-ads-
Home Teknologi Komputer Ide Aplikasi Cari Dokter, Muncul saat Bingung karena Teman Sakit

Ide Aplikasi Cari Dokter, Muncul saat Bingung karena Teman Sakit

Bincang dengan Pemenang Dugong Apps Idea Contest Gelaran Diskominfo

Rahimah menunjukkan aplikasi Findo
FINDO. Rahimah menunjukkan aplikasi Findo yang dia kelola bersama dua rekannya. Anggi Praditha-Kaltim Post

Findo; Find Doctor. Temukan dokter di dekatmu. Begitulah kira-kira slogan dari aplikasi buatan tiga sekawan, Rahimah, Niken Pratiwi, dan Fatimah Nur Azra.

***

eQuator.co.idIDE mengemuka ketika mereka masih indekos di kawasan Jalan Indrakila, Gunung Samarinda, Balikpapan Utara. Seorang teman sedang sakit dan membutuhkan pertolongan dokter. Akibat demam hingga pingsan tiba-tiba. Sebagai pendatang baru, mereka masih belum mengenal kota ini dengan baik. Kelimpungan. Sibuk ke sana kemari mencari info, tapi kesulitan mendapatkan dokter. Terlebih pada malam hari.

-ads-

Jauh-jauh datang ke Kota Minyak sekitar 2,5 tahun lalu, perempuan berusia 21 tahun ini ingin belajar mandiri. Pengalaman tersebut menjadi pelajaran, sekaligus ide bagi Rara. Dia lantas bekerja sama dengan Heru, anggota Komunitas Programmer Balikpapan. Ide tersebut dikembangkan ke dalam aplikasi start-up, yang dinamai Findo (Find Dokter). Belum sepenuhnya rampung, aplikasi ini masih dalam tahap penyelesaian. Dia menargetkan, akhir Oktober aplikasi sudah dapat di-launching. Pengguna android cukup men-download secara gratis dari Play Store.

“Hampir sama dengan aplikasi Go-Jek, Grab, ataupun Uber. Tujuannya memudahkan masyarakat menemukan lokasi dokter terdekat di lingkungan Anda, tanpa perlu login,” sebut mahasiswi semester lima jurusan Bahasa Inggris di Akademi Bahasa Asing (ABA) ini.

Selain itu, pengguna bisa mendapatkan tips sehat, fitur pertolongan pertama, kalkulator kesehatan, dan indeks badan ideal yang sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama kaum hawa. Masih berupa basic, ke depannya dia merancangkan fitur premium. Meski dia belum memikirkan berapa kira-kira yang mesti dibayarkan pengguna fitur premium tersebut.

Ditemui di tengah waktu luangnya bekerja, sembari menunjukkan slide pada layar laptopnya, dia menjelaskan pada fitur premium ada dua fitur tambahan. Berupa second opinion dan etalase kesehatan.

“Ketika memilih second opinion, pengguna bisa mendapatkan opini dari dokter lain. Dan saat berbelanja alat kesehatan pakai etalase kesehatan pengguna akan mendapatkan potongan diskon 10 persen,” kata perempuan yang bekerja sebagai staf di kantor notaris kawasan Sumber Rejo, Balikpapan Tengah.

Walau belum bekerja sama secara resmi dengan pihak rumah sakit, bersama kedua rekannya, Rara selalu memperbarui database yang didapatkan. Seperti rujukan atau jadwal praktik dokter-dokter di Rumah Sakit Restu Ibu, Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Malang, Rumah Sakit dr Kanujoso Djatiwibowo, dan Siloam Hospitals Balikpapan. Database selalu diinput setiap waktu menyesuaikan perubahan jadwal dari rumah sakit.

“Setelah launching, aplikasi ini pun masih dalam tahap percobaan selama tiga bulan. Guna mengetahui kekurangan yang didapati ketika aplikasi dijalankan. Tetapi, dari hasil survei yang telah kami lakukan, 94 persen warga Balikpapan tengah menantikan aplikasi ini dan mendukung kami,” ucapnya.

Aplikasi ini juga diikutkan dalam Dunia Government Gadget (Dugong) Apps Idea Contest gelaran Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Balikpapan. Dalam ajang peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI itu, Rara dan kawan-kawannya merebut juara ketiga.

Sebagai leader, Rara tidak terpikir akan terjun ke dunia start-up. Yang semula hanya di angan-angan. Belum lagi biaya operasional yang dikeluarkan juga tidaklah sedikit. Misalnya saja dana yang dikeluarkan untuk pengumpulan data. Per tahun mesti merogoh kocek Rp 1,5 juta di tahun pertama, juga pembayaran pembuatan aplikasi yang mencapai Rp 7 juta, belum lagi bila telah di-launching dan pemeliharaan tentu saja butuh dana tidak sedikit. Tapi, Rara tetap optimistis dengan apa yang dilakukan mampu berbuah manis kelak.

“Sekarang mesti cari investor dan iklan, karena dana yang dibutuhkan juga tidak sedikit kan. Jadi, aplikasi ini pun mesti selalu di-upgrade biar semakin banyak fitur menarik lainnya,” imbuh perempuan yang juga bergabung dengan Teater Junjung Nyawa Balikpapan ini. (Kaltim Post/JPG)

Exit mobile version