Hiburan Segar Beraroma Trump

TELANJANG. Patung tanpa busana Donald Trump di salah satu kota AS. JPNN

eQuator.co.id – Charlotte–RK.  Sejumlah polling menempatkan Donald Trump terus berada di belakang Hillary Clinton. Donald Trump mulai khawatir. Apalagi, hari H alias pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) kian dekat. Maka, bertepatan dengan kampanye perdana di bawah komando manajer baru tim suksesnya, Trump mengakui dosanya.

Kamis waktu setempat (18/8), calon presiden (Capres) Partai Republik itu mengaku menyesal telah merendahkan banyak orang lewat kata-katanya di panggung kampanye. Dia juga sadar bahwa komentar dan celotehan kasarnya melukai hati banyak orang. Meski begitu, tidak ada permintaan maaf dari Trump dalam kampanyenya di Kota Charlotte, Mecklenburg County, Negara Bagian North Carolina, itu.

”Kadang-kadang dalam perdebatan yang sengit dan perbincangan tentang banyak isu, Anda tidak bisa memilih kata-kata yang tepat atau Anda malah mengatakan hal yang salah,” kata Trump. Dia lantas mengaku tidak luput dari hal tersebut.

Sejak resmi menjadi capres Republik, tokoh 70 tahun itu justru lebih sering memantik kontroversi dengan melemparkan isu ngawur di panggung kampanye. ”Saya telah melakukan itu semua. Boleh percaya atau tidak, saya menyesalinya,” ujar taipan Manhattan tersebut.

Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa hal yang paling membuatnya menyesal adalah membuat orang-orang tertentu yang mendengar celotehannya sakit hati. Massa Republik yang berkumpul di area kampanye pun heboh. Mereka menyambut penyesalan Trump dengan tawa lebar dan tepuk tangan.

”Kita bertaruh terlalu banyak saat membahas hal seperti ini. Tapi, satu hal yang bisa saya janjikan adalah bahwa saya akan selalu berkata jujur,” tandas taipan bergaya rambut khas tersebut.

Tampaknya, dengan merendahkan diri seperti itu, Trump mendambakan simpati publik. Sebab, polling terbaru Real Clear Politics masih menempatkan Clinton sebagai juara dengan perolehan dukungan 47 persen atau 5,5 poin di atas Trump.

Dukungan publik yang tidak kunjung membaik membuat pemilik Trump Tower tersebut cemas. Sebab, dia tidak bisa lagi mengandalkan dukungan dari para elite partai yang jelas-jelas sudah terbelah.

Semakin mendekati 8 November, jumlah tokoh Republik yang mengalihkan suara mereka untuk Clinton kian banyak. Fenomena itu membuat suami Melania Knauss tersebut khawatir.

Rabu waktu setempat (17/8), Trump merombak tim suksesnya dengan merangkul Stephen Bannon dan Kellyanne Conway. Para pengamat politik dan tim pemenangan Clinton sempat menduga bahwa kehadiran dua orang baru itu akan membuat ayah Ivanka kian liar.

Sebab, Bannon dan Conway memang suka membuat sensasi. Namun, prediksi tersebut bisa jadi salah. Trump sepertinya justru melunak setelah dua orang itu bergabung.

”Bannon gemar menyebarluaskan teori konspirasi di media lewat cara yang elegan dan profesional,” kata Robert (Robby) Mook kepada MSNBC tentang chief executive tim pemenangan Trump tersebut.

Manajer tim sukses Clinton itu mengaku sudah siap menghadapi ”serangan” kubu lawan. Dia yakin, teori konspirasi dan hasutan akan lebih banyak mewarnai kampanye Trump pada masa mendatang.

Mook mengatakan bahwa ”serangan” perdana datang dari Kota Youngstown, Mahoning County, Negara Bagian Ohio, Amerika Serikat (AS). Dari panggung kampanyenya di Youngstown State University, Trump menyatakan bahwa fisik Clinton tidak mendukung pencapresannya. Taipan 70 tahun itu menyebut stamina sang mantan first lady tidak prima. Maka, dia tidak akan layak menjadi presiden.

Terkait celotehan Trump itu, Mook punya jawaban sendiri. ”Secara mental, Donald Trump tidak layak menjadi presiden,” tegasnya.

Politikus 36 tahun itu tidak sendiri. Sebagian besar warga Negeri Paman Sam pun belakangan sadar bahwa pemilik Trump Tower tersebut bukanlah sosok yang ideal untuk menjadi presiden. Bahkan, para petinggi dan tokoh berpengaruh Republik sampai mengalihkan suara mereka untuk Clinton.

Sejak pekan lalu, Trump memang tidak berhenti menyerang Clinton. Di hadapan para pendukungnya, pebisnis keturunan Jerman-Skotlandia itu memaparkan banyak hal yang tidak benar tentang istri mantan Presiden Bill Clinton tersebut. Salah satunya menyebut Clinton sebagai pendiri ISIS. Tapi, Clinton yang selalu lebih unggul dalam jajak pendapat cenderung santai.

Rabu waktu setempat (17/8) perempuan 68 tahun yang menjadi capres perempuan pertama AS itu mengomentari perombakan tim sukses Trump. Menurut mantan menteri luar negeri tersebut, masuknya Conway dan Bannon tidak akan banyak menolong suami Melania Knauss itu. Dia yakin, pemilihan presiden (pilpres) 8 November akan berpihak kepada dirinya dan Partai Demokrat.

”Donald Trump sudah menunjukkan kepada kita semua, siapa dia sesungguhnya. Dia bisa memecat dan mempekerjakan siapa pun di dalam timnya. Mereka bisa membantu pidatonya lewat teleprompter. Tapi, dia tetaplah pria yang menghina keluarga veteran perang, tidak adil terhadap perempuan, dan menghina kaum difabel,” papar Clinton. Dia juga mengkritik Trump yang tidak memublikasikan pajak pendapatan seperti dirinya.

Selain itu, dia menyebut skenario pajak yang digagas Trump hanya akan menguntungkan kaum berada. Sebab, yang paling merasakan pemangkasan pajak adalah warga AS yang kaya raya saja.

”Tidak ada Donald Trump baru. Dia tetaplah dia. Maka, jika kalian punya teman yang tergoda untuk memberikan suara mereka kepadanya, saya harap kalian bisa mencegahnya,” imbuh ibunda Chelsea tersebut.

Sementara itu, penduduk lima kota besar AS mendapatkan hiburan segar berbau Trump pada Kamis pagi waktu setempat. Yakni, patung polos Trump. Ya, patung setinggi orang dewasa tersebut benar-benar polos.

Trump hadir dalam wujud tanpa busana. Begitu muncul di salah satu sudut Kota Los Angeles, patung tanpa busana bos kasino itu langsung menarik perhatian publik. Mereka pun bergantian berfoto dengan patung tersebut.

Selain di Los Angeles, patung Trump yang mengekspos gaya rambut nyentrik dan perut buncit itu hadir di San Francisco, Seattle, Cleveland, dan New York. ”Ini wujud reaksi kami terhadap hinaan demi hinaan yang Trump lontarkan dalam kampanyenya,” kata jubir Indecline, kelompok aktivis di balik kemunculan patung-patung tersebut. Mereka bekerja sama dengan seniman bernama Ginger dalam misi itu. (Jawa Pos/JPG)