunjukan dirinya sebagai salah satu wasit sepak takraw di ajang Asian Games bukan yang pertama kalinya. Ia pernah dipercaya memimpin pertandingan Takraw di Asian Games Doha Qatar 2006, Asian Games Guangzhou China 2010.
“Dan saat ini dipercaya memimpin Asian Games Jakarta-Palembang 2018,” jelasnya.
Untuk menjadi wasit Asian Games 2018, ia harus berkompetisi dengan sesama wasit. Melalui seleksi ketat.
Di Kalbar, Jamalong merupakan satu-satunya wasit cabang olahraga sepak takraw asal Kalbar yang akan tampil dalam kegiatan Asian Games tersebut. “Seluruh wasit sepak takraw yang akan bertugas di Asean Games dari Indonesia ada 23 orang, namun dari Kalbar cuma saya,” papar Jamalong.
Dia menuturkan, penunjukannya mewakili Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Ia juga ditunjuk langsung Pengurus Besar Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PB PSTI).
Saat ini, Ahamad Jamalong sudah berada di Palembang. “Hari ini (kemarin) kita latihan penggunaan IT dan teknologi perwasitan sepak takraw,” tukasnya.
Selain kinclong karirnya di dunia perwasitan sepak takraw (lihat grafis), Jamalong juga mengurusi pengembangan olahraga di Kalbar.
Di sela kesibukannya sebagai Dekan Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan (FPOK) IKIP-PGRI Pontianak, ia aktif dalam kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalbar. Sebagai anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) masa bakti 2017-2022.
Pria 51 tahun ini mengaku akan berlaku adil dalam memimpin pertandingan, dan berharap kedepannya lebih banyak lagi wasit dari Kalbar yang bisa memimpin pertandingan internasional. “Saya pegang kepercayaan, jujur, dan tidak memihak. Sebagai wasit ada kode etiknya. Saya dari Indonesia, Saya berusaha untuk adil dengan negara manapun,” pungkas Jamalong.
Laporan: Andi Ridwansyah
Editor: Mohamad iQbaL