Hujan Tak Menyuruti Kemeriahan Pembukaan

Pekan Gawai Dayak ke 33 Resmi Dimulai

TARIAN. Para gadis Dayak menari pada upacara pembukaan PGD ke 33 Tahun 2018 di Rumah Radakng, Minggu (20/5). Ambrosius Junius-RK

eQuator.co.id PONTIANAK-RK. Pembukaan Pekan Gawai Dayak (PGD) ke 33 tahun 2018 dimulai, Minggu (20/5). Kegiatan di Rumah Radakng Jalan Sutan Abdurrahman Pontianak itu dihadiri ribuan masyarakat.

Menjelang siang masyarakat mulai menyemut. Mereka menanti upacara pembukaan. Pemandangan tampak semarak. Berbagai tampilan pakaian adat Dayak dengan warna dan corak bermacam-macam.

Acara pun dimulai. Para tamu disuguhi tarian puluhan gadis dayak di depan tribun dan panggung utama. Wajah-wajah cantik itu meliuk-liuk sambil membawa kain tenunan. Tarian tersebut menceritakan prosen menenun kain. Mulai dari menyusun benang sampai mewarnai.

Awalnya cuaca tampak cerah. Pengunjung padati tribun. Tidak peduli terik matahari. “Gawai Dayak ini merupakan agenda pariwisata daerah,” kata Ketua Panitia PGD ke 33, Andreas Lani dalam sambutannya.

Tahun ini PGD mengangkat budaya Dayak Kabupaten Sintang. Mengangkat tema ‘Melalui Gawai Dayak Kita Tingkat Soliditas dan Solideritas Sosial’. Dengan subtema ‘Seni Budaya Dayak Sebagai Perekat Hidup Berdampingan yang Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Bingkai NKRI’.

PGD diselenggarakan 20 – 24 Mei. Dimeriahkan berbagai perlombaan. Lomba busana anak, tari Dayak kreasi, lagu Dayak dewasa, melukis perisai, mengayam manik, memahat dan tato. Ada pula lomba permainan rakyat berupa gasing dan menyumpit. “Gawai ini terbuka untuk umum,” ucap Andreas.

Saat acara berlangsung langit tampak mendung. Kemudian hujan mulai turun. Akhirnya hujan turun deras.

Meskipun begitu, upacara pembukaan tetap berlangsung. Masyarakat pun masih setia menunggu Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis menabuhkan Kangkoang sebanyak tujuh kali. Sebagai tanda PGD ke 33 resmi dimulai.

Cornelis mengatakan, jangan marah pada hujan. Ini berkat. Sehingga patut disyukuri. “Banyak daerah lain tidak tidak diberi hujan,” katanya.

Ia menuturkan, organisasi dibentuk orang Dayak seperti MADN, DAD dan banyak lagi. Tujuannya untuk mempercepat pembangunan. Pembangunan pun bermacam-macam. Seperti pembangunan SDM (sumber daya manusia) dan mental spritual. “Supaya kita mampu bersaing dengan saudara-saudara kita yang lain,” sebutnya.

Cornelis berharap ke depan indeks pembangunan manusia (IPM) Kalbar semakin baik. Salah satu peningkatan itu melalui PGD. Sebab gawai tersebut menyangkut masalah pangan.

Menurut mantan Gubernur Kalbar dua periode ini, pertumbuhan penduduk dunia dan Indonesia semakin meningkat. Tidak menutup kemungkinan terjadi krisis pangan. Dia minta kepada masyarakat petani bisa hidup dan makan dari tanahnya. Makan ayam dari kandang sendiri. “Inilah salah satu tujuan kenapa ada gawai dayak ini,” ucapnya.

Selesai gawai ini masyarakat pulang ke kampung halaman masing-masing. Tidak ada lagi gawai-gawai di kampung. Semua harus turun ke sawah. Jangan sampai ada lagi ladang berpindah.

“Jadi setahun kita bisa tanam dan panen tiga kali,” imbuhnya.

Cornelis juga mengajak masyarakat Dayak mengembangkan budaya dan tradisi. Namun tidak bertentangan dengan ideologi negara, norma kehidupan bangsa serta undang-undang yang berlaku. Dengan demikian masyarakat Dayak bisa mengekspos,  menjual, menawarkan dan mempromosikan agenda PGD yang jatuh setiap 20 Mei. Bukan hanya di Sarawak, Sabah, Brunai, tetapi di seluruh mancanegara. “Sehingga mereka bisa datang ke sini,” pesannya.

Kedepan Kalbar akan hidup dari pariwisata. Sebab sumber daya alam bisa habis. Pariwisata Kalbar bisa mendatangkan pelancong  dari mancanegara dan nasional. Dengan demikian bisa menjadi sumber devisa negara dan pendapatan daerah. “Daerah bisa menghidupi, mengongkosi dari hasil pendapatan asli daerah (dari pariwisata),” tutur Cornelis.

Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar Dodi Riyadmadji mengapresiasi PGD ke 33. Karena dapat menjadi ajang pengembangan dan pelestarian adat budaya. Begitu pula dengan pawai merupakan salah satu aktivitas mencapai misi dan rencana jangka pembangunan daerah melalui gawai Dayak. “Menunjukkan etnik asli terbesar yang hidup berdampingan,” pungkasnya.

PGD memiliki keunikan sendiri. Pawai akbar dapat menjaga keharmonisan alam dan lingkungan. Dalam kehidupan sikap serta prilaku berpegang teguh pada adat dan kearifan.

Nilai luhur mengantisipasi pengaruh dari luar. Menjadi wawasan seni budaya yang bersifat nasional. Merupakan wahana apresiasi sekaligus wadah pelestarian seni budaya menuju bangsa yang adil makmur dan harmonis. “Selain memperkokoh rasa persatuan bangsa,” seru Dodi.

Sebelumnya, Kapolresta Pontianak AKBP Wawan Kristyanto memimpin apel pengamanan PGD ke 33 Tahun 2018 di Pontianak Convention Center (PCC), Minggu pagi (20/5). Dia berharap Polri lebih meningkatkan kewaspadaan selama melakukan pengamanan. Sehingga kegiatan PGD berjalan lancar.
“Tingkatkan kewaspadaan dan laksanakan pengamanan sesuai dengan SOP pengamanan, bagaimana seharusnya melaksanakan pengamanan dengan baik,” ujarnya.
Polri menerjunkan 1.047 personel. Terdiri dari personel Polda Kalbar dan Polresta Pontianak. “Kita berikan rasa aman kepada masyarakat, agar kegiatan ini dapat berjalan dengan aman dan lancar,” tambah Kapolresta.

 

Lopran: Ambrosius Junius, Rizka Nanda, Maulidi Murni

Editor: Arman Hairiadi