eQuator.co.id – Melania Knauss, istri Donald Trump, bakal menggugat Daily Mail, Politico, dan delapan media lain, yang menulis bahwa dirinya pernah menjadi perempuan panggilan alias escort girl pada 1990-an. Selasa (23/8), Charles Harder menyebut berita tentang kliennya itu sebagai fitnah.
“Melania melayangkan peringatan kepada media-media tersebut karena pemberitaan mereka yang tidak benar dan cenderung melecehkan,” kata pengacara Melania itu.
Khusus untuk Politico, istri calon presiden (capres) Partai Republik tersebut juga mengkritik berita tentang kedatangannya ke Amerika Serikat (AS) yang ditulis salah. Politico mengaku telah menerima surat peringatan resmi terkait dengan keimigrasian Melania. Media Negeri Paman Sam itu pun langsung meneruskannya kepada Si Penulis Berita tentang perempuan 46 tahun tersebut.
Namun, seperti sembilan media yang lain, portal berita politik AS itu juga hanya mengutip berita tentang masa lalu Melania dari salah satu majalah Slovenia. Dalam majalah yang tidak disebutkan namanya itu tertulis, agen model yang mewadahi Melania adalah agen ganda. Tidak sekadar membina model, agen tersebut juga menjadi perantara bagi pria-pria hidung belang yang menginginkan layanan seksual berbayar.
“Agen itu juga menjadi semacam agen perempuan panggilan bagi para pelanggan yang kaya raya,” tulis majalah itu sebagaimana dikutip Politico.
Namun, oleh sepuluh media yang sebagian besar terbit di AS itu, berita tentang Melania dan agen model tersebut dibumbui. Lantas, muncul kesan bahwa dulu ibu satu anak itu adalah perempuan panggilan.
Tidak terima, Melania ancang-ancang menggugat Politico, Daily Mail, The Week, Inquisitr, Tarpley, Before It’s News, Liberal America, LawNewz, Winning Democrats, dan Bipartisan Report. Sebelum Melania memasukkan gugatan kepada pihak berwajib, sepuluh media itu masih punya waktu untuk menghindari proses hukum.
Sebab, saat ini, surat yang diterbitkan kantor Harder tersebut masih bersifat peringatan saja. Wacana gugatan itu bisa batal jika sepuluh media tersebut mengakui kesalahan mereka dan meluruskan berita tidak benar tersebut. (Jawa Pos/JPG)