Pemerintah Arab Saudi kembali memberikan kemudahan untuk calon jamaah haji (CJH) Indonesia. Kali ini jadwal pemberangkatan CJH dari Madinah menuju Makkah diperlonggar. Dari tahun lalu yang maksimal pukul 16.00 waktu Arab Saudi (WAS), menjadi pukul 20.00 WAS.
Hilmi Setiawan, Makkah
eQuator.co.id – Keterangan tersebut disampaikan Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Endang Jumali saat berkunjung ke kantor daerah kerja (Daker) Makkah kemarin (10/7). Dia menuturkan skema baru tersebut merupakan hasil koordinasi PPIH dengan Muassasah Adilah atau otoritas yang membidangi urusan jamaah haji di Madinah.
Endang menuturkan dengan kelonggaran waktu tersebut, bisa memudahkan proses pemberangkatan CJH yang sudah berada di Madinah menuju Makkah. Dia menjelaskan pada sistem sebelumnya, CJH bahkan sempat ada yang harus menginap satu malam lagi di Madinah. Sebab CJH mengejar jadwal salat Ashar untuk menuntaskan ibadah arbain (salat 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi).
“Ini tentu bagus bagi kita untuk memperlonggarkan pelaksanaan arbain,’’ kata dia. Endang mengungkapkan sebelumnya kelonggaran waktu tersebut hanya diberkan kepada Afghanistan dan Irak saja. Dia menegaskan ketentuan lain dari kelonggaran ini, pukul 22.00 WAS seluruh CJH sudah tidak ada lagi di Bir Ali.
Seperti diketahui Bir Ali merupakan lokasi miqat bagi CJH yang bergerak dari Madinah menuju Makkah. Endang menuturkan pembatasan waktu tersebut disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya adalah faktor keamanan dan mempertimbangkan kondisi fisik jamaah.
Pria yang juga menjabat sebagai Staf Teknis Haji (STH) KJRI Jeddah itu juga menyampaikan evaluasi kedatangan CJH yang sudah berjalan lima hari terakhir. Dia menegaskan bahwa lima hari ini belum bisa menggambarkan proses mobilisasi CJH secara utuh. Meskipun begitu secara garis besar dia menuturkan proses kedatangan CJH sampai saat ini berjalan lancar.
Terkait dengan pelaksanaan jalur cepat atau fast track sampai saat ini berjalan lancer. Kemudian pelaksanaan semi fast track juga berjalan baik. Dia menuturkan dalam sistem semi fast track koper jamaah langsung dikirim menuju hotel. “Terkadang lebih dahulu jamaah dandang disbanding koper,’’ tuturnya. Kondisi ini terjadi diantaranya karena jarak bandara Madinah dengan pemondokan cukup dekat.
Catatannya sampai saat ini sosialisasi terkait cuaca perlu diperkuat untuk seluruh CJH. Menurut pemantauan Endang, masih banyak CJH yang belum perhatian dengan cuaca. Menurutnya cuaca di Madinah bisa sampai 40 derajat celcius. Untuk itu CJH wajib diingatkan supaya menggunakan alat pelindung diri saat beraktifitas di luar ruangan.
Kepala Daker Makkah Subhan Chalid menjelaskan petugas Daker Makkah sudah siap menyambut kedatangan CJH dari Madinah. Rencananya CJH dari Madinah mulai diberangkatkan menuju Makkah pada 15 Juli. Setibanya di Makkah, dia mengingatkan supaya CJH tidak buru-buru melakukan umrah wajib atau umrah qudum.
’’Sebaiknya orientasi lingkungan dahulu,’’ katanya. Orientasi lingkungan bisa dilakukan dengan menghafal nomor kamar dan lantainya. Serta nama hotel dan gedung-gedung di sekelilingnya. Sebab banyak kasus jamaah yang sudah berada di hotel yang benar, tetapi merasa salah. (Jawa Pos/JPG)