eQuator.co.id-Pontianak. Berkendara off-road menggunakan sepeda motor jenis trail sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian kalangan. Keindahan alam Indonesia dan banyaknya komunitas pecinta alam memicu tumbuhnya off-roader baru untuk menjelajah dan mencari pengalaman.
Namun, kontur yang menantang membuat banyak pengendara wajib mengetahui teknik yang aman dan nyaman saat melakukan terabasan.
Safety Riding Manager PT Astra Honda Motor (AHM) Johanes Lucky memberikan beberapa tips teknik aman dan berkendara nyaman saat melakukan terabas menggunakan sepeda motor trail. Kontur jalan naik-turun dengan permukaan trek yang tak menentu, menjadi tantangan tersendiri.
”Banyak perbedaan saat berkendara off-road dibandingkan on-road. Selain wajib menguasai teknik bersepeda motor di aneka permukaan jalan, pengendara juga harus siap menghadapi tanjakan, turunan, bahkan genangan air atau sungai yang membentang,” ujar Lucky.
Lucky menjelaskan apabila melewati jalanan menurun, Lucky berpesan agar pengendara tidak terlalu fokus menggunakan rem depan. Postur tubuh disarankan condong ke belakang, diikuti pinggul yang juga lebih ditarik ke bagian belakang sepeda motor. Kedua lutut menjepit body sepeda motor untuk menjaga keseimbangan.
”Postur tubuh yang condong ke belakang membantu keseimbangan, sehingga titik berat tidak pindah ke depan yang berpotensi mengakibatkan roda belakang terangkat dan terguling ke depan. Upayakan turun dengan gigi rendah, tidak perlu buka gas, rileks atau santai dan mengikuti gerak ban belakang,” jelasnya.
Berbeda ketika pengendara menghadapi tanjakan. Posisi badan justru sebaliknya, yakni condong ke depan, atau bahkan berdiri (tetap condong ke depan).
Hal ini untuk memberikan beban lebih ke roda bagian depan. Sehingga, ketika menanjak, titik berat tidak pindah ke belakang yang berpotensi mengakibatkan roda depan terangkat dan terguling ke belakang.
Untuk kontur area yang sering ditemui saat melakukan terabas adalah melewati genangan air atau sungai. Menurut Lucky, kondisi ini juga membutuhkan teknik khusus. Jika berada dalam rombongan, pemimpin atau road captain (RC) disarankan untuk turun dari sepeda motor dan mengecek kondisi genangan atau sungai.
”Pastikan genangan atau sungai bisa dilewati motor. Menyeberang tanpa sepeda motor sambil mengecek lintasan. Jika arus tidak teralu kencang, boleh dilewati dengan kecepatan dan gigi rendah,” terang Lucky.
Saat melintasinya, sambung Lucky dan mendapati dasar sungai berbatu, satu kaki disarankan turun untuk berjaga-jaga jika hilang keseimbangan. Apabila dirasa kurang, dua kaki juga boleh diturunkan.
“Sangat tidak disarankan mengangkat kaki, karena bila hilang keseimbangan, maka saat itu pengendara tidak mampu menahan sepeda motor yang ambruk. ”Jika sudah ambruk di sungai, potensi masalah bertambah terutama pada motor, seperti kemasukan air dan sebagainya,” papar Lucky.
Selain menguasai teknik dasar, Lucky juga memberikan beberapa kiat agar berkendara off- road atau terabasan bisa diselesaikan dengan menyenangkan. Terdapat aturan tidak tertulis yang disarankan untuk dilakukan para pengendara.
Pertama, pastikan membuat rencana perjalanan (persiapan, riding gear, waktu keberangkatan, lokasi istrirahat, memeriksa kondisi motor). Lalu kedua, kontrol emosi.
”Sebaiknya hindari melakukan tindakan yang tidak perlu seperti geber-geber motor yang berpotensi mendapat masalah pada sepeda motor. Tindakan ekstrem jugaberpotensi menyebabkan cedera. Padahal, tujuannya menikmati perjalanan dan pemandangan yang menyenangkan,” ujar Hendrik.
Selanjutnya, saat berkendara bersama-sama, disarankan tidak malu untuk meminta bantuan.
“Contohnya, sepeda motor terjebak dengan rintangan di jalan, jangan memaksa dengan menggeber gas setengah kopling dan sebagainya, yang akhirnya sepeda motor menjadi bermasalah. Padahal, tim bisa membantu mengamankan atau menariknya,” kata Hendrik.
Saling support antar pengendara, menjaga keakraban, dan melakukan dengan kegembiraan, menjadikan aktivitas terabas semakin asyik dinikmati. (Ova) rilis