eQuator.co.id – Sandai-RK. Sabtu malam (22/10), situasi di lapangan bola Kecamatan Sandai, Ketapang, tak seperti biasanya. Ribuan orang memadati gelanggang olahraga, yang menjadi venue gelar tinju internasional Indonesia versus Timor Leste, itu.
Empat partai tinju disiapkan panitia kejuaraan menghibur publik Sandai. Sajian utamanya memperebutkan Sabuk Emas Ketua KTI Kalbar antara petinju Kayong Utara, Eiger Lamandau, berhadapan dengan fighter Pedrinho Do Rego yang berasal dari Provinsi Same, Timor Leste.
Eiger tampil luar biasa ganas sejak bel tanda ronde pertama dimulai berbunyi. Tak lama, hook kanannya telak menerpa wajah Pedrinho yang langsung sempoyongan, tersandar di ring, kemudian jatuh.
“Indonesia… Indonesia… Indonesia..,” sorak ribuan penonton menggelegar menyambut tumbangnya Pedrinho.
Namun, Pedrinho masih bisa bangkit. Hanya saja, dukungan audience yang menjadi-jadi membuat Eiger semakin galak. Pukulan bertubi-tubi dilontarkannya. Sempat bertahan dengan double cover yang super rapat, Pedrinho akhirnya kembali terjatuh setelah lagi-lagi sebuah hook kanan Eiger telak mendarat di wajahnya.
Pedrinho kesakitan. Wasit Erik Suwarno yang memandu pertarungan itupun menyatakan RSF (Referee Stop Fight) meski laga baru berjalan satu ronde. Eiger langsung salto, merayakan kemenangannya. Sejumlah panitia sontak mengerumuni Pedrinho yang hanya bisa memegang jempol kirinya dan mengatakan satu kata, “Patah”.
Usai pertarungan, Pedrinho mengakui ia tak dapat melanjutkan pertandingan. “Jempol kiri saya patah. Pukulan Hooknya (Eiger,red) masuk kena jari,” ungkapnya.
Pelatihnya, Rivo Rengkung, juga menerima kekalahan yang dialami anak didiknya itu. “Kecelakaan seperti ini bisa saja terjadi. Pedrinho kena pukulan dan jatuh. Pukulan sempat kena tangannya,” tutur dia.
Namun, ia tak kapok. Rivo menyatakan petinjunya siap revans jika diberi kesempatan di kemudian hari. “Ini bukan gelar, tapi merebutkan Sabuk Emas KTI Kalbar. Namun, harus diakui, kekalahan seorang petinju sangatlah merugikan,” terangnya.
Ketika ditemui, Eiger sebenarnya mengharapkan ‘permainan’ panjang. “Saya tidak ada niat untuk mempercepat. Benar-benar tidak menyangka secepat ini,” ujarnya kepada Rakyat Kalbar, masih di atas ring.
Ia tak menyangka pertandingan bisa sesingkat itu. “Ini hal yang tak disangka-sangka, apa saja bisa terjadi di atas Ring. Ada celah, di situ saya pukul. Dan saya menang,” tukas petinju berusia 22 tahun ini.
Ketua Komisi Tinju Indonesia (KTI) Kalbar, Adrianus Asia Sidot juga mengakui perkiraannya meleset. “Saya prediksi enam atau lima ronde berjalannya pertandingan dengan target Indonesia menang,” tuturnya. Tapi, yang pasti, ia bangga dengan kemenangan Eiger yang diasuh Ketua Sasana Kayong Utara, Damianus Yordan.
Laporan: Achmad Mundzirin
Editor: Mohamad iQbaL