HIV/AIDS Seperti Fenomena Gunung Es

ilustrasi. net

eQuator – Sambas. Fenomena gunung es tidak hanya berlaku bagi narkoba, tapi juga HIV dan AIDS. Kasus yang terungkap ke permukaan hanya sedikit dibanding jumlah yang tidak terdata. Apalagi dampaknya menimbulkan trauma, baik secara fisik, psikis, sosial, ekonomi, dan budaya.

Eka Damayanti, Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sambas mengungkapkan, setiap tahun kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sambas terus meningkat. Tahun 2000 hingga Juli 2015, KPA Kabupaten Sambas mencatat ada 298 kasus HIV/AIDS, tapi hingga Oktober 2015 telah meningkat menjadi 309 kasus. “Perlu kesadaran bersama menjaga prilaku sehat, guna mencegah HIV dan AIDS,” tegas Eka kepada wartawan, Selasa (1/12) di Sekretariat KPA Kabupaten Sambas.

Dari 309 kasus HIV/AIDS, beber Eka, sebanyak 192 kasus HIV dan 117 kasus AIDS. Hingga saat ini sudah 99 orang meninggal karena penyakit tersebut, dan yang masih hidup sebanyak 210 orang. Epidemi HIV dan AIDS menyebar di 19 kecamatan se-Kabupaten Sambas yang memiliki penduduk laki-laki sebanyak 241.968 jiwa, dan perempuan 254.496 jiwa pada tahun 2009. “Dari 309 kasus, laki-laki yang terinfeksi berjumlah 186 jiwa, dan perempuan 123 jiwa,” jelasnya.

Berdasarkan kelompok umur, ungkap Eka, penderita HIV/AIDS didominasi usia produktif, yakni 25-34 tahun sebanyak 145 kasus. Penderita umur 35-44 tahun sebanyak 77 kasus. Sedangkan usia di bawah 22 tahun sebanyak 22 kasus. “Selebihnya golongan usia 15-24 tahun 31 kasus, dan di atas 44 tahun sebanyak 34 kasus,” ungkapnya.

Sementara berdasarkan jenis pekerjaan, didominasi wiraswasta sebanyak 188 kasus, rumah tangga 74 kasus, penjaja seks 29 kasus, karyawan/karyawati 15 kasus, dan pelajar/mahasiswa 3 kasus. Sedangkan faktor resiko, jelas Eka, masih didominasi heteroseksual atau hubungan intim dengan lawan jenis kelamin. “Ironisnya, banyak ibu rumah tangga yang mendapat paparan dari suami sebanyak 57 kasus,” terangnya.

Dari segi kewilayahan (kecamatan) di Kabupaten Sambas, penyebaranya cukup merata. Dari 19 kecamatan, lima kecamatan terbesar kasus HIV dan AIDS pada tahun 2000 sampai Oktober 2015, yaitu Kecamatan Pemangkat sebanyak 137 kasus, Jawai 43 kasus, Tebas 30 kasus, Teluk Keramat 20 kasus, dan Kecamatan Semparuk sebanyak 18 kasus.

Eka mengatakan, sesuai Surat Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) RI Nomor B.73/MENKO/KESRA/IV/2014 tentang Penunjukan Kementerian Perhubungan RI sebagai Ketua Panitia Nasional Hari AIDS Sedunia Tahun 2015, kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KP.458 Tahun 2015 tentang Pembentukan Panitia Hari AIDS Nasional dengan tema Perilaku Sehat. “Kita bisa menyelamatkan diri kita dan keluarga dengan perilaku hidup yang sehat. Ingat, penyebaran virus ini sangat berbahaya, bisa dari hubungan seks ataupun narkoba,” imbaunya.

Ditambahkan Eka, Sekretaris KPA Pusat dr Kemal N Siregar dalam sambutannya mengingatkan, peringatan Hari AIDS Sedunia dilaksanakan tanggal 1 Desember 2015. “Semua sektor yang bekerja dalam penanggulangan HIV dan AIDS diimbau agar melaksanakan kampanye bersama pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS,” ujarnya.

 

Reporter: Muhammad Ridho

Redaktur: Yuni Kurniyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.