Ibu Satu Anak Diculik, Babak Belur Dianiaya

Pemilik Bengkel Ingin Menghakimi Anak Buah

KORBAN PENCULIKAN. Dian bersama putrinya usai melaporkan kasus penculikan yang dialaminya di Mapolsekta Pontianak Barat, Jumat (12/8). ACHMAD MUNDZIRIN

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Datang ke Kota Pontianak, Dian, 25, diculik empat pria menggunakan mini bus Innova silver KB 1176 QA di Jalan Husein Hamzah Pal V, Pontianak Barat, Kamis (11/8) malam.

Wanita yang baru datang dari Jawa Timur itu disekap di dalam mobil yang menuju luar Kota Pontianak, melalui jalur Trans Kalimantan, Sungai Ambawang. Para pelaku menyiksa Dian hingga babak belur.

Ibu satu anak itu diculik ketika makan bakso di warung saksi (RINA). Kemudian dia meninggalkan makannya dan pergi ke pinggir Jalan Husein Hamzah Pal V untuk menelepon. Tiba-tiba saja mobil Innova putih berhenti. Tanpa banyak bicara, para pelaku keluar dari mobil, menyeret Dian dan memasukkannya ke dalam kendaraannya.

Penculikan ibu satu anak itu disaksikan Sy. Ibrahim dan Rina pemilik warung bakso. Kedua saksi ini melapor ke Mapolsekta Pontianak Kota. Dengan cepat polisi menindaklanjuti laporan tersebut. Jajaran Polsek Pontianak Kota menyebarkan informasi penculikan ke seluruh jajaran polisi, termasuk Mapolresta.

Masing-masing Polsek wilayah hukum Mapolresta Pontianak melakukan penyelidikan. Polisi menyelidiki keberadaan mobil yang disebutkan saksi penculikan. Di Jalan Trans Kalimantan, Innova silver yang dikendarai pelaku dihentikan jajaran Polsek Sungai Ambawang. Polisi memeriksa mobil  KB 1176 QA itu. Dian ditemukan di dalam mobil dengan kondisi babak belur. Polisi langsung mengamankan mobil dan para penumpang ke Mapolsek Sungai Ambawang. Kemudian melimpahkan kasus ini ke Mapolsekta Pontianak Barat.

Ditemui di Mapolsekta Pontianak Barat, Dian yang biasa disapa Sarah itu mengatakan, penculikan yang dialaminya, buntut dari perbuatannya, mencuri di tempat kerjanya yang lama di Ngabang, Kabupaten Landak.

“Saya bekerja dibengkel motor. Anak saya sakit, orang yang ada di bengkel tidak peduli. Akhirnya saya ambil barang-barang berharga di bengkel bersama teman saya. Saya kebagian Rp1,3 juta. Uang itu saya gunakan untuk anak saya berobat,” ungkap Dian dengan wajah babak belur dipukuli pelaku, Jumat (12/8).

“Penculik saya itu adalah suruhan bos saya. Mereka juga pekerja bengkel di Ngabang tempat saya bekerja,” sambungnya

Dian mengaku diculik bukan pada saat dirinya makan bakso. Melainkan saat sedang menelepon di pinggir Jalan Husein Hamzah Pal V. “Kemudian datang mobil dan orang itu cepat membawa saya secara paksa masuk ke dalam mobilnya. Di dalam mobil saya dianiaya,” bebernya.

Dia mengaku dipukul dengan cara dikeroyok. Sehingga tak hanya wajah, tetapi badannya juga menjadi bulan-bulanan pelaku.

Kapolsekta Pontianak Barat, Kompol Joko Sulystiono ditemui di Mapolresta Pontianak mengaku telah menahan empat pelaku penculikan Dian. “Orang-orang yang diduga melakukan penculikan, beserta barang bukti mobil sebagai sarana, sudah kita amankan. Termasuk korban,” ungkap Kompol Joko.

Berdasarkan hasil interogasi jajarannya, Dian terlibat kasus tindak pidana pencurian atau penggelapan. Namun pencurian yang dilakukan Dian belum dilaporkan. “Orang-orang ini mengambil tindakan sendiri, dengan cara membawa dan menganiaya korban di dalam mobil,” jelas Kompol Joko.

Dian sudah membuat laporan penculikan dan penganiayaan terhadap dirinya di Mapolsekta Pontianak Barat. Setelah Dian ditemukan oleh pelaku penculikan, pemilik bengkel tempat Dian bekerja juga membuat laporan ke Mapolsek Ngabang. “Kita sudah berkoordinasi dengan Polsek Ngabang,” ungkap Joko.

Tujuan penculikan yang dilakukan empat pria itu, untuk membawa dan menghukum adat Dian di Ngabang. “Kita mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan hal seperti ini. Jika memang merasa menjadi korban kejahatan, diharapkan segera melapor kepada kepolisian. Jangan mengambil tindakan sendiri,” imbaunya.

Joko menegaskan, keempat pelaku penculikan masih diperiksa jajarannya. Polisi juga belum bisa memberikan keterangan terkait identitas keempat pelaku. Sementara keempat pelaku enggan diwawancarai wartawan saat dikonfirmasi.

 

Laporan: Achmad Mundzirin

Editor: Hamka Saptono