eQuator.co.id – SINGKAWANG-RK. Nurmala merupakan salah seorang korban meninggal tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Sabtu (22/10). Perempuan 48 tahun asal Kota Singkawang ini masih kerabat Riefian Fajarsyah alias Ifan Seventeen atau bibinya.
Nurmala merupakan sepupu ibunya Ifan Seventeen. Saat bencana tsunami terjadi, ia berada di konser Seventeen. Dia bertugas sebagai pengasuh anaknya Ifan Seventeen.
Kamis (27/12) sekitar pukul 15.00 WIB, jenazah Nurmala tiba di kediaman duka, Gang Idi M Soleh, Jalan Uray Dahlan M Suka, Kelurahan Skip Lama, Kecamatan Singkawang Tengah, Kota Singkawang.Tangisan Taher Tayib pecah kala menyambut jasad anaknya tersebut. Isak tangis sanak keluarga lainnya tidak bisa terelakan. Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie didampingi Kapolres Singkawang, AKBP Raymond M Masengi berupaya menenangkan keluarga yang ditinggalkan.
Kedatangan jenazah dikawal pihak Satlantas Polres Singkawang dan satuan lainnya. Penyerahan jenazah dipimpin langsung oleh Wali Kota Singkawang kepada Supardi, perwakilan
keluarga korban. Usai di rumah duka, jenazah dibawa ke Masjid Istiqlal, Jalan A Kadir Kasim untuk disalatkan.
Tjhai Chui Mie mengucapkan turut bela sungkawa atas meninggalnya korban saat tsunami Selat Sunda kemarin. Proses pemulangan jenazah sudah dilakukan kemarin. Pihaknya juga berterima kasih kepada kepolisian yang mengawal jenazah dari Bandara sampai di Singkawang. “Kami berharap keluarga diberi ketabahan dan kekuatan. Semoga almarhumah diterima di sisi Tuhan,” kata Tjhai Chui Mie.
Dia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang hadir dan memberikan doa terbaik. Ia berpesan kepada masyarakat agar ketika ke luar rumah atau daerah untuk memperbanyak doa. Minta dijauhkan dari segala musibah. Mengingatkan akhir-akhir ini cuaca ektrem. “Tetap berhati-hati serta berharap jangan ada musibah di Kota Singkawang,” harap Tjhai Chui Mie.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sosial Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Singkawang, Agus Purnomo mengatakan, upaya pemulangan jenazah dari Banten dibantu berbagai pihak, termasuk kepolisian.
Sehingga proses pemulangan tersebut tidak ada masalah. Saat di cargo pun dimudahkan. “Mungkin ini amalan baik dari almarhumah, sehingga sangat dimudahkan dan tidak menemukan hambatan,” katanya.
Jenazah ditempatkan di kontainer yang ada pendingin. Saat itu masih ada sepuluh jenazah korban tsunami. Penyerahan jenazah dilakukan Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Banten Dokter Nariyana.
“Adanya surat penyerahan jenazah itulah akhirnya dimudahkan ketika berurusan, mulai saat di Bandara sampai pengurusan perusahaan cargo,” jelasnya.
Sebenarnya kata dia, pemulangan jenazah bisa lebih awal. Namun terpaksa dimundurkan, karena di Pandeglang terjadi banjir usai tsunami. Dari lokasi tsunami di Pandeglang menuju Bandara membutuhkan waktu lima jam. “Saat itu jalan macet, tapi dimudahkan lantaran menggunakan mobil ambulance saat membawa jenazah,” ungkap Agus.
Dijelaskan Martali, adik ipar korban ketika ia ke Rumah Sakit Pandeglang, semua berkas sudah lengkap. Tak ada hambatan, semua urusan sangat mudah. “Akhirnya diberikan surat dan kami langsung ke Bandara, almarhumah dimasukkan ke dalam peti cargo,” katanya.
Dia menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota dan Kapolres Singkawang yang telah memfasilitasi pengambilan jenazah kakaknya tersebut. Begitu pula terhadap Agus Purnomo yang telah mendampingi mulai dari awal keberangkatan hingga pemakaman. Terkait santunan, kemungkinan akan diberikan. Meskipun saat ini pihak keluarga belum tahu kepastian pemberian santunan tersebut.
Laporan: Suhendra
Editor: Arman Hairiadi