eQuator.co.id – Menyusul kabar terlantarnya 43 jamaah umroh asal Sambas di kota Jeddah, Arab Saudi, pemerintah meminta masyarakat lebih selektif memilih travel. Jangan tergoda dengan harga yang murah.
“Jika harganya murah, saya pastikan pelayanannya juga jelek,” ungkap Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili, Selasa (3/10).
Ia memahami seluk beluk bisnis travel umrah. “Saya tahu betul kondisinya bagaimana, karena saya sudah puluhan tahun berada di situ. Dan kebanyakan travel tidak membuat cabang, hanya perwakilan atau kontak person saja yang berada di sini (Sambas),” paparnya.
Walhasil, Atbah menyatakan akan menertibkan agen-agen perjalanan di Sambas. Terutama yang tidak memiliki kantor cabang yang resmi.
“Agar masyarakat kita merasa aman dan nyaman dalam perjalanan serta sah dalam menjalankan ibadah umrohnya,” tegas dia.
Menjamurnya bisnis travel perjalanan umroh, khususnya di Sambas karena memang berprospek cerah. Kata Atbah, itu sebabnya banyak travel-travel perjalanan ke tanah suci bermunculan.
“Sekali saja kita berhasil membawa jamaah untuk pergi umroh bisa sampai setahun menikmati keuntungannya,” pungkasnya.
Empat puluh tiga jamaah itu diketahui menggunakan jasa dari Travel Aulia. Sayangnya, pihak penyedia jasa ternyata tak berkoordinasi dengan kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sambas.
“Memang benar kami dengar kabar memang masih terbengkalai di jeddah kami bahkan tidak tahu karena tidak ada koordinasi dari travel tersebut dengan kita,” ujar Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Sambas, H. Hamzah SpdI, di kantornya, Senin (2/1).
Travel Aulia, lanjut dia, berkantor pusat di Jakarta. Tanpa kantor perwakilan di Sambas. Biro perjalanan umrah itu merekrut jamaah melalui warga Desa Tanjung Mekar, Kecamatan Sambas, Mufizar.
“Jadi jamaah yang berangkat dibawa ke Pontianak, kemudian ke Jakarta. Mufizar ini sudah pernah membawa jamaah umrah, namun untuk kali ini tidak ada koordinasi dengan kami,” ungkapnya.
Rakyat Kalbar sempat mendatangi kediaman Mufizar, Senin (2/1). Rumah tersebut tampak sepi. Disambut seorang wanita berusia sekitar 20-an tahun yang merupakan anak dari Mufizar. Ia mengatakan belum mendapat kabar dari bapak dan ibunya yang tengah berangkat umroh.
“Terakhir kami dihubungi katanya ada permasalahan pesawat kepulangan,” terangnya.
Di tempat yang berbeda, Ahmad Adib, satu diantara jamaah umroh asal sambas yang telah pulang mengatakan, sempat melihat rombongan jemaah tersebut. “Saya berangkat umroh dengan travel yang berbeda dari mereka, Kami sempat jumpa di Madinah kalau tidak salah ada 48 orang jamaah dari Sambas, waktu kami berjumpa kami sudah kembali dari Mekkah, sedangkan mereka baru datang dikota Madinah,” paparnya.
Laporan: Sairi
Editor: Mohamad iQbaL