eQuator.co.id – Sambas-RK. Beberapa pantai di Kecamatan Paloh terancam abrasi parah, salah satunya di Dusun Matang Putus, Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh. Senin (8/2), sekitar pukul 03.00 WIB, pasang laut menyebabkan pantai di sana mengalami abrasi sampai sepuluh meter.
Alhasil, sawah sepuluh hektar terendam pasang laut, 50 batang pohon kelapa tumbang, dan 15 rumah warga terendam. Kabarnya, dua warga mengungsi karena rumahnya kini hanya berjarak tiga meter saja dari bibir pantai.
Bupati Sambas, Juliarti Djuliardi menyatakan baru mendapat informasi ini. Pihaknya segera menindaklanjuti sesuai standar operasional tentang penanggulangan bencana.
“Dan kita meminta instansi terkait melakukan monitoring ke lapangan,” ujarnya kepada Rakyat Kalbar.
Setakat ini, Kepala Desa Matang Danau, Karjono, masih mendata jumlah korban dan kerugian. Yang bisa dipastikannya adalah satu keluarga telah mengungsi akibat kejadian itu.
“Memang setiap tahun, pasang laut terjadi dan merendam sawah warga, jadi kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk membangun penahan ombak di Pantai Matang Putus,” harapnya.
Salah seorang pemilik sawah yang dikonfirmasi, Ladi, menyatakan lahan sawahnya seluas 1,5 hektar terendam air laut seluas 1,4 hektar. Bagian depan sawah di tepian pantai tertimbun pasir dan lumpur akibat dorongan ombak.
“Padi ini terpaksa kami panen cepat, karena khawatir rontok atau pasang laut akan datang lagi,” terangnya.
Hal tersebut dibenarkan Ketua RT setempat Iswan, Kepala Dusun Matang Putus Hauri’a, dan seorang warga bernama Akhmad. Hauri’a menambahkan, selain merusak sawah, pasang laut yang disertai ombak juga menumbangkan pohon kelapa dan menyebabkan abrasi pantai.
“Kita masih bersyukur pasang tidak berlangsung lama dan berangsur surut, namun warga dalam tiga hari ini sangat khawatir pasang laut terjadi lagi, sehingga ada yang mengemaskan barang-barangnya. Yang di tepi pantai terpaksa mengungsi di rumah kerabatnya,” ungkap Hauri’a.
Kuatnya terjangan ombak, jelas dia, sampai-sampai mengakibatkan perahu warga terdorong ke daratan. Oleh pemiliknya, saat ini perahu tersebut diamankan di teras rumahnya.
“Kita sangat khawatir, dan sebelumnya kita telah menyuarakan agar dibangunkan pemecah ombak di pesisir Paloh karena setiap tahun selalu terjadi abrasi. Yang sebelumnya 5 meter, sekarang abrasinya sampai 10 meter,” beber Hauri’a.
Akhmad yang kerap menyampaikan informasi ke Rakyat Kalbar juga memaparkan ada sekitar 8 Ruko yang diterjang ombak disertai angin kencang. Salah satunya ruko milik Jaina, pemilik usaha penjahitan pakaian dan bengkel motor. Yang bersangkutan pun terpaksa mengungsi.
Sejumlah nelayan juga sibuk mengamankan perahunya, ruas jalan pun dipenuhi sampah dari laut. “Sampai pukul 17.00 WIB, hari masih hujan dan awan mendung. Jadi warga sangat khawatir pasang laut kembali terjadi,” kata pegawai Puskesmas Sekura, Kecamatan Teluk Keramat, itu.
Tak hanya di Kecamatan Paloh, kejadian serupa juga terjadi di Kecamatan Pemangkat. Ratusan rumah warga tergenang pasang laut. Beruntung air cepat surut karena sudah ada pemecah ombak di pesisir pantai Kecamatan Pemangkat.
“Pasang rob yang dialami warga di Desa Pemangkat, Kota Kecamatan Pemangkat, merendam ratusan rumah di Dusun Banjar Desa, Pemangkat Kota,” jawab Kasful Anwar, Kades Pemangkat Kota, dikonfirmasi via seluler.
Kasful menambahkan, ada empat rumah yang rusak akibat hantaman gelombang di Dusun Tanjung Batu Pemangkat, namun tidak terlalu parah. “Saya bersama Sekdes meninjau kondisi pemukiman masyarakat yang terendam air laut, ada empat rumah lainya dalam kondisi rusak,” tuturnya. Masyarakat setempat berharap ada bantuan dari pemerintah.
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak menganalisa akan terjadi gelombang laut dengan tinggi mencapai lebih 2,5 meter di perairan Laut Cina Selatan sebelah utara Natuna, perairan Kepulauan Anambas, Laut Natuna bagian utara, dan perairan Singkawang.
“Angin di atas wilayah perairan Indonesia di utara Khatulistiwa bertiup dari arah barat laut sampai timur laut dan selatan Khatulistiwa dengan kecepatan angin berkisar antara 8-30 knot atau 1-7 Skala Beufort,” ungkap Prakirawan Hernu Cahya Prawira, Senin (8/2).
Terkait terjadinya pasang air laut di wilayah Kalimantan Barat seperti di Sambas, menurutnya karena hujan yang secara terus menerus terjadi tiga hari belakangan. “Untuk wilayah perairan Singkawang dan Sambas tiga hari kedepan, kondisi umum cuaca terjadi hujan sedang dengan kecepatan angin 6-20 knot. Tinggi gelombang dapat mencapai maksimal 2 meter,” tutupnya.
Laporan: M. Ridho dan Isfiansyah
Editor: Mohamad iQbaL