Mordiadi, Kota Singkawang
eQuator – Begitu hujan deras, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Singkawang, Drs. Syech Bandar Msi, mulai was-was. Pria berkumis tebal itu sibuk menaikkan barang-barang di rumah dinasnya di Jalan A. Yani, Singkawang.
“Rumah Sekda ini langganan banjir setiap tahun. Tetapi Sekda tidak pernah mengungsi, cuma repot saja,” kata Bandar saat ditemui di kediamannya yang langganan banjir itu, Jumat (18/12).
Bandar mengungkapkan, ketika hujan sedang deras-derasnya mengguyur Kota Singkawang, lantai rumah dinasnya masih kering. “Tetapi sekitar satu jam setelah hujan reda, air langsung turun dari gunung, acaplah (banjir, red),” selorohnya.
Kebetulan, di belakang rumah dinasnya ini, hanya sekitar beberapa ratus meter, berdiri tegak bukit yang masih asri, yang dinamai Gunung Sari. “Biasanya kalau hujan seperti ini, rumah ini banjir. Tetapi sekarang alhamdulillah belum, mudah-mudahan tidak ada, jangan sampai,” harap Bandar sambil tersenyum.
Beberapa hari terakhir, Kota Singkawang memang kerap dilanda hujan deras. Tetapi hingga kini rumah Bandar belum banjir. Dia pun tidak mengetahui pasti mengapa bisa demikian.
“Mungkin dikarenakan ada perubahan, entah perbaikan saluran air atau lainnya. Mudah-mudahan perubahan itu positif, sehingga banjir tidak datang,” kata Bandar.
Lantaran hujan deras kerap mengguyur, Bandar tentu saja tetap waspada. Dia juga mengharapkan masyarakat di Kota Amoy ini waspada terhadap bencana banjir.
Terkait kondisi cuaca di Kota Singkawang saat ini, Bandar mengaku sudah melakukan berbagai tindakan antisipasi. “Kita sudah rapat dengan para Camat dan lainnnya untuk mengantisipasi banjir di Kota Singkawang ini,” jelasnya.
Antisipasi yang dimaksudkannya tersebut, di antaranya memetakan kawasan mana saja yang rawan banjir. “Kemudian menyiapkan jalur evakuasi di daerah rawan banjir itu. Harus disosialisasikan kepada masyarakat, kalau banjir ‘kamu pergi ke sini’ dan sebagainya,” ucap Bandar.
Dia mengingatkan, korban banjir di Kota Singkawang akan mendapatkan bantuan dari pemerintah, bila yang bersangkutan mengungsi. “Orang yang mendapat bantuan adalah orang yang mengungsi,” tegas Bandar berulang kali.
Kalau memang merasa tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa makan dan lainnya dikarenakan banjir di daerahnya, kata Bandar, disarankan untuk mengungsi dengan mengikuti jalur evakuasi yang sudah disiapkan.
“Orang yang tidak mengungsi tidak mendapat bantuan. Kalau yang tidak mengungsi pun kita berikan bantuan bencana, wah..berapa banyak yang harus kita sediakan,” kata Bandar.
Bantuan untuk korban bencana banjir itu, ungkap Bandar, sudah disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Singkawang, dan siap disalurkan kepada korban banjir yang mengungsi di posko-posko penampungan.
Bandar juga meminta, warga yang tinggal di bantaran sungai yang nampak kumuh, tidak berizin dan langganan banjir, segera pindah. “Kalau bisa, mulai saat ini, jangan tempati daerah yang rawan banjir itu,” ucapnya.
Dia mengingatkan, bencana banjir ini harus diwaspadai semua pihak, terutama warga yang daerahnya memang kerap dilanda banjir. “Kalau sebatas tilam (kasur, red) yang hanyut, tidak masalah. Tetapi kalau makan korban jiwa kan itu lebih gila,” tutup Bandar. (*)