-ads-
Home Olahraga Iwan Zoda Berambisi Merebut Gelar Baru

Iwan Zoda Berambisi Merebut Gelar Baru

Bertandang ke Rakyat Kalbar, Ucapkan Terima Kasih

BACA KORAN REFERENSI. Iwan Sniper Zoda petinju asal Kayong Utara peraih sabuk juara dunia IBF Youth membaca berita tentang dirinya di koran Harian Rakyat Kalbar di dapur redaksi Rakyat Kalbar, Senin (4/4). OCSYA ADE CP

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sambil menenteng sabuk emas Internasional Boxing Federation (IBF) Youth, Iwan Zoda selalu tersenyum, tatkala berkunjung ke Graha Pena Rakyat Kalbar, Senin (4/4) petang.

Iwan Zoda bersama sang pelatih, Damianus Yordan ditemani ‘bapak asuhnya’ sekaligus ketua panitia Air Force Boxing Championship 2016, Mayor Yudi Setyawan berkunjung ke dapur redaksi Rakyat Kalbar. Kedatangan mereka disambut Pemimpin Redaksi Hamka Saptono, Redaktur Pelaksana Mohamad Iqbal, Manajer Pemasaran Koran dan Iklan Mohamad Qadhafy dan wartawan Harian Rakyat Kalbar.

“Terima kasih atas bantuan Harian Rakyat Kalbar yang selama ini terus mensupport melalui berita. Mulai dari rencana pertandingan sampai Iwan Zoda bisa menjadi juara dunia,” ucap Yudi Setyawan kala membuka percakapan bersama awak redaksi.

-ads-

Yudi berpendapat, sebagai media massa, Rakyat Kalbar mampu menggiring animo masyarakat, untuk mendukung Iwan dan kawan-kawan. “Pengaruhnya (Rakyat Kalbar) begitu besar. Penonton begitu banyak dan animonya sangat tinggi,” seru Mayor Yudi.

Kunjungannya ke Rakyat Kalbar juga ingin menyampaikan pesan dari Komandan Lanud Supadio, Marsekal Pertama TNI Tatang Harlyansyah. “Ada salam hormat dan ucapan terima kasih dari Komandan Lanud,” ucap Yudi.

Kedatangan tim Iwan Zoda juga ingin menyampaikan berita bahagia. Iwan diagendakan kembali bertarung di Jakarta pada Agustus mendatang. Pertarungan itu untuk mempertahankan gelar IBF Youth dan merebut gelar juara versi WBC, WBA atau WBO.

“Untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Lawannya masih akan kita komunikasikan. Tergantung mana yang berani menantang Iwan,” tegas Yudi.

Sebagai pembina, lanjut Yudi, dirinya terus mendorong hasrat bertarung petinju asal Kabupaten Kayong Utara itu. Mudah-mudahan Iwan terus diberikan kemampuan, jalan dan petunjuk. Yudi selalu mendorong Iwan dan Damianus, bahkan anak-anak asuh lainnya.

“Supaya bisa mencapai puncak prestasi dan membawa nama Kalbar, bahkan Indonesia di kancah dunia,” harap Yudi.

Kini, Damianus dan anak asuhnya mendapat bantuan. Sasana Kayong Utara yang dikomandoinya bekerjasama dengan salah satu provider untuk menggalang donasi melalui short message service (SMS).

“Tujuannya membantu kelangsungan sasana. Perbaikan prestasi-prestasi anak asuh Bang Dami di Kayong Utara dan prestasi Iwan ke depan,” jelas Yudi.

Pertandingan bertaraf dunia memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Perlu diketahui, petinju profesional tidak ada mendapat anggaran dari pemerintah.

“Seorang pelatih petinju dan promotor juga tidak bisa memaksa sponsor untuk berbondong-bondong menyalurkan bantuan. Makanya kita berharap dari masing-masing individu, instansi atau bahkan perusahaan supaya membantu,” tutur Yudi.

Untuk mendukung Iwan dan rekan-rekan masyarakat tidak perlu susah-susah. Cukup SMS, ketik Donasi Peduli spasi Nominal (jumlah donasi), kirim ke 6116, khusus pengguna jaringan XL.

“Mudah-mudahan dukungan masyarakat terus mengalir terhadap prestasi Iwan dan sasana Dami (Damianus). Karena masih banyak bibit-bibit yang bisa berprestasi lagi untuk mengikuti jejak Daud Yordan dan Iwan Zoda,” ungkap Yudi Setyawan.

Mad Daud Terharu

SAKSIKAN LANGSUNG. Ayah Iwan Sniper Zoda, Mad Daud (kanan) bersama kekasih Iwan Zoda, Essy duduk di dekat ring, menyaksikan langsung kecepatan anaknya menghajar Szilvester Kanalas petinju asal Hungaria, di GOR Pangsuma, Sabtu (2/4). OCSYA ADE CP
SAKSIKAN LANGSUNG. Ayah Iwan Sniper Zoda, Mad Daud (kanan) bersama kekasih Iwan Zoda, Essy duduk di dekat ring, menyaksikan langsung kecepatan anaknya menghajar Szilvester Kanalas petinju asal Hungaria, di GOR Pangsuma, Sabtu (2/4). OCSYA ADE CP

Mad Daud, ayah Iwan Zoda terharu, melihat putra ketiganya berhasil memukul KO Szilveszter Kanalas pada kejuaraan dunia Air Force Boxing Championship, Sabtu (2/4) di GOR Pangsuma Pontianak.

Mad Daud yang datang bersama istrinya Juraini. Ketika Kanalas mengaku kalah di ronde ketiga, Mad Daud beranjak dari kursi dan berlari menaiki ring untuk memeluk anaknya. Wasit mengumumkan Iwan Zoda resmi juara dunia baru sabuk IBF Youth kelas terbang (flyweight).

Mad Daud tak henti-hentinya memeluk putranya itu. Rasa sayang dan bangga yang luar biasa, terpancar dari raut wajahnya. Dia hampir tak bisa berkata-kata.

Sementara dari bawah ring, puluhan potografer terus mengabadikan kebersamaan ayah dan anak tersebut. Apalagi Iwan Zoda sudah malam pisah dengan kedua orangtuanya. Sejak berusia Sembilan tahun, Iwan Zoda diasuh neneknya di Kayong Utara. Kemudian diangkat menjadi anak asuh Damianus Yordan yang tertarik terhadap Iwan Zoda untuk dididik menjadi petinju professional. Daud mengaku pertandingan Sabtu malam itu, merupakan pertandingan kedua yang pernah dia saksikan langsung sejak Iwan Zoda berkiprah didunia tinju profesional, selama kurang lebih satu dasarwarsa ini.

Selain membawa istrinya, Mad Daud yang tiba ke Pontianak sejak pukul 07.00, juga membawa serta Bayu, adik bungsu Iwan zoda, serta Jurdin Jamal, paman Iwan Zoda. Ternyata sudah 11 tahun Mad Daud dan keluarga besarnya tidak pernah bertemu Iwan Zoda.

“Saya baru dua kali ini ketemu anak saya. Pertama waktu Iwan lawan petinju dari Thailand di PCC (akhir Desember 2015). Karena saya sibuk kerja, keadaan jauh, kami tinggal di Sungai Belit, Desa Sejahtera, Kecamatan Sukadana, Kayong Utara,” kata Mad Daud.

Mad Daud dulunya bekerja sebagai nelayan di Kayong Utara. Baru tiga bulan terakhir dia bekerja di perusahaan sawit PT BPK di Kubu Raya, tinggal di perumahan M Lima di Kubu Raya. Karena GOR Pangsuma tidak seberapa jauh dari tempat tinggalnya, Mad Daud pun dengan semangat ingin menyaksikan pertarungan anaknya.

“Saya merasa senang bisa melihat Iwan saat ini. Dari umur 11 tahun dia ikut Damianus. Saya biasa mau diajaknya keluar-luar (daerah) untuk ikut menyaksikan pertandingan, cuma karena kesibukan tadi. Tapi saya terus berdoa untuk kemenangan Iwan,” kata Mad Daud.

Iwan Zoda merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak perempuannya yang sulung bernama Desi, 24, kemudian abangnya Daris, 22, dan adiknya, Bayu, 16.

Jurdin Jamal, paman Iwan Zoda mengaku senang bisa melihat keponakannya berdiri di atas ring. Apalagi merobohkan petinju Hungaria.

“11 tahun saya tidak pernah ketemu. Saya rindu dengan Iwan. Saya hanya berdoa supaya Iwan tetap sehat. Selama ini kami hanya lihat di televisi saja,” kata Jurdin.

 

Laporan: Deska Irnansyafara, Fikri Akbar

Editor: Hamka Saptono

Exit mobile version