eQuator.co.id – UNDANGAN KH Yahya Cholil Staquf menjadi pembicara di The Israel Council on Foreign Relations berbuah kabar disinformasi. Sejumlah orang menyebut undangan itu sebagai bentuk kerja sama Nahdlatul Ulama (NU) dengan Israel. Undangan tersebut dianggap sebagai bentuk pengakuan terhadap negara Israel.
”Di saat umat Islam terluka akibat serangan Israel… Perwakilan PBNU mendatangi Israel. Kunjungan ini bentuk pengakuan terhadap negara Israel. Menyakiti hati umat Islam dan bangsa Palestina khususnya,” tulis akun Widya Rahma Wati yang banyak disebarkan pengguna Facebook beberapa hari terakhir.
Pengurus Besar (PB) NU langsung membantah hal tersebut. Melalui situs resmi PB NU, Ketua PB NU Bidang Hukum Robikin Emhas mengatakan, PB NU tak melakukan kerja sama dengan Israel. Baik secara program maupun kelembagaan. Undangan untuk Gus Yahya Staquf bersifat pribadi. Tidak dalam kapasitasnya sebagai katib aam PB NU.
”Apalagi mewakili PB NU,” ujarnya.
Robikin yakin Gus Yahya hadir untuk memberikan dukungan dan menegaskan kepada dunia bahwa Palestina adalah negara merdeka, bukan sebaliknya. Dia menduga Yahya memenuhi undangan tersebut untuk menawarkan gagasan dan memberikan harapan bagi terwujudnya perdamaian di Palestina dan dunia pada umumnya. (Jawa Pos/JPG)