eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Potensi pertumbuhan pembiayaan syariah di Indonesia, khususnya Kalimantan Barat dinilai masih terbuka lebar seiring dengan meningkatnya literasi keuangan syariah di masyarakat.
Karena itulah, sejumlah Industri Keuangan Non Bank (IKNB) semakin agresif dalam melebarkan sayap bisnisnya di sektor pembiayaan syariah. Salah satunya adalah Unit Usaha Syariah PT Pegadaian (Perseroan).
Senior Branch Manager Pegadaian Syariah Pontianak, Muhammad Ichlas menuturkan, pembiayaan untuk produk syariah mengalami peningkatan. Hal tersebut tercermin dari angka outstanding yang berhasil dicatatkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut khususnya di cabang Pontianak.
“Selama April dan Mei kita alami kenaikan yang cukup siginifikan. Ada pertumbuhan sekitar 10 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu. Sehingga posisi outstanding kita sudah mencapai Rp75 miliar dari total target sebesar Rp78 miliar di tahun ini,” ujarnya.
Dia menilai, meski pertumbuhan pembiayaan syariah tidak begitu signifikan, namun setiap tahunnya industri ini tumbuh positif.
Hal itu menurutnya tidak terlepas dari peran berbagai pihak dalam memberikan literasi keuangan syariah. Di samping upaya yang dilakukan oleh perusahaan jasa keuangan dalam menghadirkan produk-produk pembiayaan berbasis syariah yang beragam.
Pegadaian Syariah saja, sebut dia, memiliki sejumlah produk pembiayaan syariah. Baik itu rahn (gadai) atau non rahn. Produk-produk tersebut, seperti Arrum Haji, Arrum BPKB, Amanah, Tabungan Emas, Muliadan lain sebagainya.
“Seperti produk Arrum Haji saja peminatnya cukup tinggi, hanya harus bersabar, karena antreannya jemaah haji Indonesia cukup panjang,” sebutnya.
Ke depan, pihaknya akan terus berinovasi serta melahirkan produk-produk pembiayaan berbasis syariah lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Beberapa di antaranya seperti Arrum Umrah, dan Arrum Pendidikan.
“Untuk Arrum Umrah, saat ini sedang diuji coba di kantor pusat, dan mudah-mudahan secepatnya dapat direalisasikan di daerah-daerah,” tandasnya.
Sementara itu, BNI Syariah memantau ada kenaikan transaksi menggunakan kartu pembiayaan syariah pada bulan Ramadan tahun ini. Sekretaris Perusahaan BNI Syariah, Rima Dwi Permatasari mengatakan kenaikannya mencapai 30 persen dari bulan-bulan biasanya.
Rima menyampaikan, kartu pembiayaan syariah memiliki skema yang berbeda dengan kartu kredit konvensional pada umumnya.
“Kartu pembiayaan ini memang tidak mendorong untuk konsumtif, kartu ini bertujuan sebagai pembantu transaksi ketika masyarakat tidak punya pilihan lain,” kata Rima.
Sehingga biasanya, mayoritas penggunaan Hasanah Card yakni di luar negeri, juga untuk keperluan terkait travel. Kurs Hasanah Card cukup kompetitif dan mendekati kurs acuan Bank Indonesia.
“Tahun ini mayoritas Hasanah Card digunakan untuk travel, kemudian groceries, tahun lalu kebanyakan dipakai untuk groceries,” kata dia.
Rima menambahkan, kartu pembiayaan merupakan salah satu pelengkap layanan BNI Syariah. Namun, bukan jadi fokus utama pertumbuhan pembiayaan yang mayoritas masih dipimpin oleh pembiayaan Griya atau kepemilikan rumah.
Saat ini, jumlah nasabah BNI Syariah mencapai 3 juta rekening dengan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp36 triliun. Diharapkan tahun ini DPK tumbuh 16 persen menjadi Rp41,6 triliun.
Laporan : Nova Sari
Editor : Andriadi Perdana Putra