Indonesia Menjadi Target Penipuan Online Terbesar

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Jakarta-RK. Kasperky Lab kembali menemukan beragam ancaman keamanan pada sistem keuangan online. Pihaknya menemukan sebanyak 48 persen konsumen menjadi target aksi penipuan.

Yang mengkhawatirkan, dari 26 negara yang di survei, Indonesia menempati posisi tertinggi. Yakni, sebesar 26% konsumen telah kehilangan uang mereka lantaran menjadi target aksi penipuan online. Posisi selanjutnya ditempati Vietnam sebesar 25% dan diikuti oleh India sebesar 24%.

Hampir setengah dari pengguna internet mengalami ancaman keuangan selama periode survei 12 bulan. Estimasi kerugian atas penipuan oline tersebut rata-rata sebesar USD 283 atau sekitar Rp38 juta.

Adapun bentuk ancaman keuangan yang dialami para konsumen di antaranya, 6% konsumen kehilangan uang karena scams atau penipuan online, 4% menjadi korban kebocoran data dan kehilangan uang melalui organisasi keuangan dan 3% konsumen yang memiliki cryptocurrency (seperti BitCoin) atau emoney dicuri.

Ross Hogan, Global Head of Fraud Prevention Division di Kaspersky Lab, mengungkapkan, selain penipuan online dengan gaya tradisional, pihaknya juga menemukan para penjahat siber mengeksploitasi serta mencari cara baru untuk menipu konsumen.

Dia mengimbau, agar para pengguna internet semakin waspada ketika melakukan transaksi keuangan online, termasuk mengklik link mencurigakan yang sepertinya berkaitan dengan bank pengguna.

“Kami mendesak para pengguna internet untuk menggunakan perangkat lunak keamanan untuk melindungi diri dari ancaman ini dan mengamankan diri dari bahaya kerugian finansial,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/5). (Jawapos)