eQuator – Sintang-RK. Sejak sepekan terakhir, hujan mengguyur sejumlah kawasan di Kabupaten Sintang, kualitas udara pun kembali normal. Kekhawatiran terhadap kabut asap kiriman dari daerah lain juga sirna.
“Hasil uji labaratorium, kualitas udara dalam sepekan ini sudah normal,” kata Henri Harahap, Kepala BLH Kabupaten Sintang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (5/11).
Dia menjelaskan, sebelumnya kandungan partikulat di udara Sintang masuk kategori berbahaya bagi kesehatan, lantaran kadarnya sudah mencapai 1.900 newton per meter kubuk, jauh di atas ambang normal 250 newton per meter kubik. “Saat ini sudah pada kisaran 90 hingga 100 newton per meter kubik,” ungkap Hendri.
Kembali normalnya udara Sintang ini, kata Henri, tentunya atas karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. “Mudah-mudahan ke depan kondisi udara seperti tetap bertahap,” harapnya.
Henri pun mengaku tidak khawatir lagi dengan kabut asap kiriman dari wilayah lain, mengingat saat ini sudah memasuki November yang diperkikan intensitas hujan semakin tinggi. “Kita sudah masuk musim hujan. Jadi tidak khawatir lagi dengan kabut asap,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Pencemaran, Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan, BLH Sintang , Mahadum Marikan merilis hasil uji labortorium menunjukan peningkatan kandungan baku mutu udara di Sintang yang membahayakan.
Hampir seluruh kandungan udara mengalami peningatan ke arah tanda merah yang artinya tanda berbahaya seperti kandungan Sulfur, Karbon Dioksida, Nitrogen Dioksida, Ozon hingga yang paling parah yakni kandungan Partikulat yang naik menjadi empat kali lipat dari kondisi ambang mutu normal.
Kabut asap yang begitu pekat beberapa waktu lalu membuat pemerintah melibat sekolah berkali-kali. “Kita selalu melaporan hasil uji lab ini pada pemerintah,” kata Mahadum. (Adx)