eQuator.co.id – Pontianak-RK. Diguyur hujan, Kota Pontianak pun terendam, Rabu (15/2). Air menggenangi beberapa ruas jalan di ibukota provinsi, bahkan merendam rumah warga.
Di Jalan HM Suwignyo, Pontianak Barat, ketinggian air sudah di atas mata kaki orang dewasa dan menggenangi warung kopi tidak jauh dari Kantor Kelurahan Sungai Jawi. Air tidak menggenangi Jalan HM Suwignyo, karena sudah ditinggikan Pemkot Pontianak. Hanya saja jalan komplek dan gang serta perumahan warga terendam banjir.
Sementara pantauan Rakyat Kalbar, sekitar pukul 16.30 kemarin, beberapa ruas jalan di Kota Pontianak yang tergenang air salah satunya Jalan Gusti Hamzah (Pancasila) hingga Jalan Putri Candramidi (Podomoro). Pengendara roda dua dan empat melambatkan laju kendaraannya karena tingginya genangan air. Beberapa pengendara roda dua terlihat mendorong sepeda motornya yang mengalami gangguan mesin akibat banjir.
“Hujan turun dari sekitar jam dua siang,” tutur Yudi Apriandi, pegawai SPBU di Jalan Gusti Hamzah.
Kata Yudi, hingga pukul 17.00 hujan belum juga reda. “Tapi di sini (Jalan Gusti Hamzah) biasanya cepat surut. Yang agak lama surutnya itu di depan masjid (Masjid Nursalim),” ungkapnya.
Jalan komplek dan gang di kawasan Jalan Gusti Hamzah tergenang air yang cukup tinggi. Akibatnya parit maupun lubang jalan tidak dapat terlihat. Seperti di Gang Sudihati yang menghubungkan antara Jalan Putri Candramidi dengan Jalan Putri Dara Nante. Banjir menutupi seluruh permukaan jalan dan memasuki rumah warga.
“Selama ini belum pernah sampai masuk ke rumah,” ujar Aji Prayoga warga setempat. “Rumah saya hampir masuk airnya, tetangga rata-rata sih sudah terendam lantai rumahnya,” katanya.
Ruas jalan lainnya tergenang air, Jalan Alianyang, Jalan Purnama, Jalan Sultan Abdurrahman dan sebagian Jalan Gajahmada. Rumah dan tempat usaha warga juga tergenang air. Mereka pun menutup usahanya lebih awal. “Hari ini tutup awal, banjirnya tinggi,” ujar Samsudin pemilik salah satu kafe di Jalan Alianyang.
Pantauan Rakyat Kalbar tadi malam, hujan di Jalan Tabrani Ahmad, Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Pontianak Barat belum juga reda. Ketinggian air mencapai 30 Cm. Warga khawatir ketinggian air terus meningkat.
“Dari tadi siang hujannya, pelan-pelan air mulai naik. Ini pun masih turun hujan, sepertinya air tambah naik,” kata Rofik, warga Gang Lawu, Sungai Jawi.
Rofik mengaku sudah empat tahun tinggal di Gang Lawu. Baru kali ini rumahnya kebanjiran. “Biasanya hanya menggenang jalan hingga halaman saja. Baru kali ini air sampai masuk ke dalam rumah,” ungkapnya.
Rumah Rofik hanya satu lantai. Dia terlihat kelabakan mengamankan barang berharga dan perabotan rumah tangga di atas meja.
“Cemas juga dengan barang-barang kita. Semoga hujan segera reda dan air cepat surut,” harap pria 31 tahun itu.
Pantauan Rakyat Kalbar di lokasi lainnya, Gang Amalia, Komplek Hasia Permai I dan Gang Bersama 2, Komplek Graha Bumi Khatulistiwa 3, Pontianak Barat hingga pukul 20.00 tadi malam masih diguyur hujan dan air belum juga surut.
Perhatian Musrenbang
Dari sekian banyak usulan warga yang masuk dalam Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) Pontianak Barat, Selasa (14/2) lalu berkaitan dengan drainase. Bahkan minimnya drainase menjadi persoalan yang mendesak untuk segera ditangani.
“Drainase. Masih banyak yang belum terkoneksi antarwilayah. Dan itu penting sekali untuk ditangani,” kata Sepri Kurniadi, Sekcam Pontianak Barat.
Alasan krusial yang disampaikan Sepri, bukan hanya mengantisipasi banjir, tetapi juga meminimalisir potensi kerawanan musibah kebakaran. Minimal untuk langkah awal sebelum mobil pemadam tiba. Mengingat saat ini Kecamatan Pontianak Barat cukup padat penduduk.
“Kalau ada kejadian kebakaran misalnya, apabila ada drainase, maka tidak sulit cari air. Pemukiman padat, kerawanan kebakaran cukup tinggi,” ujar Sepri.
Dia mengimbau masyarakat Pontianak Barat selalu menjaga drainase yang sudah ada. Sedangkan kelurahan yang saat ini terbilang mendesak untuk dibangun drainase, diantaranya Sungai Jawi Dalam, Sungai Jawi Luar dan Sungai Beliung.
“Karena pemukiman semakin padat, maka perlu adanya penyaluran dan tata kelola sanitasi harus baik. Kadang (masalahnya), parit-parit yang ada itu ditutup. Dan itu yang menyulitkan kita,” tegas Sepri.
Selain drainase, usulan yang mendesak lainnya adalah infrastruktur jalan lingkungan atau jalan gang. Warga berharap segera ditingkatkan.
“Musrenbang ini dibagi menjadi tiga bagian, fisik, sosial budaya dan ekonomi. Untuk fisik seperti peningkatan jalan lingkungan, jalan gang, pengaspalan, tapi itu sudah tidak banyak lagi. Kalau di ekonomi, kita usulkan terkait pelatihan, permohonan bantuan usaha dan lainnya. Kalau untuk wilayah kumuh, di sini ada dua kelurahan, Sungai Jawi Luar dan Sungai Beliung, namun itu sudah tercover dalam program ‘Kotaku’,” tegas Sepri.
Sekadau Kebanjiran
Hujan deras juga melanda wilayah Kabupaten Sekadau, Rabu (15/2) malam. Beberapa wilayah pun tergenang air.
“Tadi airnya deras. Sampai meluap dan masuk rumah tetangga saya di Gang Sahabat,” ucap Adek, salah seorang warga Jalan Sekadau-Sintang, KM. 6 kepada Rakyat Kalbar, Rabu malam.
Adek yang tinggal tak jauh dari Gang Sahabat mengatakan, banjir datang secara tiba-tiba menyusul hujan lebat. Debit air anak Sungai Penyadap meluap dan mengalir ke pemukiman warga.
Akibatnya, beberapa rumah warga terendam dengan ketinggian selutut orang dewasa. Warga pun harus susah payah mengungsikan perabotan rumah tangganya agar tak terendam air.
Parahnya lagi, aliran listrik di Jalan Sekadau-Sintang juga padam total. “Sekarang hujannya belum berhenti,” ungkap Adek.
Laporan: Iman Santosa, Fikri Akbar, Abdu Syukri
Editor: Hamka Saptono