eQuator.co.id – PONTIANAK. Hasil Quick Count menjadi trending topik saat ini. Hampir seluruh siaran televisi menyatakan bahwa Paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf unggul dengan persentase rata-rata melebihi 50 persen.
Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma’ruf, Hildi Hamid mengatakan,
quick count ini alat untuk mengontrol suara dan tentu memiliki metode yang akurat.
“Kalau melihat hasil sekarang menyenangkan bagi kubu 01. Tentunya kita berharap masyarakat jangan langsung membuat euforia. Kita tetap menunggu real count di KPU,” ucap Hidli, Rabu (17/4).
Ia mengatakan saat ini pihaknya juga masih menunggu data yang dikumpulkan oleh TKD kabupaten/kota Paslon nomor urut 01.
“Mereka yang akan mengirim ke kami. Belum ada laporan. Baru lewat WA jadi belum ada yang langsung dari wilayah,” ucapnya.
“Saya pikir paslon 01 ini akan unggul antara 54 sampai 57 persen untuk nasional. Untuk di Kalbar kurang lebih sama lah,” tambahnya.
Hildi mengaku sampai saat ini pihaknya menerima laporan bahwa penyelanggaraan pemilu berjalan dengan baik dan kondisi sangat aman.
“Kita harus menunggu hasil tidak menimbulkan euforia yang berlebihan. Kita berdoa mudah-mudahan hasil quick count ini tidak jauh dari real count,” imbaunya.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suriansyah menegaskan pihaknya tidak percaya dengan hasil quick count yang disiarkan oleh televisi.
“Karena dari hasil exit poll kami 02 masih menang 55,4 persen. Kemudian dari hasil quick count kami juga masih menang 52 persen. Jadi kami tidak percaya yang disiarkan di TV itu. Kami pada prinsipnya masih menunggu hasil dari real count C1 yang semuanya sedang kami kumpulkan,” papar Suriansyah ketika dihubungi eQuator.co.id
Untuk itu ia pun mengajak kepada seluruh masyarakat untuk tetap menunggu hasil resmi dari KPU. Karena menurutnya quick count bukanlah perhitungan yang nyata. Itu hanya pendekatan berdasarkan sampling saja.
“Jadi kita sama-sama menunggu siapa yang dinyatakan menang dan kalah dan jangan melakukan tindakan euforianya atau tindakan yang tidak sesuai dengan aturan hukum,” ajak dia.
“Kami masih optimis. Kami juga masih mengumpulkan data dan memang belum lengkap,” tegasnya. (Riz)