Inflasi Akan Tetap Landai

ilustrasi.net

Inflasi hingga akhir tahun diprediksi mampu menyentuh batas bawah sasaran Bank Indonesia (BI). Sepanjang Januari hingga Oktober 2016, inflasi cukup rendah di angka 2,11 persen. Sementara BI mematok inflasi akhir tahun di kisaran 4 plus minus 1 persen.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, dirinya memperkirakan inflasi menjelang akhir  tahun 2016 cenderung mendekati batas 3,1 persen, bahkan hampir 3 persen. “Inflasi terkedali karena BI menurunkan suku bunga, dan masih ada ruang untuk penurunan (kembali). Tapi bagaimana ke depannya, masih perlu kita lihat lagi tentang kondisi global dan domestik, terutama pertumbuhan ekonomi dan kredit perbakan,” katanya kemarin (5/11).

Namun untuk mengendalikan inflasi, BI tidak hanya akan memainkan suku bunga. Soal likuiditas juga penting untuk dibahas dalam rapat dewan gubernur (RDG). Sehingga banyak ruang untuk menekan inflasi supaya kondisi ekonomi tetap stabil.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Solikin M. Juhro berpendapat, regulator memang perlu bergerak lebih aktif dalam upaya pengendalian iflasi. Otoritas dan negara tidak bisa hanya mengandalkan stabilitas sektor riil, tapi juga harus memerhatikan sektor keuangan. “Perlunya kita kelola unsur manajemen risiko untuk mengelola sektor keuangan dan makro. Kesimpulannya, pertama dari segi ketahanan makro kita bagus, capital inflow, inflow, utang terkelola dan inflasi rendah di 3 persen,” jelasnya.

Ekonom Kenta Institue Eric Sugandi menambahkan, momentum pasca Lebaran sudah terlewati. Setelah momentum yang identik dengan kenaikan indeks harga konsumen (IHK) itu berakhir, konsumsi rumah tangga kembali normal. Hal itu adalah siklus yang menyebabkan inflasi masih terjaga.

“Jadi konsumsi rumah tangga, angkanya kalau saya lihat masih bisa tumbuh 5 persen (yoy).  Sedikit melambat karena masih belum ada Ramadan (lagi) kan,” ucapnya. Konsumsi rumah tangga pun masih akan berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pemotongan anggaran pemerintah juga tidak akan berpengaruh banyak, sebab kontribusinya hanya 8 persen terhadap total pengeluaran. Dampaknya, inflasi juga akan lebih didorong kenaikan permintaan konsumsi swasta dan rumah tangga. (rin)