Inovasi Pontianak Dapat Diterapkan Daerah Lain

Studi Lapangan Peserta Diklatpim III BNN

CENDERAMATA. Wali Kota Pontianak, Sutarmidji memberikan cenderamata kepada ketua rombongan peserta Diklatpim Tingkat III Balai Diklat BNN, Fuji Astuti, Selasa (7/6) di ruang rapat Wali Kota.

eQuator.co.id – Potianak-RK. Lagi-lagi inovasi yang dilakukan Kota Pontianak menjadi pujian. Kali ini datang dari rombongan peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat III Balai Diklat Badan Narkotika Nasional (BNN) RI saat berkunjung ke Pemerintah Kota Pontianak.

“Kedatangan peserta Diklatpim ini untuk melakukan studi lapangan. Karena selama ini kita tahunya kota-kota lain yang terkenal seperti Bandung, Surabaya dan lainnya. Ternyata saya juga baru dengar Pontianak ini banyak sekali inovasi-inovasi yang bisa ditiru dan diterapkan oleh daerah lain,” terang Fuji Astuti, Ketua rombongan Diklatpim BNN, Selasa (7/6), usai menggelar pertemuan dengan Wali Kota Pontianak, H Sutarmidji SH MHum di ruang rapat Wali Kota.

Dari berbagai inovasi yang dilakukan Pemkot, pihaknya tertarik mengenai pembangunan manusia. Wali Kota, katanya menciptakan budaya inovasi serta memberikan kebebasan berkreativitas terhadap jajarannya. “Selain itu, penerapan punishment dan reward oleh kepala daerah sudah tindakan yang tepat. Siapa yang berhasil diberi penghargaan dan siapa yang melanggar diberi sanksi,” tukasnya.

Sosok orang nomor satu di Pemkot Pontianak ini mendapat acungan jempol dari Fuji yang juga menjadi Widyaiswara pada Diklatpim di jajaran BNN. Dirinya menilai Sutarmidji sebagai sosok pimpinan yang tegas. Tapi tegas karena benar. Dalam menerapkan aturan, ia juga konsisten tanpa memandang siapapun itu. “Kita ingin para pimpinan BNN di seluruh Indonesia juga harus menjadi role model. Kalau pimpinan tidak bisa jadi role model, apapun yang dikatakan pimpinan tidak akan pernah diikuti oleh rakyatnya maupun oleh bawahannya,” tutur Fuji.

Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menuturkan, dirinya memberikan informasi terkait inovasi-inovasi apa yang sudah dilakukan Pemkot Pontianak. Termasuk perbaikan tata kelola pemerintahan daerah untuk percepatan layanan publik misalnya di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak yang masuk dalam Top 35 Inovasi se-Indonesia dan lain sebagainya. “Silakan peserta Diklatpim melihat mungkin ada hal yang bisa diterapkan di sana atau mungkin juga nanti ada hal-hal yang ditemukan di lapangan untuk dilakukan perbaikan atau masukan,” katanya.

Midji menyampaikan ucapan terima kasih lantaran Pontianak menjadi tujuan studi lapangan oleh Diklatpim III BNN RI. Kunjungan ini merupakan kesekian kalinya dari berbagai peserta Diklatpim sebelumnya. Diantaranya Diklatpim Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perhubungan, Lembaga Administrasi Negara (LAN), dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jayapura dan lainnya. Untuk daerah-daerah kabupaten/kota, sudah lebih dari 200 daerah yang melakukan studi banding di Pontianak. “Kegiatan-kegiatan pembangunan di Pontianak ini akan saya bukukan dan akan kita bagikan ke daerah-daerah dalam penanganan-penanganan perbaikan layanan publik di Kota Pontianak,” pungkas Midji. (agn)