eQuator.co.id – Jalan rusak bukan hal yang baru di beberapa daerah Kalimantan Barat. Tak perlu jauh ke daerah pedalaman untuk merasakannya, cukup lewat saja di Jalan Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai Raya Kabupaten kubu Raya. Di ujung perbatasan Kota Pontianak dengan Kabupaten Kubu Raya itu tampak rusak parah.
Jalan Sungai Raya Dalam rusak parah karena terdapat beberapa lubang besar. Kondisi ini sudah bisa dirasakan ketika memasuki jalan tersebut dari persimpangan Jalan Ahmad Yani. Di pertengahan, kondisi jalan semakin rusak. Begitu juga di ujung jalan menuju Jalan Adi Sucipto.
Diguyur hujan sekitar 15 menit saja, jalan tersebut tak ubahnya kubangan. Banyaknya kendaraan-kendaraan bermuatan yang melintas membuat jalan tersebut tambah parah.
Salah seorang warga Pontianak Barat, Syahrani, yang melintas jalan tersebut merasa kesal melihat kondisi jalan.
“Dari dulu seperti ini, bertahun-bertahun. Betulkan sana, sini yang rusak. Betulkan sini, sana yang rusak,” kata warga Jalan Komyos Sudarso ini kepada Rakyat Kalbar, Senin (25/7) siang.
Menurut pria berusia 50 tahun ini, jika melewati jalan tersebut, mesti berhati-hati. Pasalnya, lubang di jalan itu sudah mulai mendalam dan melebar. Ia menduga, selain kontruksi jalan yang sudah mulai melemah, kerap dilintasi kendaraan-kendaraan yang bermuatan lebih, juga berkontribusi merusak jalan tersebut.
“Saya berharap pihak berwenang segera memperbaiki jalan ini, karena jika dibiarkan tidak menutup kemungkinan ada korban kecelakaan,” harapnya.
Diketahui, kawasan di Jalan Sungai Raya Dalam memang sudah menjadi kawasan bisnis dan pergudangan. Beberapa kendaraan bermuatan barang seperti truk maupun fuso, terlihat keluar masuk dan bongkar muat di beberapa titik pergudangan yang berdiri di sepanjang jalan tersebut.
Kendati demikian, para pengusaha ekspedisi ini menolak jika dituding menyumbang kerusakan jalan. Salah satunya Kepala Cabang PT Lintas Samudra Jaya, Rudi Wahyudi. Ia justru menuding bahwa truk tronton dan truk molen yang berkontribusi besar pada kerusakan jalan.
“Perusahaan-perusahaan ekspedisi di sini truknya tidak seberapa besar,” katanya.
Ia menambahkan bahwa mereka telah membantu menimbun lubang-lubang di jalan itu dengan pecahan-pecahan batu dan tembok bekas bangunan. Itu mereka lakukan atas inisiatif sendiri.
Rudi membenarkan jalan tersebut memang kerap kali memakan korban khususnya pengendara roda dua.
“Tiap malam pasti ada yang jatuh. Apalagi lampu jalannya tidak ada. Untungnya sampai sekarang belum pernah dengar ada yang sampai meninggal,” pungkasnya. (*)
Iman Santoso, Kubu Raya