Jajanan Berbahaya Beredar di 13 Sekolah

Ilustrasi-Net

eQuator.co.id – CIREBON – Hati-hati bagi para orang tua terhadap jajan anak di sekolah. Pasalnya, jajanan di sekolah ternyata mengandung bahan – bahan berbahaya. Berdasarkan, uji sample yang dilakukan Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kota Cirebon, sedikitnya ada 38 jenis jajanan berbahaya.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kota Cirebon Drs Ripin Ependi MSi didampingi Kepala Seksi Ketahanan Pangan Ir Iin Inayati mengatakan, dari 22 kelurahan di Kota Cirebon hanya hanya 13 kelurahan yang menyerahkan data pemantauan keamanan pangan jajanan anak sekolah.

Menurutnya, keamanan jajanan anak sekolah masih memprihatinkan, dari 111 pemeriksaan sample ada 39 persen yang positif mengandung bahan berbahaya. Artinya, tingkat keamanan makanan jajanan anak sekolah hanya diangka 61 persen.

“Dari hasil pemantauan dilapanagan sekitar 39 persen konsumsi makanan di sekolah TK, RA dan SD dinyatakan tidak aman. Kebanyakan, makanan yang tidak aman dikonsumsi karena mengandung, Boraks, Rhodamin B dan formalin,” Ujar Iin, kepada Radar, Rabu (10/2)

Dia mengungkapkan, jenis jajanan makanan berbahaya yang mengandung rodamin B adalah, harum manis, sukoy, sosis, agar jelly (merek YullieJelly), permen hot2 ball, mie lidi, agar-agar jelly, dan agar-agar dan minuman frenta.

Sementara untuk jenis makanan yang mengandung formalin, diantaranya, brownis pasar, cireng, raragudig, bolu pelangi, nugget, siomay, baso, cilok, sosis, mie basah, sambal rujak, baso bakar, empek-empek, basreng (baso goreng), tea jus.

Kemudian, jenis makanan mengandung formalin lainnya adalah, jenis makanan mie seblak, saos, brownis, dan teh manis. Lebih lanjut dia membeberkan, jenis makanan berbahaya yang lainnya mengadung boraks adalah, kerupuk ikan, nugget, lontong, siomay, mie basah, cakue, sosis, dan cilok.

Yang terakhir adalah, jenis makanan berbahan yang mengandung klori adalah, yuoka permen marsmellow. “Itu merupakan jenis jajanan sekolah yang harus diwaspadai. sebab, bahan makanan yang digunakan sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia,” terangnya.

Dia menerangkan, dari 13 sekolah, ada 6 sekolah yang penjaja makannnya hanya berjualan di areal dalam sekolah, sementara 3 sekolah yang penjaja makanannya ada di dalam dan luar sekolah. Sedangkan 4 sekolah lainnya, penjaja makanan menggunakan miliknya ada di luar dan didalam sekolah.

“Kondisi kantin sekolah di kota cirebon masih kurang mendapat perhatian dari pihak sekolah. Sebab, dari 13 sekolah baru 4 sekolah atau 30,77 persen yang secara khusus menyediakan kantin walaupun dikelola pihak ketiga para pedagang penjaga makanan,” tandasnya.

Disinggung, dimana 13 sekolah tersebut, Iin enggan membocorkan hal itu. Yang jelas 13 sekolah itu meliputi, TK, RA dan SD. Sedangkan tingkat SMP ataupun SMA Sederajat tidak dilakukan pengecekan. “kalau anak SMP maupun SMA, mereka sudah bisa memilah makanan sendiri mana yang layak di konsumsi atau tidak,” pungkasnya.(sam)